2/17/17

Resume Tantangan 10 Hari Bagian 2

Resume Tantangan 10 Hari Bagian 2

Review Materi Tantangan 10 Hari Bagian 2

 *KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN*

Dalam prakteknya ternyata ini menjadi bagian yang sangat seru yang dihadapi oleh teman-teman semua. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola komunikasi anda dengan pasangan 
yaitu :

a. Faktor Eksteropsikis ( Ego sebagai Orangtua)

Yaitu bagian dari kepribadian yg menunjukkan sifat-sifat orang tua, berisi perintah (harus & semestinya). Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dalam status ego orang tua. Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya..

contoh : Seperti tindakan menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang nurturing parent (NP). 

Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, melarang, semuanya disebut dengan sikap yang critical parent (CP). 

b. Faktor Arkeopsikis ( Ego sebagai anak-anak)
Yaitu bagian dari kepribadian yang menunjukkan ketidakstabilan, reaktif, humor, kreatif, serta inisiatif,masih dalam perkembangan, berubah-ubah, ingin tahu dan sebagainya. Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak

contoh : Dibedakan antara natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya yang bersifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.

c. Faktor Neopsikis ( Ego sebagai orang dewasa)
Yaitu bagian dari kepribadian yg objektif, stabil, tidak emosional, rasional, logis, tidak menghakimi, berkerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha untuk menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan pemecahan yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah. Dalam status orang dewasa selalu akan berisi hal-hal yang produktif, objektif, tegas, dan efektif dan bertanggung jawab dalam menghadapi kehidupan. Jika individu bertingkah laku sesuai dengan yang telah disebutkan tadi, maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa..

contoh : Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, ber¬sifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya, adalah ciri-ciri komunikasi orang dewasa.

Ketiga Ego tersebut dimiliki setiap orang, kita lihat dari caranya berkomunikasi, kalimat yang dipilih dan bahasa tubuh yang digunakan.

ANALISIS TRANSAKSIONAL KOMUNIKASI

a.        TRANSAKSI KOMPLEMENTER
jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna.

Contoh :
ketika suami meminta kita berbicara berdasarkan fakta, maka balas komunikasi tersebut dengan hal-hal yang logis.( ego dewasa)
suami : : “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?”( menggunakan data dan logika  - ego dewasa)
istri : “ayo kita  cari tahu bareng, terakhir ayah lepas arloji itu dimana? ( menggunakan e go dewasa)

b.        TRANSAKSI SILANG
terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator  tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalah¬pahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.

Contoh :
ketika partner kita mengajak komunikasi berdasarkan  ego dewasa, kita menanggapinya dengan ego anak-anak.

Suami : “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?”( menggunakan data dan logika  - ego dewasa)

Istri : “Mana kutahu, aku udah capek seharian ngurus anak-anak,  masih diminta ngurus arloji” ( menggunakan ego anak-anak )

pasti akan menyulut respon emosi.

c.        TRANSAKSI TERSEMBUNYI
jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antar¬pribadi namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya ter¬sembunyi. 

Contoh:
Seorang ibu masuk ke dalam sebuah toko untuk membeli sebuah lemari es. Sang penjual memperlihatkan beberapa merk, dengan menyebutkan harganya. Sang ibu melihat lemari es yang tinggi dan bertanya: “Berapa harga yang tinggi itu?” (ungkapan dari ego state dewasa dan mengharapkan respon dari ego state dewasa juga). 

Penjual itu kemudian menanggapi: “Yang itu terlalu mahal bagi Ibu.” Tanggapan ini memang terlihat sebagai transaksi antara ego state dewasa dan dewasa, tetapi ada unsur tersembunyi di dalamnya yang tidak jadi terumuskan, yaitu: “Ibu tidak mempunyai cukup uang untuk membeli yang mahal itu”. Kemudian sang ibu merasa tersinggung, dan memang begitulah maksud penjual itu, menyinggung perasaan sang ibu dengan mengatakan bahwa ibu itu tidak mampu membeli lemari es yang mahal. 

Menanggapi pernyataan itu, untuk membuktikan bahwa dirinya mampu membeli barang mahal itu, sang ibu lalu berkata: “Yang tinggi itu mau saya beli!”.
__________________________

Seputar Tanya Jawab Review Tantangan 10 Hari Bagian 2

Selasa, 14 Februari 2017

1.🎙🎙🎙Bunda Mila
Bagaimana cara menyelaraskan dgn pola pikir suami?Karena saya dan suami memiliki banyak perbedaan cara pandang terutama utk hal2 yg sangat prinsip. Kalau mengikuti cara suami maka akan berdampak tidak baik bagi anak2 dan keluarga. Saya menyadari bahwa pola pikir kita adalah bentukan dari pengaruh pola asuh orangtua kita dan pengalaman. Saya sudah mencoba berkali2 utk berkomunikasi dgn berbagai cara namun suami memang enggan berdiskusi (tipe latar belakang keluarga/orangtuanya pun seperti itu).

➡ Untuk bisa berkomunikasi produktif dengan suami memang perlu proses. Menyamakan pola pikir itu sedikit terlalu memaksakan. Tapi jika berusaha memahami pola pikir, itu lebih masuk akal. Perbanyak acara minum teh/ngopi tanpa kehadiran gadget, biasanya obrolan bisa.lebih mudah mengalir. Jika masih beku, maka perbanyak menulis surat. Rumus berkomunikasi untuk menyampaikan pendapat: ALRI A= Atensi, sampaikan fakta untuk menarik perhatian, L= sampaikan logikanya R= sampaikan Rasa, I=  sampaikan keinginan… setelah itu, tunggu feedback. ✅

2.🎙🎙🎙Bunda Esther
Mbak mau nitip pertanyaan.
Setiap orang memiliki pola komunikasi yang dipengaruhi oleh ego orang tua, anak2 dan dewasa. Sebaiknya sikap atau pola komunikasi seperti apa yg sebaiknya kita gunakan untuk berkomunikasi dengan seseorang yg mungkin dominan orang tua/anak2/dewasa?

➡ Seseorang yg dominan itu maksudnya, cenderung mempertahankan pendapat?

Cara berkomunikasinya menerapkan poin2 komunikasi produktif. Dg rumus ALRI (lihat no. 1). Jadi poin2 komprod memang harus dipraktekkan 1-1, supaya terlatih. ✅

Sering kali saat komunikasi dengan pasangan saya juga jadi emosi karena pasangan berkomunikasi dengan nada tinggi, seperti orang marah. Padahal mungkin bagi dia itu biasa saja. Sehingga sering kondisi tertentu nada bicara yang seperti ini malah memperkeruh suasana. ➡ Buat jeda ketika emosi sedang tinggi. Menghindar, sampai nalar kita lebih besar daripada emosi. ✅

3.🎙🎙🎙Bunda Resti
Sepertinya saya masih dalam tahap Heteronomi 😊
Dalam berkomunikasi dengan suami kadang adalah masalah sensitif yang kadang saya ragu untuk mendiskusikannya dengan suami yg akan membuat kami bisa ribut. Akhirnya saya hanya memendamnya dan memilih untuk tidak mendiskusikan dgn suami tapi jadinya saya yang berkorban sendiri. Mohon saran bagaimana cara memulai berdiskusi dengan pasangan yg lebih 'aman' tapi masalah terselesaikan tanpa ada keributan.
Tks. 

➡ (Cek jawaban 1 dan 2) ✅

4.🎙🎙🎙 Bunda Wiwit Simponi 
Assalamu'alaikum, Dear Tim fasil terima kasih atas review nya. Dr materi review yg saya tangkap ada 2 inti yaitu : faktor yg mempengaruhi dan jenis transaksi komunikasi dg pasangan dan sebaiknya kita ambil yg positif. Mhn pencerahan bgmn pengalaman tim fasil dlm mengaplikasikannya di rutinitas keseharian antara faktor yg mempengaruhi dg jenis transaksi  komunikasi terhadap pasangan?

Jazakillah khairan katsiraa 😊🙏🏼

➡ Dibawa sederhana saja Teh… teori faktor yg mempengaruhi dan jenis transaksi komunikasi, kita evaluasi setelah berkomunikasi dg oasangan. Jadi ketika berkomunikasi langsung, Saya harus menyamakan frekuensi dan mengambil sikap mindfullness. Biasanya saya awali dg clear and clarify,.kemudian rumus ALRI. ✅

5.🎙🎙🎙Bunda Ratri
Utk mendiskusikan suatu materi seringkali sy menginginkan agar suami mau membaca atau mencari bahan shg diskusi hidup, tp selalu saja beliau memposisikan diri sbg pendengar saja shg hanya muncul 1 persepsi yaitu persepsi saya. Seringkali ada rasa tidak puas krn jadi spt narasumber dan outputnya tdk jelas. Bagaimana sebaiknya saya bersikap ya bunda?

➡ Saya biasanya justru cukup senang dg suami yg hanya mendengarkan. Yang penting, di akhir family time ada clear & clarify. Dan ketika suami sedang “bercerita” atau menyampaikan sesuatu, saya juga menjadi pendengar yg baik. Dan melakukan clear & clarify. Jika ada sesuatu yg tidak dipahami atau kurang sependapat, maka disampaikan di lain waktu. Choose the right time. ✅

No comments:

Post a Comment