10/6/17

Kiat Merencanakan dan Mengelola Keuangan

🍇🍒Cemilan Rabu #8.4🍒🍇

Institut Ibu Profesional Jakarta pada tanggal 22 Agustus 2017 diundang untuk menghadiri peluncuran *Gerakan Indonesia Cerdas Finansial* Sebuah gerakan nasional yang didukung OJK guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia. IIP diundang karena pelaksana menyadari peranan ibu penting dalam mendidik anak-anak cerdas finansial sejak usia dini.
Materi yang diberikan pada seminar tersebut, dirasa pas dengan materi kita kali ini. Kami hadirkan resume seminar, semoga bermanfaat bagi teman-teman peserta kelas Bunda Sayang.

🍁☘🍁☘🍁☘🍁☘🍁☘

*Kiat Merencanakan dan Mengelola Keuangan*

Oleh bpk Eko P Pratomo

Perencanan keuangan penting dipahami setiap orang karena berdasarkan survey OJK, tingkat financial literacy Indonesia terendah dibandingkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Rendahnya literasi keuangan ini tidak hanya berdampak pada keluarga namun juga berpotensi menyebabkan krisis ekonomi suatu negara. Misalnya saja rendahnya kesadaran menabung bisa menurunkan tingkat pembangunan nasional.

Berikut 9 kiat dalam merencanakan dan mengelola keuangan.

1⃣Pentingnya memiliki mimpi.
Setiap keluarga perlu punya impian. If you lose6 your dreams, you have lost your life. Maka milikilah impian untuk keluarga kita, misalnya pendidikan tinggi, rumah, dll.

2⃣ Buat Prioritas dalam Budget Rumah Tangga
Jika pendapatan adalah 100% maka 20% atau lebih dimasukan ke pos tabungan. 40 - 70 % merupakan pengeluaran prioritas seperti biaya rumah tangga, pendidikan anak, kesehatan, sosial.
0 - 30% merupakan pengeluaran tambahan seperti hiburan atau liburan.

3⃣Miliki neraca keuangan keluarga.
Tiap keluarga perlu memahami kondisi keuangan keluarga, caranya dengan membuat data tertulis berapa aset atau kekayaan dan berapa kwwajiban / hutang.

4⃣Miliki dana darurat
Dana darurat adalah dana yang disiapkan6 stand-by untuk kondisi darurat misalnya saat kita kehilangan pendapatan, orang tua sakit, rumah bocor, dan lain lain yang bukan merupakan budget rutin.

5⃣Memiliki proteksi asuransi

6⃣Jika berhutang maka perlu memiliki management hutang yang sehat. Seperti kesanggupan bayar maksimum 30% dari pendapatan. Jangan pernah berhutang melebihi 30% ini. Kemudian perhatikan juga jangka waktunya sesuai penggunaan dana.
7⃣Hati-hati menggunakan kartu kredit

8⃣ Belajar untuk berinvestasi

9⃣ Selalu Bersyukur
Kuatkan mental merasa bersyukur atas apa yang sudah dimiliki dan perbanyak bersedekah.

Sebagai penutup, ada kalimat yang mengingatkan kita agar lebih meningkatkan kecerdasan finansial:
*"Sejak kecil kita diajarkan sekolah dan bekerja untuk mencari uang tapi kebanyakan dari kita tidak diajari bagaimana cara mengelola uang"*
-Eko P Pratomo-

_Materi ini disampaikan pada event Gerakan Indonesia Cerdas Financial, tanggal 22 Agustus 2017 di Soehanna Hall, Energy Building. Bapak Eko P Pratomo adalah pendiri Syamsi Dhuha Foundation, sebuah lembaga finansial sosial untuk   penyandang lupus_

*/Tim Buku Fasilitator Bunda Sayang Nasional/*

Aliran Rasa Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

Bismillahirrahmanirrahim..

Di level ke delapan Kelas Bunda Sayang kali ini topiknya adalah tentang Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini yang disesuaikan dengan usia anak peserta kelas. Karena Fikriy masih berusia 4 tahun dan belum mengenal dan dikenalkan tentang konsep uang, namun sudah memiliki sedikit pemahaman tentang konsep keinginan dan fungsi uang. Contoh sederhananya, jika ingin es krim, maka Fikriy akan meminta kepada ayah atau ummi untuk membelikan ke warung, membayar uang belanja sayuran kepada tukang sayur harian yang lewat di depan rumah, dan sebagainya. Sehingga di level kali ini, ummi sedikit menambah fokus kepada Maha Pengatur dan Pemberi Rezeki yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Dengan bermodalkan celengan tabungan yang sudah ada, selama 10 hari ummi mengajak Fikriy untuk membiasakan menabung berapapun jumlahnya, dengan mengucapkan bismillah semoga menjadi rejeki yang barokah. Kemudian kami juga mendiskusikan akan dipergunakan untuk apa uang tersebut. Karena masih anak-anak, cita-citanya masih berputar pada dunia mainan. Namun ada juga momen yang mengharukan ketika ummi mengajak Fikriy menyisihkan sebagian untuk orang miskin, dia bertanya mengapa orang itu ada yang miskin. Dan di sinilah kesempatan yang membuka mata hati ummi untuk menanamkan dialog ketauhidan sejak dini tentang konsep harta dalam agama Islam. Ummi bersyukur dalam kelas BunSay kali ini bersinggungan dengan topik rejeki yang banyak di antara kita yang tertipu untuk mengejarnya di dunia dengan melupakan bahwa rejeki itu sudah diatur bahkan sejak manusia berada di dalam rahim seorang ibu.

Perjalanan kami tentang konsep harta dalam Islam masih panjang dan banyak pe er yang mesti dikerjakan, terutama bagi ummi dan ayah sebagai orang tua yang harus banyak belajar kembali tentang ikhtiar menjemput rejeki dan menggunakannya dengan amanah. Mudah-mudahan ikhtiar kami membimbing anak-anak agar tumbuh imannya dalam hati bahwa rejeki itu tidak akan tertukar, namun harus ada ikhtiar dalam menjemputnya, dan menggunakannya untuk bekal di akhirat nanti, dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seperti semboyan IIP, rejeki itu pasti, kemuliaan itu wajib dicari