8/12/11

Ramadhan Mubarak!

Ramadhan Mubarak!
Ramadhan Kareem!
Marhaban Ya Ramadhan!

Suka cita menyambut datangnya bulan yang penuh kemuliaan itu terasa sangat semarak. Anak-anak yang paling keliatan gembira, soalnya bayangan menu berbuka yang sangat lezat, waktu sekolah yang lebih pendek dan tentunyaa bonus THR kalau puasa penuh hasil 'nanggok' dari orang tua dan sanak saudara yang hanya didapatkan di bulan Ramadhan itu adalah insentif yang luar biasa bagi mereka. Walaupun baru sebatas insentif materi, tapi buat saya keceriaan menyambut bulan Ramadhan ala anak-anak ini susah ditiru.

Dulu sih zaman masih sekolah, sekolah libur saat Ramadhan. Jadi fokus ke puasa dan ibadah lainnya. Selepas sahur, kalau tidak terlalu penat mata ini, dipaksakan shalat Shubuh ke mesjid dengan orang tua. Walaupun sambil terkantuk-kantuk. Apalah lagi saat imam berceramah. Lebih lagi ngantuknya. Siang karena tidak banyak aktivitas di kompleks, paling sibuk ya membantu ibu membuat masakan, aneka kue yang bisa dibentuk sesuai dengan kreativitas saya, dan menyiapkan buka untuk sore harinya. Pergi ke kota sore hari bersama ayah membeli jajanan khas kota Dumai itu luar biasa nikmatnya. Mulai dari air akar, sate padang, lamang, aneka gorengan, air kelapa .. Rasanya semua mau diangkut ke mobil. Lapar mata memang susah dikendalikan. Apalagi oleh anak kecil. Dulu saya yang paling sering diminta menemani ayah ke kota.
Malamnya selepas buka, siap-siap taraweh. Naik sepeda dengan kakak. Bagi jamaah perempuan, melintasi area tempat wudhu yang merupakan sarang jemaah laki-laki mulai dari teman dan kakak kelas adalah rintangan tersendiri. Macam mana tidak. Dipanggil-panggil namanya bagi jamaah perempuan yang cantik, disuit-suitin, sampai sengaja disenggol sampai wudhunya batal (hingga harus wudhu lagi), dan aksi-aksi nakal khas anak Melayu lainnya adalah keusilan yang tidak terelakkan. Untunglah, saya jauh dari cantik. Tak termasuk korban jadinya.

Yang paling seru adalah saat taraweh. Ada penjaga mesjid yang sangat garang. Kami yang bandel dan suka tertawa-tawa ni sering kena getahnya. Mulai diancam dari masuk neraka, dicubit, sampai di-hushhh oleh sang ibu keturunan Arab, tapi memang menasihati anak kecil itu tak bisa kalau dengan ancaman. Yang ada semakin keras tertawa terkikik-kikik.
Kalau diingat-ingat Lagi, betapa besarnya pahala ibu tu yang terus berusaha menertibkan anak-anak yang tak tau diam kalau sedang shalat.

Banyak kisah khas Ramadhan yang kita bawa hingga dewasa. Kenangan Ramadhan itulah yang menjadikan bulan ini begitu berwarna. Penuh cerita.

Ramadhan mungkin adalah bulan yang diciptakan Allah yang sangat istimewa, dimana semua amal kebaikan dilipatgandakan pahala olehNYA. Alhamdulillah, diberikannya kesempatan untuk kita bertemu dengan bulan seribu bulan tahun ini..
Semoga kita termasuk ke dalam orang yang sangat bahagia menyambut Ramadhan.. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beriman.

Wallahu'alam