2/17/17

Resume Review Tantangan 10 Bagian 1

Resume Review Tantangan 10 Bagian 1
Senin, 13 Februari 2017
🎉🎉🎉

*_Review Tantangan 10 Hari_*
_Materi Bunda Sayang #1 :_
_Institut Ibu Profesional_
*KOMUNIKASI PRODUKTIF*

Pertama, Kami ucapkan selamat kepada teman-teman yang telah melampaui tantangan 10 hari dalam berkomunikasi produktif, dinamika yang terpancar dalam tantangan 10 hari ini sungguh beragam. Mulai dari memperbincangkan hal teknis sampai dengan tantangan nyata komunikasi kita dengan diri sendiri, dengan pasangan dan dengan anak-anak. Mungkin beberapa diantara kita tidak menyadari pola komunikasi yang terjadi selama ini, tetapi setelah mengamati dan menuliskannya selama 10 hari berturut-turut dengan sadar, baru kita paham dimana titik permasalahan inti dari pola komunikasi keluarga kita.

*KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI*

Dari “TANTANGAN 10 HARI” sebenarnya kita bisa melihat pola komunikasi dengan diri kita sendiri, bagaimana kita memaknai satu kalimat di atas. Limit yang kita tentukan bersama di tantangan ini adalah 10 hari, maka kita bisa melihat masuk kategori tahap manakah diri kita :

a. Tahap Anomi : Apabila diri kita belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, belum mulai menulis tantangan 10 hari satupun, karena mungkin belum memahami makna dari sebuah konsistensi.

b.Tahap Heteronomi : Apabila diri kita sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, tapi belum konsisten. Kadang menuliskannya, kadang juga tidak. Hal ini karena dipicu oleh pemahaman dan mendapatkan penguatan dari lingkungan terdekat yang membentuk opini dan persepsi sendiri.

c. Tahap Sosionomi : Apabila diri kita sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, dan sudah mulai konsisten. Menjalankan tantangan tepat 10 hari. Hal ini karena dipicu sebuah kesadaran dan mendapat penguatan dari lingkungan terdekat.

d. Tahap Autonomi : Apabila diri kita terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten, tidak  hanya berhenti pada tantangan 10 hari, anda terus melanjutkannya meski tidak ada yang menyuruh, tidak ada yang menilai. Berkomunikasi produktif sudah menjadi budaya dalam kehidupan anda.
“10 Hari” adalah Limit terendah kita, hal tersebut hanyalah sebuah tetapan untuk mempermudah tercapainya sebuah tujuan.

Maka komunikasi kita dengan diri sendiri harus bisa terus mengupgrade limit tersebut. Dari sekarang kita harus paham benar bahwa limit kita adalah unlimited. Tidak ada yang mampu membatasi kita kecuali diri kita sendiri. Dengan konsep tersebut maka tidak ada yang tidak mungkin. Tentukan limit anda setinggi mungkin untuk diraih dan selalu diperbarui. Kuncinya adalah komunikasi produktif dengan diri sendiri.

_The greater danger of most of us is not that our aim is too high and we miss it, but it is too low and we reach it_ – Bahaya besar bukan karena kita mempunyai target tapi tak mampu mencapainya. Akan jauh lebih berbahaya jika kita mempunyai target yang terlalu rendah dan kita berhasil mencapainya – Michael angelo
______________________

Seputar Tanya Jawab Review Tantangan 10 bagian 1
🎉🎉🎉🎉🎉
1⃣  🎙🎙🎙 Bunda Resti
Sepertinya saya masih dalam tahap Heteronomi 😊
Dalam berkomunikasi dengan suami kadang adalah masalah sensitif yang kadang saya ragu untuk mendiskusikannya dengan suami yg akan membuat kami bisa ribut. Akhirnya saya hanya memendamnya dan memilih untuk tidak mendiskusikan dgn suami tapi jadinya saya yang berkorban sendiri. Mohon saran bagaimana cara memulai berdiskusi dengan pasangan yg lebih 'aman' tapi masalah terselesaikan tanpa ada keributan.
Tks
Jawab :
Bunda Resti, kurang lebih saya pernah mengalami hal yang sama. Saya takut mengkomunikasikan sesuatu dengan suami karena adanya kekhawatiran akan menimbulkan konflik. Hal ini masih erat hubungannya dengan komunikasi dengan diri sendiri. Adanya pengalaman buruk (trauma masa lalu) bisa jadi penyebabnya. Hypersensitif juga bisa jadi penyebabnya. Konflik yang dipendam terus menerus lama2 akan menjadi bomb waktu yang bisa meledak kapan pun. Pelajari teknik acceptance (penerimaan). Terima (ikhlas) dengan apa yang kita rasakan.
Tekhnik mudahnya :
Katakan pada diri sendiri "ok (baiklah) saya terima kalau saya takut bicara......"
"Ok, saya memang sakit hati...."
"Ok, saya kecewa..."
Bahkan saat kita menolak perasaan kita, tetap kita terima.
"Ok, saya terima kalau saya menolak untuk menerima..."
"Ok, saya marah..."
Jeda sejenak sambil tarik nafas dalam, kalu muslim bisa mengucap astagfirulloh, baca taawudz, berwudhu, atw bahkan sholat 2 rokaat.
Cmiiw

2⃣ 🎙🎙🎙Bunda Nira
pertanyaan
Selasa-Rabu, 14-15 Februari 2017
Terkdang targetn yang sudah komunikasi kan dan disepakati dengan keluarga menguap begitu saja,  karena suhu emosi, semangat,  dan aktivitas yang berbeda tiap anggota keluarga. 
mungkin bagi kita target itu rendah tapi bagi anggota yang lain terlalu tinggi atw tdk prioritas...

Senin, 13 Februari 2017
bagaimana aplikasinya menyamaka persepsi yang ringan dan mudah agar kita punya kesamaan target dan prioritas
Jawab :
Bunda Nira, pastikan bukan bunda yang menentukan target, tapi sepakati bersama target yang ingin di capai (kalau itu adalah target keluarga)
Caranya sering ngobrol atw berkomunikasi, sampaikan apa yang kita inginkan bukan yang tidak kita inginkan.

3⃣ 🎙🎙🎙Marie
Gimana caranya bangkit dari pikiran2 yang negatif tentang diri sendiri, di waktu kejadian? Misalnya ada suatu kejadian yg membuat kita jadi ga pede atau sedih, dan akhirnya membuat kita jd underestimate kemampuan diri kita sendiri.
Jawab :
Bunda Marie, teknik acceptance juga bisa digunakan dalam hal ini, maafkan diri sendiri.
Tuliskan kata2 motivasi yang bunda anggap bagus dan menarik di dinding yang mudah terbaca.
Kenali IC (inner child) kita, dan berkomunikasilah dengan dia.
Bisa di googling cara berkomunikasi dengan IC.

4⃣ 🎙🎙🎙Bunda Ardiani putri
Mengenai komunikasi dengan diri sendiri, saya adalah orgnya yg introvert semua permasalahan, unek2, saya pendam sendiri sehingga memberikan beban stress tersendiri bagi saya. Belum lagi sikap perfeksionis. Lagi-lagi saya meminta nasihat untuk bisa lebih lapang dada terhadap keadaan sekitar yang tak sesuai dengan harapan saya. Tks
Jawab :
Bunda Ardiani...
Perlu latihan yang cukup panjang, dan kesungguhan untuk menangani hal ini.
Jika memang tidak berani mengungkapkan perasaan pada orang lain, cukuplah Allah sebagai tempat kita mengalirkan rasa (curhat) dan memohon pertolonganNya atas segala tantangan yang ada dihadapan kita.
Untuk sikap perfeksionis, belajarlah melepaskan harapan kesempurnaan kita, jangan digenggam terus menerus. Karena hanya Allah lah yang Maha Sempurna.
Lagi2, latihan tekhnik acceptance.

5⃣ 🎙🎙🎙Bunda Ika (ardaniya rizka)

Saya sering berkomunikasi dengan diri pribadi. Saya perhatikan, masih banyak kalimat-kalimat negatif yang berseliweran di otak dan sering keluar melalui juga jadinya. Sudah dijaga agar positif, tapi refleks negatifnya masih muncul. Saya amati dari komunikasi anak saya, masih sering muncul kata susah. Misalnya: "itu kan susah, Mi." Atau "susah banget". Berkaca dari situ, saya mulai belajar untuk berubah. Minimal, sayanya tidak berpikir negatif. Bagaimana caranya agar selalu positif ya?
Jawab:
Bunda ika, berbagai buku sudah saya baca agar mempunyaki pikiran yang positif, tapi ternyata yang paling penting itu adalah perasaan kita yang positif (positif feeling). Rasa bahagia, bersyukur, itu kunci pertamanya.
Kata kunci untuk hati yang ikhlas ada 5, yaitu:

Syukur-sabar-fokus-tenang-bahagia

6⃣ 🎙🎙🎙Bunda Eka
Bagaimana jika saat ini saya masih berada di tahap anomi? langkah apa yang harus dilakukan untuk berada ditahap selanjutnya?
Jawab :
Bunda Eka, langkah pertama yang harus dilakukan adalah tekadkan diri untuk mulai belajar memperbaiki mulai dari langkah yang paling mudah, misal: merubah kata "tidak bisa" menjadi "bisa!"
Segera berubah, dan jangan tunda lagi.

InsyaAllah bisa...💪

7⃣🎙🎙🎙Bunda Wiwit Simponi
Assalamualaikum , terimakasih ibu Septi & Bunda2 Tim Fasil,saya suka sekali dg materi komunikasi produktif ini. Challenge 10 hr ini saya lalui dg tahapan : berawal dr forum komunikasi diri sendiri,pasangan,anak kemudian 1 keluarga.
Utk tahap pertama Komunikasi dg diri sendiri :
Mhn saran dr tim fasil,apakah sebaiknya ada waktu khusus yg rutin komunikasi dg diri sendiri?.
kalau saya biasanya selepas sholat shubuh, salah satu komunikasi dg diri sendiri dg membaca doa utk niat menjalani hari ini harus lebih baik&berkah dari hr kmarin.
Mhn Ilmu yg bermanfaat,Rezeki yg berkah dan amalan yg diterima. Menjadikan saya lebih bersemangat.
Apakah menurut tim fasil teknik tsb sdh benar& dikategorikan komunikasi produktif dg diri sendiri?.
Jazakillah khairan katsiraa 😊🙏🏼
Jawab :
KEREN SEKALI bunda Wiwit....👍😘😍
Mungkin bisa jadi referensi bagi teman2 disini.

8⃣ 🎙🎙🎙Bunda Nurul
Ikut nanya ya bun,  terkait dengan komunikasi dengan diri sendiri.  Saya seringkali berkomunikasi dengan diri sendiri tentang apa yang telah saya ucapkan kepada orang lain,  terutama anak dan suami yang sering berinteraksi.  Secara teori saya paham sebaiknya seperti apa,  namun kadang kala situasi dan kondisi reaksi saya ketika menghadapinya menyebabkan komunikasi yang tidak  diharapkan.  Setelah terucap,  saya suka merasa menyesali kenapa tadi bicara seperti itu.  Bagaimana ya caranya agar kita lebih bijak dalam berkomunikasi produktif terutama pada situasi yang memancing emosi supaya  tidak  reaktif.
Jawab :
Bunda Nurul, gunakan tekhnik jeda dengan menarik nafas dalam dan mengucap istigfar atw taawudz setiap kali emosi negatif muncul.

9⃣ 🎙🎙🎙Bunda silvia
Mau titip pertanyaan.
" apa yg harus dilakukan ketika sisi perfeksionis muncul,tapi dlm realita nya sulit utk mencapai target dan konsisten krn faktor luar ( misal kmrn utk tantangan 10 hari, krn pindahan, sehingga ritme dan kondisi berubah drastis, atau sakit,dst)  sehingga yg muncul adalah feeling guilty pd diri sendiri.
Jawab :
Bisa dengan menggunakan teknik melepaskan harapan dan menerima kenyataan (acceptance)
Mengimani semua rencana dan ketetapan Allah adalah yang terbaik untuk kita.
Manusia harus mempunyai planing dalam hidupnya (proses) tentang hasil biarlah Allah yang menentukan.
Maka nikmatilah prosesnya.
Sekali lagi,
Gunakan tahapan : syukur-sabar-fokus-tenang-bahagia

🔟🎙🎙🎙Bunda Hilma
Komunikasi dg diri sendiri terkadang dipengaruhi oleh fikiran dan perasaan kita yaa.. Gimana yaa supaya keduanya bisa selaras? Misal, fikiran sdh berfikir, "hal ini manfaatnya baik untuk saya A,B, C dst. Harus dijalani dengan semangat!", tapi perasaan qta masih belum "setinggi" fikiran qta. Misal masih terlena dg keadaan, masih ada perasaan enggan, dsb. Bagaimana tipsnya spy saling selaras yaa agar self talk yg tercipta lebih sehat dan produktif?
Jawab :
Bunda Hilma, tantangan bagi banyak orang ya hal seperti ini...saya pun masih dalam proses belajar.

Banyak hal yang mempengaruhinya.

Dari berbagai kajian, mulai sari cara berpikiran positif, teori quantum ikhlas, kajian tazkiyatunnafs, mengenal jerat2 syetan, mindfulness. Banyak pelajaran yg bisa diambil. Tapi satu yang benar-benar bisa kita aplikasikan dengan baik adalah tuntunan hidup Rasulullah saw sehari-hari. Melakukan adab sehari2 mulai bangun tidur hingga tidur lagi, pola makan, kebiasaan mengucap istigfar (100 kali perhari), dzikir, doa, dan aktivitas lainnya....

Maka berbagai teori akan kalah.

Apalagi setelah mengenal jerat2 syetan, doa2 yang sering kita lupa mengucapkannya, secara tidak langsung mempengaruhi keadaan emosi kita. (Kita mudah kesambet, bahasa kasarnya mah 😅)

No comments:

Post a Comment