2/20/17

RESUME MATERI DAN TANYA JAWAB📚 KULWAPP SESI 2, MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

📚RESUME MATERI DAN TANYA JAWAB📚
KULWAPP SESI 2, MELATIH KEMANDIRIAN ANAK
KELAS BUNDA SAYANG IIP DEPOK
SENIN, 20 FEBRUARI 2017, PUKUL 20.00-21.00

🔆Narasumber : Ai Santiani
🔆 Host         : Ardaniya Rizka
🔆Co-Host & Notulis : Tantia Kurniawati

MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita madih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?

☘Usia 1-3 tahun
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
✅Toilet Training
✅Makan sendiri
✅Berbicara jika memerlukan sesuatu

🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :
👨👩👦👦 Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
👨👩👦👦 Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
👨👩👦👦Komitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
Aturan berbicara :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

Aturan bermain:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudaj tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

☘Anak usia 3-5 th
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :
👨👩👦👦Hargai keinginan anak-anak
👨👩👦👦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
👨👩👦👦 Terima ketidaksempurnaan
👨👩👦👦 Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
👨👩👦👦 Berbagi peran bersama anak
👨👩👦👦 Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus.Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

☘Anak-anak usia sekolah
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, mka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

⛔Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

🔑Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah
👨👩👦👦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
👨👩👦👦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri
👨👩👦👦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
👨👩👦👦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
✅Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
✅Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

☘Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:
1⃣Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2⃣Ketrampilan Literasi
3⃣Mengurus diri sendiri
4⃣Berkomunikasi
5⃣Melayani
6⃣Menghasilkan makanan
7⃣Perjalanan Mandiri
8⃣Memakai teknologi
9⃣Transaksi keuangan
🔟Berkarya

☘3Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1⃣Konsistensi
2⃣Motivasi
3⃣Teladan

Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?

☘Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak
1⃣Rumah harus didesain untuk anak-anak
2⃣Membuat aturan bersama anak-anak
3⃣Konsisten dalam melakukan aturan
4⃣Kenalkan resiko pada anak
5⃣Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak.Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita

Salam,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber bacaan:
Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014
Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara
Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi

??? SESI TANYA JAWAB ???
1⃣Bunda Suci
Assalammu'alaikum...
1. Anak pertama saya saat ini usia 5 tahun, alhamdulillah sudah bisa mandiri untuk beberapa hal. Hanya saja yang paling sulit itu untuk mengajaknya makan sendiri. Dia agak sulit makan. Tapi alhamdulillah sudah seminggu-an ini, tepatnya sejak ulang tahunnya yg ke-5, dia berusaha makan sendiri. Karena kami sudah membuat kesepakatan2 plus konsekuensinya jika tidak dilakukan. Tapi ketika dia makan sendiri, apa yang dimakan jadi lebih sedikit dibandingkan ketika disuapin. Dia juga jd milih2 makanan yang dia sukai saja. Untuk sayuran jadi berkurang. Dulu ketika disuapin memang saya paksakan untuk makan sayur. Bagaimana ya menyiasatinya? Supaya dia tetap bisa makan mandiri tapi apa yang dimakan cukup untuk memenuhi gizinya.
2. Sejauh mana keterampilan dasar yang harus dimiliki anak usia 5 tahun dalam menghasilkan makanan dan memakai teknologi? Untuk teknologi, anak saya baru seputar bermain game edukasi di hape dan laptop. Itupun hanya dapat jatah di weekend selama 30 menit untuk bermain hape dan jatah bermain laptop 1 jam setiap hari. Biasanya dia main puzzle atau game edukasi yang sudah saya install. Apakah bermain/dapat mengoperasikan gadget termasuk keterampilan dasar dalam memakai teknologi? Atau ada hal lain yg dimaksud?
Terimakasih        
Jawab :
Waalaikumussalam...
1. Bunda Suci, hal ini juga masih merupakan PR besar buat saya dalam menghadapi anak saya (3,5 th) yang picky eater. Oleh karena itu saya baru bisa berbagi tentang catatan pribadi saya dari langkah2 kecil yang harus saya jalani dalam menghadapi tantangan ini, semoga bisa memberikan pencerahan.
Langkah2 yang harus saya lakukan:
a. Memupuk kepercayaan diri saya bahwa saya bisa menghadapi tantangan ini, dan memohon kepada Allah untuk senantiasa membimbing saya dalam prosesnya.
b. Meyakinkan diri bahwa Allah Sang Maha mencukupi gizi kita semua, termasuk anak kita.
c. Memberikan kepercayaan kepada anak saya bahwa dia mau dan mampu menghabiskan makanan yang kita sajukan.
d.  Terus belajar memodifikasi makanan, mengolah makanan dalam berbagai bentuk, hingga tampak menarik.
e. Membuat suasana makan semenarik mungkin, diawali dengan mengelola perasaan diri dengan bahagia, ceria, antusias (gamifikasi) sampai memodifikasi tempat makan, misal : dengan acara makan di kebun, ditaman. Bisa dengan roleplay (bermain peran seperti saat makan di restoran), dsb.
f. Melibatkan anak saat memasak dan mengolah makanan.
g. Bercerita (membacakan buku)/menonton film edukasi bersama anak tentang manfaat berbagai macam makanan bagi kesehatan.
h. Memberikan apresiasi setiap keberhasilan anak memakan makanan yang kita sajikan.
Banyak juga ternyata poinnya ya 😅 ✅
2. Sesuaikan dengan kemampuan anaknya saja bunda Suci, tidak perlu memberikan target, apalagi memaksakan, terutama dalam penggunaan gagdet. Dalam memandu kemandirian anak ini kita perlu have fun. Pandanglah anak kita sebagai anugrah terindah dengan berbagai ragam keunikaannya, dengan penuh rasa syukur. ✅ 
            
2⃣Bunda Azay
Assalamu'alaikum...
Sampai saat ini anak sy 4y6m sudah bisa toilet training khusus BAK, berpakaian sendiri, dan makan sendiri, tp dia tetep kekeh untuk tetap dipakaian, disuapi dll krn anak sy merasa klo melakukan semuanya sendiri bearti ortu udh ga sayang lagi kpd dia. Bgmn cara merubah cara pandang anak sy tsb, apakah treatment yg hrs sy lakukan?
Terima kasih
Jawab :
Waalaikumussalam bunda Azzay,
Mengutip pesan dari bu Septi tentang memandirikan anak ini :
kunci anak usia 1-3 tahun dalam melatih kemandirian adalah membersamai mereka dalam berproses, bukan menggegasnya atau membuatnya tergesa-gesa.
Contoh ketika proses 6 bulan pertama anak-anak harus sudah belajar makan sendiri, maka yang saya lakukan adalah bermain restoran-restoran setiap hari, sehari 3 kali, saat jam makan saya setting ruangan, kemudian anak-anak pakai piring kecil-kecil, saya makan bersama mereka. Belepotan kemana-mana, bahkan dilemparlempar nasinya, saya minta mereka untuk membersihkannya sendiri, saya hanya memberi contoh cara yang benar da selalu pasang muka senyum, karena saat itu saya sedang menjadi pramusaji di sebuah resotran, customer saya anak-anak.
Perbedaannya hanya, saya tidak mau membersihkan apa yang sudah mereka berantakin.
6 bulan penuh dinamika, setelah itu merdeka. Indikatornya apa? saat makan di restoran beneran, selalu bisa pesan makanan fresh, tidak lagi menunggu sisa anak, kalau nggak habis.
Mantra ajaib yang saya lakukan ke anak-anak waktu itu adalah:
"Kalau makan masih disuapin, ibu meninggal, kamu ikut meninggal"
kalimat ini saya berikan saat mereka usia 1-3 th, sampai hari ini masih melekat di benak anak-anak
ini pentingnya disiplin positif, karena kesadaran, bukan karena rasa takut dan kewajiban yang harus mereka tunaikan ✅

3⃣Bunda Icha
Assalamualaikum...
Bagaimana caranya mengajarkan anak untuk konsisten dengan manajemen waktu. Terkadang peraturan yg sudah disepakati dilanggar, terlebih di pagi hari dimana suasana rumah biasanya hectic.
Terimakasih😊🙏    
Jawab :
Waalaikumussalam...
Bunda Icha, untuk manajemen waktu, berarti anaknya sudah memasuki usia sekolah ya?
Langkah pertama, pastikan kita (orang tua sudah menjalankan manajemen waktu dengan baik.
Lalu, Kenalkan anak dengan manajemen resiko, misal: kalau terlambat bangun, bisa terlambat berangkat k sekolah dan tertinggal mata pelajaran awal.
Cat: tdk perlu jadi alarm (yang menasihati/mengingatkan berulangkali, cukup sekali tapi tegas)
Kalau anak tidak menurut, biarkan merasakan sendiri apa akibatnya bila dia terlambat.
Sebagai pengganti nasihat, gunakan cerita pengalaman sendiri, misal : "dulu ibu pernah tertinggal buku PR, karena ibu terburu-buru saat berangkat sekolah dan tidak menyiapkannya dari semalam, akibatnya ibu dihukum sama pak guru. Jadi mulai saat itu, ibu tidak mau terlambat bangun dan selalu menyiapkan apa2 yang harus dibawa k sekolah sebelum tidur"✅ 
               
4⃣ Bunda Laela
Di tahap kemandirian anak anak saya berpola sama antusias untuk mandiri di usia 1-3 tahun dan mulai sering menurun di usia 4-5 tahun dan mulai mandiri lebih baik lagi di usia 5 tahun
untuk anak pertama kasusnya punya adek di usia 3,5 thn, analisa saya sementara mkn dia iri ingi. Dilayani seperti adek bayi nya
Untuk anak kedua sampai usia 4 thn ini blm punya adek tapi berpola sama denhan kakak nya tapi belum tau kelanjutan nya untuk umur 5 tahun nanti, apakah itu hal yg alami atau ada keesalahan dalam melatih kemandirian?       
Jawab:
Bunda Laela, 3 kata kunci dalam memandu kemandirian anak yang diperlukan orang tua adalah:
1. Konsistensi -> tetap pada kesepakatan awal, tidak berubah-ubah (kadang ketat kadang longgar)
2. Motivasi -> menjelaskan manfaat mandiri, misal dengan dongeng, membacakan buku cerita, menonton vidio edukasi bersama2.
3. Teladan -> memberikan contoh. Sebelum memandu kemandirian anak, silahkan tengok diri kita sendiri apakah sudah termasuk orang tua yang mandiri?
=> silahkan cek bagian manakah yang kita lewatkan dalam memandu kemandirian anak kita tersebut. ✅      
        
5⃣Bunda Hesty
Assalamualaikum wr wb...
Saya sudah berusaha melatih kemandirian anak saya sedini mungkin.Di usia kurang dr 2th dia sudah tampak cukup mandiri.Makan sendiri lanjut meletakkan alat makannya di tempat cuci piring,ambil minum sendiri,buang sampah dtempatnya,merapikan mainan,dll.Semua dia lakukan tanpa disuruh.Tapi menjelang usia 3th saya melihat ada kemunduran.Makan minta disuapin,tdk mau beberes,sering buang sampah sembarangan,bahkan jadi sering ngompol lagi.Sampai sejauh ini saya masih belum memahami apa yg membuatnya seperti itu.Sementara tak ada hal2 atau kejadian2 drumah yg cukuo brpengaruh menurut saya.Mohon pencerahannya.Trimakasih        
Jawab :
Waalaikumussalam...
Alhamdulillah, selamat bunda Hesti yang sudah berusaha memandu kemandirian anak sejak dini.
Anak usia 3 tahun, otaknya semakin berkembang, rasa ingin tahunya juga semakin berkembang. Apalagi disertai dengan ego (individualitas)nya sedang tinggi. Dia selalu ingin mencoba hal2 baru yang diluar kebiasaannya, dia ingin melihat reaksi orang tuanya dengan berbagai tingkah lakunya, malihat mana yang lebih memancing perhatian orang tua nya. Oleh karena itu, saat mereka melakukan kesalahan (menurut kita) dan kita bereaksi (lebih memperhatikannya: misal dengan marah, teriak, ngomel2, dsb) mereka cenderung melakukannya lagi.
Jadi perlu diingat, lakukan apresiasi saat melakukan kebaikan dan kalem saat mereka melakukan kesalahan. ✅          
   
6⃣ Bunda Adriyani
Assalamualaikum...
Sbnrnya saya butuh disemangati untuk melakukan toilet training untuk anak saya 21m. NO ART dan toilet training anak sungguh menguras tenaga untuk ganti celana, ngepel lantai, cucian menumpuk sehingga pekerjaan terbengkalai. Mohon nasihatnyaa untuk menguatkan ☺
Jawab :
Waalaikumussalam...
Memang butuh stok sabar, saat toilet training ini.
Langkah pertama tentunya persiapkan diri kita dengan resiko2 yang bunda Adriyani sebutkan diatas. Siasati untuk mempermudah, seperti untuk lap air kencing saya pakai kanebo yang daya serapnya tinggi dan mudah dicuci. Siapkan jadwal pup dan pee anak kita. Jangan pernah memarahi anak saat anak ngompol/pup sembarangan, tetap berikan senyum dan katakan "bunda percaya, adek bisa pup/pee di kamar mandi, lain kali bilangnya atw pegang perut/kemaluan (berikan contoh) saat mau pup/pee."
Berikan kepercayaan penuh kalau anak kita pasti bisa.
Jangan lupa berikan apresiasi saat anak kita pup/pee di kamar mandi. ✅     
                
7⃣Bunda Mila
Assalamualaikum ...
Ketika saya melatih kemandirian anak misalnya mandi sendiri atau gosok gigi, kadang2 anak mandi/gosok gigi kurang bersih, apa sebaiknya saya sekali2 masih mengawasi atau ikut memandikan/menggosok giginya atau saya biarkan saja karena itu proses belajarnya? 
Jawab :
Waalaikumussalam...
Bunda Mila, berikan kepercayaan kepada anak kita kalau mereka bisa mandiri. Dampingi dan lakukan secara bertahap. Misal diawal, kita yang memberikan contoh (misal gosok gigi bersama-sama, lalu mulai percayakan untuk melakukannya sendiri, boleh dicek kebersihannya, setelah beberapa hari baru dilepaskan dan percaya saja. ✅      
              
8⃣Bunda Ika Puspita
Bagaimana efek jangka panjang mengenai pemberian hadiah sebagai apresiasi anak sdh melakukan tugasnya?     
Jawab:
Pemberian hadiah memang tidak dianjurkan untuk setiap prestasi. Berikan apresiasi dengan pelukan, kecupan, expresi bahagia, ucapan : "selamat ya.. adek bisa!" "Adek keren...👍"
Boleh memberikan hadiah dengan kesepakatan misal kalu memakai papan bintang, setelah mendapatkan 10 bintang, adek mendapatkan eskrim. ✅         
       
9⃣ Bunda Nira
Bagaimana mendidik kemandirian anak-anak yang masih pakai khodimat?
Jawab :
Bunda Nira, ada pertanyaan yang mirip di grup fasil, dan ini jawaban bu Septi :
nah ini, munculnya ART biasanya akan menjadi kendala saat kita melatih kemandirian anak. maka saat saya harus mengambil ART, maka saya sampaikan dulu ke anak-anak tugas dan wewenang ART di rumah apa saja? Maka selain hal tersebut, anak-anak tidak boleh memberikan tugas ke ART.
Dan ART pun saya ketatkan untuk menjalankan tugas sesuai apa yang sudah tertulis saja, dan tega untuk tidak cepat-cepat membantu anak-anak.
Maka biasanya saya ambil ART untuk keperluan rumah tangga kantor, kalau rumah tangga pribadi hanya sekali-kali minta bantuan.
Bahkan sekarang kami di Lebah Putih melatih kemandirian anak-anak secara massal, TIDAK ADA OFFICE BOY di sekolah kita yang bertugas bersih-bersih sekolah. Apa yang terjadi-jadi? anak-anak sangat mandiri, sampai sekolah, yang bertugas di kamar mandi langsung ambil peralatan kamar mandi, yang di halaman langsung ambil sapu dll. Dan selama bertugas mereka sangat bertanggungjawab untuk melatih temannya.

DISKUSI TAMBAHAN
1⃣ Tambahan jawaban Pertanyaan Bunda Icha dari bunda Swastihayu
saat forum keluarga kemaren, kami membuat kesepakatan bersama, apa saja hak dan kewajiban anak (usia 8 tahun)
misalnya:
- kalau mau diantar ayah, berangkat sekolah maksimal jam 7.15, lebih dari itu, silahkan berangkat sendiri (tantangan terberat pertama kali adalah saat anak melanggar kesepakatan. kemaren yang kami lakukan hanya konsisten dan tetap memegang teguh peraturan. terlambat masuk kelas adalah konsekuensi yang harus ditanggung sendiri oleh anak)
untuk manajemen waktu, biasanya sudah kusiapkan malam hari sebelum tidur (diberlakukan untuk anak usia 8 & 6 tahun)...
- diusahakan anak2 tidur sebelum jam 9 malam (siang hari memang sengaja diajak beraktifitas)
- saat mau tidur, ada "kesepakatan bersama"; misalnya:
besok pagi bangun jam setengah 5 ya,, kira kira mau dibanguninnya seperti apa?
aku mau bangun tidur digorengin french fries dong bun atau >besok gorengin cireng dong bun
- pada saat yang sudah disepakati, jam 4 lebih seperempat, aku siapkan request, lalu bangunin anak2:
_siapa yang mau makan cireeng? atau french fries-nya sudah siap tuh, enak banget masih anget, makan yuuk _
insyaallah lebih mudah karena tidak ada emosi yang terlibat.
- setelah mereka bangun dan selesai beribadah, kami biasanya mengingatkan lagi, kira kira apa yang akan dikerjakan hari itu, menyiapkan sarapan juga pakai diskusi; mau makan nasi atau roti dsb
- anak2 tetap diingatkan, misalnya:
satu jam lagi jam 7.15 ya, mau mandi dulu atau makan lagi?
2⃣Bunda Arssy
Klo anak saya usia 5 thn,ad adeknya usia 2 thn. Dlu sblm ada adek,nayaka sudah mandiri. Skrg stlh ada adeknya sperti ada kemunduran (sibling). Bahkan dia kdang pingin seperti adeknya.adek nya gendong dia jg pingin. Adeknya di mandiin,dia jg mau. Gmn bikin nayaka bisa mandiri lgi yah teh? Mksh
Jawab:
Bunda Arrsy, memang kehadiran seorang adik bisa menjadi kemunduran dalam kemandirian seorang anak, yaitu kecemburuan (termasuk faktor psikologis)
Hal yang perlu kita lakukan adalah, lakukan healing dulu terhadap kecemburuannya.
Luangkan waktu khusus berdua bersama kakak (titipkan si adik kpd orang yang dipercaya tentunya). Ajak kakak jalan2 berdua saja ke tempat pavoritnya, tanyakan apa perasaan kakak setelah mempunyai adek, inginnya bagaimana, jadilah pendengar yang baik, tunjukan emphaty, rasa sayang dan perhatian, sampaikan kalau bunda tetap sayang sama kakak walaupun ada adek.
Libatkan sang kakak saat merawat adek, seperti ikut memandikan, memakaikan popok, memberikan makan, berikan apresiasi saat kakak bersikap baik sama adek. Dan kemandiriannya muncul kembali. ✅
3 ⃣ Bunda Nikha
Sampai saat ini saya masih ragu untuk memiliki art lagi. Mengingat sebelum2nya, anak-anak jadi lebih nurut dengan art. Atau misalnya sedang saya nasehatin, anak2 "melarikan diri" ke art. Ada yg punya pengalaman sama?
Jawab:
Saya belum pengalaman punya ART 😄.
Mungkin komunikasi produktifnya harus ditingkatkan mengenai batasan2. Baik terhadap ART nya maupun terhadap anak2.
Dan cek lagi "I'm resposible for my communication result" nya, apakah sudah tepat?

Penutup:
Mari kita bersama, bersungguh sungguh menjadi pribadi yang mandiri terlebih dahulu sebelum memandu anak2 yang mandiri, semangat 💪 ( Ai Santiani )

No comments:

Post a Comment