Bismillaah...
Cerita flashback tentang mudik kemarin masih boleh donk yaa hihihi. Akibat blog ikutan perei selama bulan puasa dan lebaran jadi baru bisa nulis lagi deh sekarang. Di tulisan yang lain, ummi nulis tentang persiapan bekal mudik fikriy ke Jogja dan Bandung, nah kalau tulisan ini pengen sharing cerita selama di perjalanan mudik kemarin.
Awalnya belum kebayang waktu ayah bilang kami akan mudik lewat jalan darat ke rumah kakek dan uci di Jogja. Soalnya namanya mudik, pasti jalanan padet dan macet kan, kecuali berangkat jauh sebelum arus mudik atau lewat udara. Tapi apapun itu harus disyukuri, terlebih masih ada orang tua ummi yang bisa dikunjungi dan ada kendaraan untuk mengantarkan kami ke sana. Nah, pembagian kerja dimulai dengan menulis peralatan dan kebutuhan apa aja yang bisa dibawa, terlebih kali ini mudik bersama diikuti dengan krucil yang mungkin akan excited di jalan. Ayah memantau rute jalur utara dan selatan, serta hari keberangkatan yang paling nyaman untuk kami semua. Nah, tugas ummi juga memastikan packing kelar by H-1 untuk meminimalkan resiko ketinggalan barang dan sakit kepala hehehe karena kalau buru-buru pasti jadi puyeng sendiri kan :)
Akhirnya kami berangkat Jumat dini hari (lebaran hari Seninnya), lewat puncak karena tol Cikampek sudah padet, dan kata ayah berangkat jam 10 malam. Man plans, but God decides. Ayah sama ummi ketiduran aja doonk haha, dan alhamdulillah kebangun jam 12 malam. Siap-siap kelar dan jam satu pagi kami pamitan sama maklung yang masih nungguin paklung pulang dari Balikpapan. Ternyata keputusan ayah lewat puncak adalah pilihan tepat. Selain relaif lebih lancar, plus dikasih pemandangan malam yang indah. Ehhmmm, sebenernya ummi banyak tidurnya sih hehehe. Jam empat pagi lewat sedikit sudah sampai di exit tol Cileunyi dan kami berhenti dulu di pom bensin rest area untuk shalat Subuh. Perjalanan Fikriy dengan car seat pun berakhir. Karena setelahnya, ngga ada ceritanya abak sholeh mau ditaruh di car seat kembali, hihihi.
Sampai di Ciawi mau masuk Tasik hingga keluar Kota Tasik adalah cerita tentang kemacetan. Jadi kita skip ajalah ya, nothing isteresting XD. Nah yang pengen diceritain adalah Fikriy yang selama macet itu udah jadi anak yang luar biasa baik hati. Ummi bawa pisang ambon untuk cemilan fikriy, dan itu sangat bermanfaat untuk snack time. Juga ada kukis almond yang ummi buat sebelumnya. Dan aneka cemilan lainnya. Makan siang Fikriy ummi siapin meat in gravy dan nasi, cuman karena ngga hangat jadi fikriy ngga terlalu doyan. Baru malam di daerah Majenang pas makan malam, fikriy baru lahap makan sop ayam sekalian nemenin ayah buka puasa. Alhamdulillah jam setengah tiga pagi esok harinya kami sampai di Jogja :)
Perjalanan pulang dari Jogja ke Jakarta dibagi dalam dua episode. Pertama Jogja ke Bandung untuk mengunjungi rumah uti dan kung, baru Bandung ke Jakarta untuk beneran pulang ke rumah hehehe. Kami berangkat dari Jogja jam setengah delapan pagi, sampai di Bandung tepat tengah malam. Nah, pulang ke Bandung sepertinya Fikriy ngerasa agak sedih, dan rewel. Plus ditambah drama ummi diare T_T. Jadi sempat berhenti dua jam sendiri di SD Muhammadiyah Banyumas karena mules yang ngga nahan lagi. Terus berhenti makan di restoran Mergosari hampir di perbatasan Jabar-Jateng.
Rasanya kaya mimpi, baru kemarin puasa, packing, libur lebaran dan sekarang udah di Jakarta lagi hihihi. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kelapangan rezeki jadi kami bisa saling mengunjungi orang tua dan keluarga di kesempatan lainnya. Amiiin..
Mommies ada cerita seru apa pas mudik kemarin ? :)
Kalau urusan penataan barang, ummi serahkan pada ahlinya, ayah
Fikriy sesaat sebelum meninggalkan Bandung
Ini waktu fikriy tidur di jalan
Just woke up, dan aneka cemilan labu siam, ubi dan pisang siap disantap
Pas mudik dari Jogja menuju Bandung
Lokasi berhenti karena mules XD
Istirahat sejenak saat menuju Jogja
No comments:
Post a Comment