7/25/17

Tantangan 10 Hari Level 6 Day 4

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Siapa yang di rumah masih menggunakan jepitan untuk menjemur cucian yang siap dijemur? Bentuknya bermacam-macam, mulai dari yang sangat sederhana dan warnanya pun sangat bervariasi. Kalau yang standar biasanya bentuknya seperti segitiga yang ditekan kedua ujungnya, biasanya anak-anak akan sangat suka bereksplorasi dengan benda ini. Kebetulan di sini uci memiliki cukup banyak penjepit jemuran baju, dan tadi kami bermain-main membentuk pesawat dan benda imajinatif lainnya serta belajar sedikit tentang konsep penjumlahan serta pengurangan. Bagaimana caranya?

Ummi mengambil beberapa jemuran baju yang beraneka warna untuk memudahkan belajar matematika logis dengan Fikriy. 
Pertama yang ummi lakukan adalah meminta Fikriy menghitung jumlah masing-masing jepitan sesuai dengan warnanya. Ada 3 warna yaitu hijau, pink dan biru. 
Kedua setelah selesai menghitung dengan benar semua warna jepitan, kemudian ummi meminta fikriy untuk menjawab pertanyaan ummi. 
  • "Jika warna hijaunya ummi ambil (xxxxx sekian), berarti sisanya tinggal berapa, Mas?", tanya ummi.
  • Fikriy kemudian berhitung jumlah jepit yang berkurang setelah diambil dan menyebutkan jawabannya dengan benar.
  • Kemudian ummi coba dengan warna lainnya pink dan hijau, dengan stimulasi mengambil beberapa kemudian menambahkan ke warna yang berbeda.
Jika melihat respon yang diberikan Fikriy, maka pemahamannya tentang penjumlahan dan pengurangan adalah dengan menyebutkan jepit jenis warna X ditambah jepit warna Y dan warna Z, maka jumlahnya sama dengan sekian. Penjumlahan bisa diidentifikasikan dengan warna yang berbeda, sama halnya juga dengan pengurangan. Dengan sedikit berlatih santai, alhamdulillah Fikriy tampak bisa menangkap maksud dan perintah yang ummi berikan.

Jogjakarta,
26 Juli 2017

7/23/17

Tantangan 10 Hari Level 6 Day 3

Bismimllaahirahmaanirrahiim...

Tadi pagi sebelum kami tur singkat ke Kaliurang, kakek menawarkan Fikriy dan dede sarapan roti bakar karena kebetulan di rumah ada pemanggang roti listrik yang kadang-kadang digunakan kalau pas ada stok roti. Karena mesisnya habis, jadi kakek menyiapkan dua tangkup roti dilapisi mentega dan gula pasir, ummi malah suka yang begitu saja soalnya nanti dimakan sambil minum kopi pagi-pagi di tengah dinginnya cuaca Jogja, endess deh hehe.

Sekitar 10 menit menunggu panggangan selesai, kakek memanggil Fikriy dan dede untuk menghabiskan sarapan roti panggangnya. Dengan dua alas makan, roti panggang yang berbentuk diagonal dari bekas panggangan tersebut dibagi menjadi dua oleh kakek. Kemudian ummi teringat salah satu yang bisa diajarkan kepada anak-anak mengenai matematika logis adalah dengan membagi makanan kepada anggota keluarga.

"Fikriy, rotinya ada berapa?", tanya ummi.

"Dua, mi", jawabnya sambil mengunyah roti.

"Berarti kurang berapa, Mas rotinya?", tanya ummi lagi karena ada ummi, kakek dan uci yang berada di ruang keluarga.

Sambil menghitung, Fikriy menjawab "Tiga, mi. Kurang untuk ummi, kakek dan uci" (ayah yang sedang puasa langsung di-skip oleh Fikriy :P)

"Wah bener, mas. Rotinya kurang 3 lagi yaa. Tapi ngga papa buat Mas sama dede aja, yaa. Nanti ummi sekalian beli sarapan pas kita keluar."

Teaching math for kids can be fun too !


Jogjakarta, 24 Juli 2017

7/22/17

Tantangan 10 Hari Level 6 Day 2

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Alhamdulillah di hari kedua T10H I Love Math ini kami mencari sumber di sekitar rumah kakek yang masih asri sehingga tersedia banyak hal untuk menstimulasi matematika logis kepada anak-anak. Nah, kemarin Fikriy bangun pagi-pagi sesaat setelah ummi dan ayah selesai sahur. Mungkin karena di kaliurang cuacanya cukup dingin dan selimutnya ketarik ke bawah, jadi Fikriy terbangun hihi. Setelah shalat Subuh berjamah, kami menunggu beberapa saat hingga terang dan sekaligus olah raga pagi, ummi ajak Fikriy mengambil sandal dan berjalan-jalan pagi ke luar.
Ada beberapa hal menarik yang kami dapatkan dari olah raga pagi tadi, berikut rangkumannya :

  1. Jumlah buah pepaya di atas pohon : sewaktu berjalan ke sekitar rumah tetangga yang berada di luar kompleks, lingkungan asri dengan pekarangan yang luas langsung terasa. Begitu juga dengan aneka tanaman yang ada di pekarangan tersebut, salah satunya pohon pepaya yang tinggi menjulang ke atas dan sedang berbuah. Ummi mengajak Fikriy menghitung jumlah buah pepaya yang tergantung di atas, dan sebenarnya cukup sulit untuk dihitung karena pandangan yang terbatas. Tapi pelan-pelan dihitung bersama dan jumlahnya ada 8. Kalau di foto ini, terlihat tidak sampai 8 ya :)
  2. Jumlah ayam yang ada di sekitar kandang : yang juga cukup seru adalah begitu banyak ayam kampung peliharaan tetangga yang berkeliaran dan mengeluarkan suara kukuruyuk. Kalau ummi melihat ayam kampung yang gede, jadi keinget masak hihi. Nah, tadi sewaktu berjalan-jalan, ummi minta tolong Fikriy menghitung ada berapa jumlah ayam yang berada di sekitar kandang. 
    • "Ada 6", kata Fikriy, beberapa sedang berlari dan sebagian ada di dekat kami. Perhitungannya alhamdulillah benar. 
  3. Jumlah monyet yang dipelihara di rumah tetangga : ketika kami berjalan cukup jauh dan hampir berputar balik untuk pulang ke rumah, pandangan kami terhenti pada sebuah hewan yang sedang duduk santai di sebuah ranting yang cukup besar. Ya, ternyata ada monyet peliharaan tetangga yang sepintas terlihat ramah karena tidak tampak tertanggu dengan kehadiran kami. 
      • "Jumlahnya ada berapa, Mas?", tanya ummi. 
      • "Satu", jawab Fikriy.
Akhirnya kami selesai berolah raga pagi secara singkat hari ini, dan kembali pulang ke rumah kakek dan bersiap-siap mencari sarapan untuk anak-anak di jajanan pasar dekat rumah. In shaa allah besok rencananya ummi ingin mengajarkan konsep menjumlahkan pelan-pelan untuk Fikriy.

Selamat berakhir pekan ya dan Selamat Hari Anak Nasional!

Jogjakarta,
23 Juli 2017

7/21/17

Tantangan 10 Hari Level 6 Day 1

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Alhamdulillah kami sekeluarga sampai dari perjalanan mudik ke kotak Jogjakarta pada hari Kamis lalu melalui perjalanan darat. Selama perjalanan yang lebih dari 12 jam tersebut, anak-anak dapat diajak bersabar walaupun rasanya ummi, uci dan kakek sudah kehabisan gaya menghibur mereka yang selalu bertanya kapan sampai di Jogja dan minta keluar mobil di tengah melajunya kendaraan yang dipacu ayah, hihihi. Tapi mungkin karena sudah terbiasa dari kecil, saya selalu menikmati perjalanan dengan kendaraan karena begitu banyak yang bisa diceritakan, dilihat dan disyukuri sepanjang perjalanan. Maka kemarin, dengan perbekalan yang disiapkan mulai dari jeruk, chips, roti, crackers, susu, air putih serta stock sabaaaar yang banyak, maka berangkatlah kami dengan full team untuk mengantarkan uci dan kakek kembali pulang ke Jogjakarta.

Selama masa persiapan menjelang mudik itu pula, alhamdulillah ummi mendapatkan kabar kelulusan level 5 di kelas Bunda Sayang IIP. Senangnya! Dan walau persiapan ummi mepet, tapi dengan sekuat tenaga berusaha untuk mengikuti level selanjutnya yang membahas tentang stimulasi Matematika logis pada anak. Aha, siapa yang tak suka Matematika? Hihihi, ummi dulu perasaan biasa saja sama mata pelajaran ini, apalagi ketika SMA dulu, kadang rasanya zonk :P

Nah, terlepas dari nalar dan pemahaman ummi tentang Matematika, inshaa allah setiap anak memiliki potensi untuk distimulus, karena ternyata dua macam kecerdasan yang memicu kecerdasan lainnya adalah kecerdasan bahasa dan kecerdsaan matematika logis. Sambil berusaha mencerna materi yang diberikan tim fasilitator, dan dalam perjalanan mudik, ummi ikut berpikir apa saja yang ada di sekitar yang bisa memancing keingintahuan dan memantik nalar berpikir matematika logis terutama untuk Fikriy.

Maka di hari pertama di Jogja, ummi berusaha mencuri waktu Fikriy yang masih euforia bereksplorasi di rumah kake dan sekitarnya. Hihihi, ini cukup menantang soalnya mereka lebih sering berada di luar rumah kecuali saat makan dan beristirahat. Nah kemarin pada saat sedang bersantai di teras, kebetulan rumah bagian depan ditanami dengan begitu banyak tanaman oleh uci, mulai dari bunga, tanaman apotik hidup dan sebagainya. Jadi dengan sedikit pemanasan, ummi mencoba mengajarkan konsep mengelompokkan jenis bunga menurut jenisnya kepada Fikriy.

Ada 1 jenis tanaman yang ada di dalam pot dan ummi meminta fikriy untuk menghitung ada berapa jumlahnya, kalau tidak salah nama bunga itu adalah lili paris. Fikriy berpikir dan tak lama menjawab bahwa jumlahnya ada 4 buah, alhamdulillah benar. Untuk jenis mengelompokkan tanaman ini rencananya besok akan ummi lakukan lagi karena banyak tanaman lain yang menuntut ketelitian Fikriy dalam berhitung.

Siangnya, setelah dede bangun dari tidurnya, kami berjalan ke rumah tetangga yang masih memiliki lingkungan asri. Ada beberapa ekor ayam kampung, burung merpati yang hinggap di pagar, dan dengan cepat ummi meminta Fikriy menghitung jumlahnya. Namun sayangnya kemarin ummi tidak bawa HP untuk mendokumentasikan hihi. Alhamdulillah jawaban Fikriy sesuai dengan kenyataannnya.

Jadi dalam rangkuman, kemarin Fikriy sudah belajar :
  • Mengelompokkan berdasarkan bentuk
  • Menhitung hewan sesuai dengan jenisnya
Menarik yaa, mengajarkan matematika kepada anak-anak !

7/17/17

Aliran Rasa Game Level 5

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Alhamdulillah bulan puasa kemarin ummi dan keluarga sudah menyelesaikan Game Level 5 yang topiknya adalah For Things To Change, I Must Change First dengan tantangannya menstimulasi minat baca keluarga sehingga semua anggota dilibatkan dalam aktivitas tersebut. Pada bulan puasa lalu, alhamdulillah banyak sekali yang harus ummi dan ayah syukuri, mulai dari Fikriy yang begitu bersemangat ikut dengan ayah ke mesjid baik shalat 5 waktu maupun tarawih, uci dan kakek yang datang ke Jakarta sejak pertengahan bulan puasa sehingga suasana di rumah menjadi lebih ceria dan ramai, dede yang mendekati usia 2 tahun, dan berbagai kenikmatan lainnya.

Setelah melewati Level 5 kemarin, ummi mereview kembali bagaimana peran kami sebagai orang tua dalam menstimulasi minat baca anak-anak yang akan berdampak pada rasa ingin tahu yang lebih besar dan semuanya itu akan mengembalikan fitrah anak-anak agar besyukur pada Rabb mereka yang menciptakan segala sesuatu. Sebagai orang tua, kami berusaha memfasilitasi kebutuhan anak-anak yang ingin tahu melalui perpustakaan mini di rumah, sedikit demi sedikit ummi dan ayah kumpulkan buku-buku yang diharapkan dapat memancing dan membuka cakrawala atas samudra ilmu yang begitu luas. Kemudian, kami sebagai orang tua juga berupaya untuk menambah ilmu terutama ilmu agama agar bisa menanamkan pondasi ketauhidan yang kokoh kepada anak-anak sebagai bekal keselamatan hidup di dunia dan akhirat untuk mereka. Saling bergantian dan bahu membahu dalam membacakan buku-buku, di luar menemani aktivitas bermain anak, kami lakukan agar mereka tetap bersemangat dan akrab dengan buku.

Yang paling berkesan buat ummi dalam level 5 ini adalah ketika Fikriy dengan swadaya meminta untuk belajar Iqro sendiri, dan alhamdulillah semangat belajar (terakhir sampai dengan huruf sin). Ternyata memang teladan orang tua memberi dampak kepada anak-anak karena mereka melihat langsung contoh nyatanya. Hal ini juga yang memacu semangat kami sebagai orang tua untuk terus membenahi diri dan bersabar dalam mencari ilmu. Kami akui pula ada masa-masa terutama ummi yang jika terlalu lelah di rumah, terkadang menjadi kurang sabarnya dalam membersamai anak-anak, maka ketika itu pula saya meminta maaf atas ketidaksabaran dalam menghadapi mereka. 

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa ta'ala memudahkan kami sebagai orang tua dalam menuntut ilmu, terus membenahi diri dan memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala juga membalas semua kebaikan Ibu Septi dan Pak Dodik sebagai founder serta membalas kebaikan tim fasilitator yang di sela-sela kesibukan masih menyempatkan untuk berbagi kepada kami.

Depok,
18 Agustus 2017