9/29/17

T10H Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Level 8 Day 10

Bismillahirrahmanirrahim..

Ada kegiatan apa hari ini :

Hari ini kami sekeluarga mengunjungi TMII untuk menghadiri pernikahan kolega di kantor ayah yang lama. Sudah cukup lama sejak terakhir kami ke TMII yang pada waktu itu sedang long weekend serta hujan cukup deras sehingga kami terjebak macet dan tidak bisa menikmati wahana di sana seperti waktu biasa. Memori Fikriy akan lokasi ini masih cukup kuat, seperti dia ingat waktu naik monorail, mengunjungi museum transportasinya dan sebagainya. Sejak malamnya, ummi sudah mulai sounding anak-anak agar siap mengikuti tamasya singkat (walaupun tidak ada agenda khusus ke anjungan di TMII karena ayah masih harus bekerja freelance di rumah).

Dalam perjalanan, Fikriy tiba-tiba mengingatkan ummi tentang tayangan komersial sebuah merek biskuit coklat yang sedang tayang di televisi, apalagi saat jeda komersial di program kartun anak-anak, iklan tersebut lumayan sering tampil. Tanpa sengaja, ummi pernah berujar menginginkan biskuit coklat tersebut. Dan Fikriy menangkap pesan tersebut pada hari ini. Sambil berbisik ketika kendaraan sudah mulai bergerak, Fikriy mengingatkan apakah ummi mau biskuit coklat, dan kalau mau jangan lupa titip sama ayah untuk berhenti sebentar di minimarket.

Kami tidak membudgetkan khusus untuk jajan ke minimarket ketika ayah tidak ada di rumah, karena ummi berusaha untuk pelan-pelan mengurangi frekuensi berbelanja di minimarket (sebisa mungkin berbelanja di pasar tradisional atau warung non franchise) kecuali ketika bersama ayah dan dalam keadaan bepergian seperti hari ini. Akhirnya sepulang dari pernikahan teman kantor ayah, kami pun berhenti di minimarket terdekat dan Fikriy ikut turun bersama ayah dan Dede dari kendaraan untuk membeli biskuit coklat yang dimaksud.

Ternyata biskuit yang dimaksud belum tersedia, mungkin juga karena produk baru, dan akhirnya diganti dengan biskuit rasa vanilla. Ketika selesai berbelanja, Fikriy bilang kalau ayah juga membelikan es krim untuknya dan dede. Jajannya makin banyak deh hihi. Tapi ummi pikir-pikir biarlah diberikan reward es krim sebagai hasil kerja kerasnya menabung selama 10 hari ini. Oiya, di mobil kebetulan ada beberapa uang kecil untuk parkir, dan sambil meminta izin Fikriy bilang kalau uangnya akan ditabung sepulangnya di rumah.

Alhamdulillah, walaupun masih harus terus melewati fase latih - percayai - jalani - supervisi - latih lagi, Fikriy memiliki kesadaran yang cukup baik untuk menabung. Tugas ummi dan Fikriy selanjutnya adalah menjadikan kebiasaan baik ini untuk menambah rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah ta'ala..

T10H Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Level 8 Day 9

Bismillahirrahmanirrahim

Ada kegiatan apa hari ini :

Setiap sore menjelang ashar biasanya rumah kami dilewati penjual roti dan donat kampung yang memiliki ciri khas dari terompet kecilnya. Dulu secara tak sengaja, ketika kami sedang berada di depan pagar, lewatlah sang penjual roti ini yang ternyata harganya selain cukup murah, rasanya juga enak dan mudah-mudahan aman untuk anak-anak (soalnya ummi jarang beli jajanan pasar hihi). Entah kenapa Fikriy beberapa hari belakangan, memiliki permintaan untuk membeli donat kampung ini.

Akhirnya kami sepakati untuk membeli donat dan roti jika penjualnya lewat hari ini. Hanya ummi memberi catatan kepada Fikriy untuk menyegerakan tidur siang agar bisa bangun saat suara terompet penjual berbunyi. Hanya saja ternyata sampai azan Ashar, Fikriy belum juga tidur dan tidak ada tanda-tanda penjual donat melewati rumah kami. Akhirnya karena kelelahan, Fikriy pun tertidur beberapa saat setelah azan Ashar. Hujan pun akhirnya turun dengan sangat lebat, alhamdulillaah. Mungkin ini juga penyebab penjual donat yang sehari-harinya berjalan kaki menjajakan dagangan, belum lewat dari tadi.

Menjelang Maghrib, anak-anak yang kelelahan bermain masih tidur dan sayup-sayup dari jauh baru terdengar suara terompet penjual donat. Namun karena posisi ummi yang masih mengelon anak-anak, ketika penjual melewati rumah, akhirnya ummi cuma bisa bergumam dalam hati, mungkin belum rejeki untuk membeli donat meskipun sudah ditunggu-tunggu sejak beberapa hari lalu.
Kepada Fikriy ummi jelaskan kalau tadi penjual donat sudah lewat namun tidak bisa dipanggil karena posisi kami semua sedang di kamar tidur.

Alhamdulillah Fikriy bisa mengerti dan tidak ngambek karena kami belum jadi membeli donat. Malam harinya sebelum tidur, Fikriy kembali menyelipkan tabungan yang kami siapkan untuk membeli donat tadi...

9/28/17

T10H Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Level 8 Day 8

Bismillahirrahmanirrahim

Ada kegiatan apa hari ini :

Hari ini Fikriy tiba-tiba minta dibelikan es krim ke minimarket di dekat rumah. Sudah cukup lama dari terakhir kami makan es krim sih kalau diingat-ingat, tapi ummi suka merasa lebih boros kalau bersama anak-anak ke minimarket. Soalnya pasti membeli barang atau jajanan yang sebelumnya tidak direncanakan apalagi kalau ada promo hihi. Mungkin juga karena cuaca yang cukup panas beberapa hari terakhir sehingga ketika melihat tayangan komersial es krim maka Fikriy pun jadi tergugah untuk memakannya.

Ummi beralasan kalau uang tabungan Fikriy tidak dipakai untuk jajan tapi untuk keperluan yang disepakati dari awal, dan sedikit disisihkan untuk infaq shadaqah. Kemudian ummi menawarkan kalau nanti ayah bersedia, bisa titip sama ayah ketika pulang dari kantor. Padahal ummi berpikir mungkin anak-anak keburu tidur karena beberapa hari belakangan ayah pulang cukup larut dengan banyaknya pekerjaan di kantor.

Ternyata janji yang diucapkan oleh orang dewasa begitu kokohnya membekas dalam jiwa seorang anak kecil.  Baik Fikriy maupun Mahira, keduanya sama-sama gigih menunggu kepulangan ayah dari kantor demi mendapatkan es krim meskipun jam menunjukkan pukul 21.30 WIB lebih. Alhamdulillah, Fikriy bisa diajak untuk bersabar menahan keinginan untuk membeli es krim sepanjang hari dan sebagai hadiahnya mereka berdua asik makan es krim di malam hari.
Tak lupa kami menutup malam ini dengan menyisihkan uang untuk dimasukkan ke dalam tabungan...

9/26/17

T10H Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Day 7

Bismillahirrahmanirrahim

Ada kegiatan apa hari ini :

Hari ini ketika menonton ummi sedang menonton berita di televisi yang menayangkan tentang kehidupan masyarakat miskin, pelan-pelan ummi sisipkan tentang betapa kami harus lebih banyak bersyukur dengan keadaan sekarang, memiliki sandang, pangan dan papan yang sangat layak jika dibandingkan dengan kehidupan orang-orang yang kurang beruntung.
Kemudian Fikriy bertanya orang miskin itu seperti apa? Maka ummi jelaskan bahwa orang miskin itu adalah orang-orang yang memiliki kekurangan dan keterbatasan dalam hidupnya sehari-hari, misalnya untuk makan tidak seperti kita yang bisa makan apa saja yang diinginkan, atau bepergian kemana saja yang diinginkan. Mereka harus mendapatkan perhatian dan uluran tangan orang-orang yang diberikan karunia rejeki oleh Allah ta'ala.

Lantas Fikriy bertanya mengapa orang tersebut miskin? Makin susah aja ya pertanyaan yang harus ummi jawab hehe, namun sebisa mungkin ummi berikan jawaban pada saat itu agar terjadi dialog-dialog ketauhidan sejak dini.
Rejeki adalah salah satu yang sudah ditetapkan oleh Allah ta'ala ketika masih berada di dalam rahim seorang ibu, dan dengan rejeki itu pula Allah memberikan ujian apakah seseorang itu akan semakin bersyukur atau bertambah ingkar. Jadi ummi jelaskan juga kalau kita harus lebih banyak bersyukur karena Fikriy memiliki ayah, ummi yang menyayangi dan melindunginya setiap saat.

Kemudian ummi bertanya, bagaimana kalau tabungan Fikriy nanti diberikan kepada orang miskin? Jawabannya membuat ummi tersenyum dalam hati karena begitu polosnya dia menjawab, sedikit nanti dibelikan mainan dan sisanya untuk menolong orang miskin ya, ummi.
Ah, betapa sebenar-benarnya masih banyak tugas yang harus ummi selesaikan, ilmu yang sedikit ini harus ummi transfer kepada engkau, anakku. Agar nanti hidup dengan penuh manfaat dari rejeki yang diberikan Allah ta'ala.

Akhirnya kami menutup dialog malam tersebut dengan menabung sambil diniatkan untuk menyisipkan sebagian kepada orang yang membutuhkan...

9/25/17

T10H Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Day 6

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Ada kegiatan apa hari ini

Hari Ahad ini, ummi dan ayah mengajak anak-anak untuk mengunjungi sahabat kecil ummi yang baru saja melahirkan anak ketiganya minggu lalu. Perjalanan yang kami tempuh cukup jauh dan alhamdulilah anak-anak semuanya sangat kooperatif sejak ummi tinggalkan dari pagi karena ummi kuliah dua mingguan hingga Zuhur. Dalam perjalanan dari kampus ummi hingga ke Ciputat, anak-anak tertidur di dalam kendaraan hingga sampai di lokasi dan tidak rewel ketika ketika turun dari kendaraan. Biasanya kalau habis bangun tidur dan kaget karena sampai di tempat tujuan, beberapa anak menjadi lebih rewel termasuk anak-anak ummi. Namun Alhamdulillah kali ini ummi bisa bernafas lega hihi.

Sesampainya di lokasi, anak-anak cukup kooperatif dan bermain bersama kedua anak sahabat ummi yang kebetulan memiliki kolam bola berisi banyak sekali mainan. Jadi Fikriy dan Mahira seperti terkena magnet dan langsung nempel dengan mainan. Segera saja mereka langsung menemukan mainan favorit masing-masing. Fikriy ummi perhatikan menyukai 2 jenis truk kontainer mini yang ada di kolam bola tersebut. Selama ummi bercengkerama dengan sahabat, sepanjang itu pula dia asik memainkan mainan tersebut. Hingga akhirnya kami pulang di dalam kendaraan Fikriy masih  menyebut-nyebut kedua mainan tersebut dan betapa ia menginginkan kedua mobil itu. Akhirnya ia berhenti ketika tertidur dan kami sampai di rumah ketika malam sudah cukup larut.

Esoknya, Fikriy masih menyebut dua mainan tersebut dan minta dibelikan yang sama. Padahal di rumah sudah ada jenis mainan yang bahkan ukurannya jauh lebih besar dari punya anak sahabat ummi. Pelan-pelan ummi jelaskan bahwa mainan yang sudah ada di rumah jumlahnya lebih dari cukup untuk digunakan, bahkan Fikriy memiliki jenis mainan yang berukuran lebih besar. Awalnya Fikriy masih beralasan dia mau yang sama persis. Namun ummi jelaskan kalau mainan yang ada di rumah masih bisa dimainkan dan kalau masih mau mainan yang sama bisa dilakukan kalau kami berkunjung kembali ke rumah sahabat ummi.

Poin penting yang ingin ummi tekankan adalah agar Fikriy bisa memahami antara keinginan dan kebutuhan, karena di dalam kehidupan manusia jika semua keinginan kita ikuti maka tidak akan pernah usai dikejar. Sementara seorang muslim yang baik adalah muslim yang tidak mubazir karena itu adalah perbuatan yang disukai syaitan. Alhamdulillah akhirnya diskusi bisa ditutup dengan cukup baik dan kami akhirnya memasukkan uang ke dalam tabungan Fikriy.

9/22/17

T10H Level 8 Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Day 5

Bismillahirrahmanirrahim

Ada kegiatan apa hari ini :

Hari ini setelah menabung seperti biasa, ada kejadian yang cukup menarik ketika setelah menonton Upin dan Ipin. Di dalam cerita episodenya tersebut, ada yang pas sekali dengan tantangan game level 8 ini yaitu ketika Upin dan Ipin bekerja keras untuk menghasilkan uang dengan cara berjualan es buah buatan Kak Ros dan uang hasil bekerja tersebut ditabung di sebuah bank.

Bagi ummi sendiri, menabung di bank untuk seusia Fikriy masih belum dilakukan, namun yang menarik adalah dalam proses menjemput rezeki tersebut, Upin dan Ipin menabung seperak demi seperak uang ke dalam tabungan nya dan diisi hingga penuh. Ketika sudah cukup penuh, mereka pun sempat tergoda untuk membuka celengan tersebut namun dihalangi oleh kak Ros yang akhirnya mengajak mereka untuk membuka celengan dan memasukkan nya ke dalam tabungan di sebuah bank beserta kartu yang kurang jelas apakah itu kartu debit atau kartu penanda saja.

Entah kenapa setelah menonton episode tersebut, Fikriy lantas menuju celengannya dan kemudian meminta ummi membukanya. Ketika ditanya mengapa ingin membukanya, Fikriy menjawab untuk membeli mainan. Kemudian ummi jelaskan bahwa celengannya bisa dibuka namun nanti kalau sudah waktunya alias sudah penuh, sehingga bisa digunakan untuk membeli mainan seperti yang diinginkan di awal ketika kami mulai menabung. Alhamdulillah bisa dibujuk dan mengerti akhirnya celengan selamat deh hehehe.

9/21/17

T10H Level 8 Mendidik Anak Cerdas Finansial Day 4

Bismillahirrahmanirrahim...

Ada kegiatan apa hari ini :

Hari Sabtu ini kami sekeluarga refreshing sebentar untuk makan siang di luar. Dari semalam sebenarnya Fikriy bertanya apakah boleh makan mie udon kesukaannya yang sudah cukup lama tidak kami kunjungi. Alhamdulillah karena ayah masih ada waktu sampai sebelum bekerja freelance di saat weekend dan akhirnya kami memilih pergi ke mall yang terdekat untuk menghemat waktu.

Sesampainya di sana, anak-anak langsung makan mie udon porsi anak dengan semangat. Fikriy mungkin saking senangnya makan pelan-pelan sambil menikmati mie nya, hihi.
Oiya di mall ini juga ada kereta api yang bisa dinaiki di lantai paling atas, dan begitu sampai di parkiran mobil, Fikriy lantas request tambahan untuk naik kereta api Cho Cho train selepas makan mie udon. Tentunya ini di luar kesepakatan awal.

Jika ada permintaan tambahan seperti ini, biasanya ummi selalu menyerahkan kembali kepada ayah yang pasti langsung didengarkan anak-anak. Ternyata ayah sepemikiran dengan ummi, naik Cho Cho train nya tidak kali ini ya, kata ayah. Kan sudah makan mie udon, kapan-kapan lagi ke sini untuk naik kereta api.
Sambil berbisik-bisik Fikriy bertanya pada ummi, boleh ya naik Cho Cho train habis makan mie udon, namun ummi jelaskan kalau ayah uangnya hanya cukup untuk makan mie udon seperti permintaan pertama Fikriy.

Namun Fikriy ternyata berargumen kan ayah bisa ambil uang dulu di ATM, wah kok sudah bisa berpikir seperti ummi ya hihi. Ummi jelaskan lagi kalau uang di ATM nya tidak cukup kalau sekarang mau main Cho Cho train, jadi sabar saja sampai ayah mengajak kembali ke tempat ini.
Argumen kedua yang Fikriy bilang dengan setengah membujuk adalah dengan menggunakan uang tabungan Fikriy. Aha, lho ternyata konsep menabung dan menggunakan untuk kegiatan konsumsi sudah terpikirkan olehnya. Namun kembali ummi jelaskan bahwa uang tabungannya boleh digunakan untuk membeli mainan seperti tujuan awal.

Akhirnya mungkin Fikriy bisa memahami penjelasan ummi, dan tidak ngambek setelah kami selesai makan mie udon. Sesampainya di rumah tak lupa Fikriy menabung kembali ke tabungannya.

9/19/17

Melatih Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Dapat Menjadi Bekal Yang Berharga di Masa Depannya

🌭🍟🍷 *Cemilan Rabu #8.2* 🍫🍨🍿

*Melatih Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Dapat Menjadi Bekal Yang Berharga di Masa Depannya.*

Di tengah arus kompleksitas perubahan zaman dan gemuruh publikasi korupsi negeri ini, orang tua dituntut lebih cerdas mendidik anaknya. Tentunya kita tidak sudi melihat anak tumbuh sebagai koruptor yang menyengsarakan.

Dari situ, selain membesarkan anak yang sehat secara fisik dan emosional, orang tua juga wajib mendidik anak secara benar.

Karena, mendidik anak bukan berarti mengabulkan setiap keinginannya. Tetapi, bagaimana orang tua mampu memberi teladan dan mengenalkan anak segala akhlak terpuji, terutama pengajaran kecerdasan finansial.

Maraknya lalu lintas rayuan iklan di segala media bisa mendikte anak menjadi pribadi yang konsumtif dan hedonis.

Namun, orang tua tak perlu khawatir, ketika anak sejak dini sudah dilatih kecerdasan finansialnya. Maka hasilnya, anak akan menjadi pribadi yang tangguh dan cermat dalam mengelola uang.

Di sinilah, peran orang tua sangat vital, mengingat “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, sehingga *teladan orang tua menjadi pelajaran pertama bagi anak.*

Hal ini terbukti efektif menciptakan perubahan perilaku anak-anak agar tak terlena dengan uang. Karena, *mengajarkan anak tentang uang secara benar dapat membentuknya menjadi pribadi yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa kewirausahaan.*

Mulai dari cara mengenalkan uang, menabung, berhemat, dan mengajarkan bertanggung jawab dengan uang saku, dengan menggunakan panduan akan konsep *spesifik ( _specific_), terukur ( _measurable_), dapat dicapai ( _atainable_), realistis ( _realistic_) dan jangka waktu ( _time bound_).*

Perpaduan konsep itu akan meninggikan mentalitas dan spirit anak dalam mengelola uang demi hasilnya bagi masa depan.

Selain itu, Kak Seto dan Kak Lutfi memberi gambaran metode:
*"10/10/10/70 ( _Pay yours first_)."*

Arti angka tersebut menggambarkan besaran persentase pembagian dari total uang saku yang diperoleh anak.

Semisal, 10 % untuk beramal ( _pay your soul first_),
10 % menabung ( _pay your safe first_),
10 % investasi ( _pay your self first_),
dan 70 % untuk pengeluaran kebutuhan mendasar.

Lewat pelaksanaan konsep ini akan mendorong penguatan akhlak anak menyadari bahwa uang bukanlah alat tukar untuk membeli barang semata. Lebih dari itu, uang bisa dimanfaatkan sebagai relasi penguatan penentram jiwa dan nilai spiritual ketika disedekahkan secara ikhlas.

/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang Nasional/

📚Sumber bacaan:
"Financial Parenting" penerbit Nourabooks, Jakarta.
Penulis: Kak Seto Mulyadi dan Kak Lutfi Trizki.

T10H Level 8 Mendidik Anak Cerdas Finansial Day 3

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Hari ini sebelum ayah berangkat ke kantor, Fikriy mengingatkan ummi kalau belum menerima uang untuk ditabung. Wah, dalam hati ummi berujar Alhamdulillah Fikriy bisa inget duluan kalau kegiatan menabung hari ini belum disiapkan.

Jadi sebelum ayah berangkat ke kantor, tak lupa ummi libatkan peran ayah untuk mendukung kegiatan menabung dengan memberikan uang kepada Fikriy. Mandi juga belum selesai tapi Fikriy bersemangat mengingatkan ayah untuk menyisipkan uang kepadanya.

Oiya, sambil menyisipkan pesan ketauhidan, ummi usahakan tidak lupa mengingatkan agar Fikriy tidak lupa mengucapkan basmallah sebelum menabung.
Kemudian Fikriy bertanya kembali kenapa harus membaca bismillah ummi kalau menabung ?
Di usia Fikriy sekarang, ummi perhatikan banyak sekali kesempatan dialog tauhid yang bisa ditanam kepada anak. Jadi sebisa mungkin ummi kembalikan lagi agar semua tindakan yang baik dilakukan, agar dihitung menjadi amal shalih harus diawali dengan niat yang baik dan karena Allah ta'ala.
Dengan respon yang seadanya pada usia Fikriy, ia menjawab dengan mengangguk dan mengucapkan basmalah sebelum memasukkan lembaran kertas ke dalam tabungan.

9/16/17

T10H Level 8 Mendidik Anak Cerdas Finansial Day 2

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Hari Ahad ini ummi kuliah rutin bulanan di Parenting Nabawiyah, dan seperti biasa anak-anak sudah dikondisikan dari malam sebelumnya untuk mengantarkan ummi pagi-pagi ke lokasi belajar bersama ayah. Alhamdulillah sepanjang perjalanan kami sempatkan mengobrol apa saja, sekaligus ummi pesan agar nanti selama di rumah jangan lupa makan dan bermain bersama ayah.
Nah, sekaligus ummi tanyakan kepada Fikriy bagaimana kegiatan menabung nya, apakah sudah berdoa kepada Allah meminta apa yang diinginkan. Sambil malu-malu dijawab kalau hari ini belum ada uangnya yang mau ditabung, mi.. hihihi, lucu kalau melihat langsung ekspresi wajahnya. Ayah juga menanyakan Fikriy menabung mau dibelikan apa nanti, dan dijawab mau dibelikan mainan (jawaban yang masih konsisten sejak awal).
Sekitar 45 menit perjalanan hingga akhirnya ummi sampai di lokasi, dan sebelum turun dari kendaraan tak lupa ummi selipkan selembar uang untuk Fikriy, dan berpesan jangan lupa ditabung ya nanti setelah sampai di rumah.
Ketika siang menjemput, tak lupa ummi tanyakan kembali apakah uangnya sudah ditabung. Alhamdulillah Fikriy melaksanakan amanah yang ummi berikan.

Semangat terus, Fikriy!

9/15/17

T10H Level 8 Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Day 1

Bismillahirrahmanirrahim..

Ada kegiatan apa hari :
Malam hari menjelang tidur, sambil menunggu kepulangan ayah dari kantor, ummi membacakan satu buku tentang Zaid bin Tsabit untuk Fikriy dan Dede. Kisah Zaid adalah salah satu kisah inspirasi sahabat nabi yang memiliki kecerdasan dan berperan penting dalam pengumpulan mushaf al Qur'an sehingga bisa kita baca sebagai lembaran utuh yang tidak terpisahkan seperti sekarang ini. Sesudahnya, ummi mengajak fikriy untuk ngobrol santai tentang proyek di kelas Bunda Sayang tentang mengajarkan anak mengenai harta. Topik mengajarkan tentang harta kepada anak, adalah salah satu topik yang bermuara pada ketauhidan karena dengannyalah orang tua bisa mengenalkan Sang Pemberi Rezeki kepada manusia, dan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sajalah tempat meminta rezeki yang berkah.
Ummi kemudian bertanya kepada fikriy sedang menginginkan apa saat ini? Karena usianya yang baru 4th maka jawabannya sudah dapat ditebak tidak jauh dari mainan hihi.

Fikriy : "mas pengen kereta api besi ummi, kan mas belum punya yang bagus..", ujarnya

Ummi : "nah, kalau begitu, mas mintanya sama siapa donk?"

Fikriy : "sama Allah lah, kan ummi ga punya uang", jawabnya polos. Sambil ummi ketawa karena betapa jujurnya jawaban seorang anak.

Ummi : "Nah bener mas, kalau mau meminta sesuatu, hanya kepada Allah lah memohon, doain supaya ayah dan ummi agar diberikan rezeki yaa", kata ummi.

Besok inshaallah kami akan mulai berkenalan dengan proses menabung. Sebelumnya fikriy sudah cukup akrab dengan kenclengan jadi mudah-mudahan ketika besok mulai menabung, akan lebih semangat.

Semangat, mas Fikriy!

9/12/17

MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI

*Tantangan 10 Hari*
*Level #8*
Periode 14 - 30 September 2017

*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*

Memahamkan anak-anak bahwa uang adalah bagian kecil dari rejeki, itu dimulai dari ibu. Termasuk pengelolaan uang, membaginya kepada yang berhak, membedakan keinginan serta kebutuhan juga dimulai dari ibu. 

Yuk bertumbuh bersama anak dengan menjadi teladan, sehingga anak ikut belajar mengelola uang dan bertanggungjawab terhadap bagian rejeki yang didapatkan di dalam kehidupan ini.

🎎Bagi yang sudah menikah dan memiliki anak:
👶🏻Anak usia dini (<7th) 
buatlah proyek pengenalan menabung, proses menabung dan membelanjakan tabungan. Perkuat bahwa semua rejeki berasal dari Allah. Ceritakan pengalaman bunda dalam mengenalkan konsep rejeki pada si kecil melalui tulisan dan atau foto.

👦🏻Usia pra baligh (7-14th)
Jika anak mulai mengerti uang/ memasuki usia SD ajarkan anak untuk mulai memilah antara keinginan dan kebutuhan. Buatlah tabel keuangan sederhana dan dampingi anak saat melakukan pencatatan. Ceritakan pengalaman bunda dan ananda dalam pengelolaan keuangan ananda. Bunda juga bisa membuat proyek sederhana untuk memperkuat konsep kepemilikan dan pengelolaan uang bagi ananda. 

👱🏻Usia baligh (>14 tahun)
Jika anak sudah baligh atau sudah mulai mempunyai mimpi ajak anak menuliskan vision board dan mewujudkan mimpinya dengan membuat finansial planning. Dampingi dan beri semangat dalam menjalankan strategi dalam mendapatkan dan mengelola keuangan.

Bunda juga dapat menyertakan ananda dalam pengelolaan keuangan keluarga sebagai bagian pembelajaran bersama.

👩🏻‍💻Bagi yang sudah menikah belum memiliki anak serta bagi yang belum menikah
Ceritakan pengalaman anda dalam mengelola keuangan. Catatlah proses belajar membuat pencatatan keuangan dan membaginya ke dalam kantong belanja, infaq, dan tabungan. Identifikasi catatan keuangan Anda apakah sudah baik, perlu review ulang ataupun ada bocor halus dalam pengelolaannya.

💻 Bagi anda yang menggunakan blog, gunakan label:
Ibu Profesional 
Bunda Sayang
Level 8
Tantangan 10 Hari

🖥 Gunakan hashtag berikut saat pengumpulan tugas:
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Setorkan tugas anda dengan menggunakan link berikut:

http://bit.ly/BunSayLevel8Dpk

*Latih - percayai-jalani-supervisi-latih lagi*

9/11/17

MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI *Kelas Bunda Sayang Sesi 8*

_Institut Ibu Profesional_
_Kelas Bunda Sayang sesi #8_

*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*

*_Apa itu Cerdas Finansial?_*

Menurut para ahli cerdas finansial adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan dan mengelola keuangan.

Apabila disesuaikan dengan konsep di Ibu Profesional bahwa uang adalah bagian kecil dari rejeki, sehingga dengan belajar mengelola uang artinya kita belajar  bertanggungjawab terhadap bagian  rejeki yang kita  dapatkan di dalam kehidupan ini.

*_Apa pentingnya cerdas finansial ini bagi anak-anak?_*

Di dalam Ibu Profesional kita memahami satu prinsip dasar dalam hal rejeki yaitu,

_Rejeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari_

Ketika anak sudah paham konsep dirinya, maka kita perlu menstimulus kecerdasan finansialnya agar :

_Kemuliaan Anak Meningkat_

dengan cara :

a. Anak paham konsep harta, bagaimana memperolehnya dan memanfaatkannya sesuai dengan kewajiban agama atas harta tersebut.

b. Anak bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan sendiri.

c. Anak terbiasa merencanakan (membuat budget) berdasarkan skala prioritas.

d. Anak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

e. Anak memiliki rasa percaya diri dengan pilihan "gaya hidup" sesuai dengan fitrahnya, tidak terpengaruh dengan gaya hidup orang lain.

f. Anak paham dan punya pilihan hidup untuk menjadi employee, self employee, bussiness owner atau investor.

_Bagaimana Cara Menstimulus Cerdas Finansial pada Anak_?"

1.Anak-anak perlu dipahamkan terlebih dahulu bahwa rejeki itu datang dari Sang Maha Pemberi Rejeki,  sangat luas dan banyak, uang/gaji orangtua itu hanya sebagian kecil dari rejeki.

Sehingga jangan batasi mimpi anak, dengan kadar rejeki orangtuanya saat ini.

_Karena sejatinya Anak-anak adalah milik Dia Yang Maha Kaya, bukan milik kita_

Sehingga kalau akan minta sesuatu yang diperlukan anak, mimpi sesuatu,  mintalah ke Dia Yang Maha Kaya, bukan ke manusia,  meski itu orangtuanya.

2. Ajak anak berdialog tentang arti KEBUTUHAN dan KEINGINAN

Kebutuhan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda

Keinginan adalah sesuatu yang bisa ditunda.

Bantu anak-anak membuat skala prioritas kebutuhan hidupnya berdasarkan dua hal tersebut di atas.

3. Setelah paham dengan prioritas kebutuhan hidupnya, maka latih anak untuk membuat "mini budget", sebagai bentuk latihan merencanakan berdasarkan skala prioriitas

Mini budget ini bisa dibuat 3 harian, 1 minggu atau 1 bulan bergantung pada kemampuan dan usia anak.

Dengan adanya mini budget ini anak akan berkomitmen untuk mematuhi apa yang sudah disepakati, kemudian bertanggung jawab menerima konsekuensi apapun atas kesepakatan yang sudah dibuatnya

4. Anak dilatih mengelola pendapatan berdasarkan ketentuan yang diyakini oleh keluarga kita.

Contoh : Apabila mini budget sudah disetujui oleh orangtua, dana sudah keluar,  anak-anak akan belajar memakai ketentuan yang sudah disepakati keluarga misal kita ambil contoh sbb:

Hak Allah : 2,5 - 10% pendapatan
Hak orang lain : max 30% pendapatan
Hak masa depan : min 20% pendapatan
Hak diri sendiri : 40-60% pendapatan

5. Lakukan apresiasi setiap anak menceritakan bagaimana dia menjalankan mini budget sesuai kesepakatan.

Latih lagi anak-anak untuk membuat mini budget berikutnya dengan lebih baik.

Prinsipnya adalah : Latih - percayai-jalani-supervisi-latih lagi.

Ingat sekali lagi prinsip di Ibu Profesional

_for things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST_

Apabila kita menginginkan perubahan maka mulailah dari diri kita terlebih dahulu.

Maka sejatinya materi ini adalah proses kita sebagai orangtua agar cerdas finansial dengan cara _learning by teaching_ belajar mengajar bersama anak-anak. Jadi yang utama harus belajar tentang cerdas finansial ini adalah kita, orangtuanya, kemudian pandu kecerdasan finansial anak-anak kita sesuai tahapan umurnya.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

📚Sumber bacaan

_Ahmad Gozali, Cashflow for muslim, 2016_

_Septi Peni Wulandani, Mendidik Anak Cerdas Finansial, bunda sayang, 2015_

_Eko P Pratomo, Cerdas Finansial, artikel Kontan, 2015_

9/9/17

Aliran Rasa Level 7 Bintang Keluarga

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillah Tantangan 10 Hari kemarin tentang Semua Anak Adalah Bintang Keluarga berhasil diselesaikan setelah level keenam yang tidak sempurna kami kerjakan. Selama 10 hari itu pula banyak pelajaran bagi ummi pribadi tentang keistimewaan setiap anak yang harus terus diasah. Fikriy (4 th) misalnya yang kuat di audio visual ternyata memiliki kemudahan dengan gaya belajar yang sesuai dengan kekuatannya. Murojaah menjadi lebih mudah ketika dibantu dengan perangkat audio dan visual. Namun ketika saya mencoba dengan gaya belajar yang berbeda, terasa ada kendala dalam mencerna hal yang sedang dipelajari. Selain itu, saya dapati pula kalau Fikriy yang memiliki perhatian lebih ke hal-hal yang bersifat mendetail, memiliki perasaan yang lebih sensitif dan cepat tanggap. Pernah suatu hari, melihat umminya yang kelelahan dan terduduk di sofa ruang keluarga, dia berinisatif mengambilkan air minum untuk saya. Bagaimana tidak terharu melihat perhatian yang diberikan oleh anak seusia itu.
Begitu juga dengan adiknya Mahira 2 th, yang lebih cenderung ke kinestetik dan audio, lebih sering bergerak dengan lincah dalam melakukan aktivitas yang disukainya. Ia juga memiliki sifat petualang dengan keberanian dan kesukaannya mengeksplorasi berbagai hal baru.

Maka tugas ummi menjadi semakin terbentang luas, terutama dalam mengasah Discovering Ability masing-masing anak agar mereka menjadi ummat muslim yang memiliki hubungan personal, hubungan dengan Sang Pencipta Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan mampu menjaga diri seiring dengan zaman yang akan mereka jalani di masa mendatang. Pesan dari Ibu Septi agar minat anak-anak dilatih hingga berusia 14 tahun supaya kita mengetahui mana hal-hal yang benar menarik minat dan mengetahui bakat mereka, menjadi salah satu pesan yang mengena pada diri saya. Seiring dengan perjalanan yang akan kami tempuh, ummi hanya bisa berdoa agar ketika mereka mengenal dan menyukai sesuatu hal yang bermanfaat nanti, mereka akan mengerjakannya dengan penuh niat semata-mata mencari ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jagakarsa,
September 2017

9/3/17

Review Tantangan 10 hari Sesi #7

Aslm wr wb teman2....
semangat pagi....

_Review Tantangan 10 hari Sesi #7_

_Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional_

*DISCOVERING ABILITY*

Tantangan 10 hari yang sudah bunda lakukan di game level #7, kali ini berjaitan dengan "Discovering Ability".

Dua kata dalam bahasa inggris di atas, apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi panjang yaitu, kemampuan daya jelajah para orangtua dan guru selaku pendidik anak-anak untuk menemukan harta karun potensi-potensi yang ada dalam diri anak-anak.

Ada empat ranah yang sudah dilakukan oleh para Ibu Profesional di kelas bunda sayang ini  untuk melakukan proses pencarian potensi kecerdasan anak yaitu :

a. *Ranah intrapersonal (Konsep Diri)*

b. *Ranah Interpersonal (Hubungan dengan sesama)*

c. *Ranah Change Factor (Hubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan)*

d. *Ranah spiritual : (Hubungan dengan Sang PenciptaNya)*

Mari kita bahas satu persatu

1⃣ *Ranah Intrapersonal : KONSEP DIRI ANAK*

Konsep diri pada anak adalah suatu persepsi tentang diri dan kemampuan anak yang merupakan suatu kenyataan bagaimana mereka memandang dan menilai diri mereka sendiri .

Hal ini  berpengaruh pada sikap yang mereka tampilkan.

Konsep diri anak terbentuk melalui perasaan anak tentang dirinya sendiri sebagai hasil dari :

a.Interaksi dan pengalaman dengan lingkungan terdekat

b.Kualitas hubungan yang signifikan dengan orangtua dan keluarga terdekat

c.Atribut yang diberikan lingkungan terhadap dirinya.

Langkah-langlah yang wajib dikenalkan oleh orangtua dalam rangka proses mengenal konsep diri anak adalah sbb:

a. *Mengenal Allah dan ciptaanNya*

Anak yang makin mengenal dirinya pasti akan makin mengenal siapa penciptaNya

b. *Dilatih untuk membaca diri*

Dua fase penting dalam hidup  anak kita adalah ketika mereka  dilahirkan dan ketika mereka  menemukan jawaban mengapa mereka dilahirkan. Maka bantu anak-anak untuk meyakinkan dirinya sebagai ciptaan Allah yang terindah dan khalifah di muka bumi ini.

c. *Dilatih untuk membaca alam*

Anak-anak dilatih untuk memahami mengapa mereka ditempatkan Allah di alam dimana mereka tinggal saat ini. Memahami kearifan lokal dimana mereka dibesarkan.

d. *Dilatih membaca jaman*

Anak-anak bukanlah milik kita, mereka adalah milik jamannya. maka didiklah anak-anak kita sesuai jamannya. Mereka akan belajar mengapa mereka dilahirkan di jaman seperti ini dan tantangan jaman apa saja yang harus mereka hadapi.

Bantu anak-anak untuk mempersiapkan dirinya sehingga percaya diri menghadapi jamannya.

e. *Membaca Kehendak Allah*

Anak-anak yang sudah diilatihkan segala macam konsep diri dengan metode Iqra' seperti yang sudah dijelaskan di atas (membaca diri, membaca alam, membaca jaman) maka akan menjadi orang yang ikhlas dengan segala kehendak Allah padanya.  

Cara memahami konsep diri di atas akan menguatkan anak di ranah

*IMAN Dan AKHLAK*

Dua hal inilah yang perlu dikuatkan ke anak-anak di ranah konsep diri.

2⃣  *Ranah Interpersonal: HUBUNGAN DENGAN SESAMA*

Setelah anak memahami konsep dirinya dengan baik, saatnya mereka kita latih untuk menguatkan kecerdasan interpersonalnya (hubungan dengan sesama) lewat konsep diri yang sudah didapatkannya dengan menguatkan IMAN dan AKHLAK.

Dengan demikian diharapkan ketika berinteraksi dengan orang lain anak tetap kuat imannya, makin baik akhlaknya, makin mengenal jati dirinya dan tidak mudah terpengaruh.  

Dua fase penting dalam hidup seseorang adalah ketika bertemu dengan jodohnya ( jodoh ini bisa pasangan hidup, bisa partner kerja, bisa tetangga, bisa pekerjaan, bisa komunitas dll) dan fase di saat kita menemukan jawaban mengapa kita dipertemukan.  

Kecerdasan hubungan dengan sesama ini menjadi hal yang sangat penting bagi anak, karena akan menguatkan peran hidupnya dalam menjaga amanah berikutnya, yaitu amanahnya sebagai khalifah di muka bumi ini. 

Ketika sudah masuk usia aqil baligh mau tidak mau anak  harus berhubungan dengan orang lain, minimal jodoh hidupnya dan keluarganya. 

Dua senjata utama yang perlu dilatihkan ke anak-anak untuk meningkatkan kecerdasan hubungan dengan sesama adalah

*ADAB dan BICARA*

ADAB  akan membuka tabir ilmu yang tertutup, BICARA akan memudahkan seseorang untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya.

 Untuk itu anak-anak perlu :

a. Belajar berbagai ADAB dalam hidup ini, agar bisa diterima  oleh lingkungan dimana mereka akan ditempatkan.

b Belajar mengkomunikasikan semua gagasan dan ilmunya dalam berbagai cara.

 

3⃣  *Ranah Perubahan: FAKTOR PERUBAHAN*

Sebagai Khalifah di muka bumi ini, salah satu tugas anak-anak ketika aqil baligh nanti adalah membawa perubahan ke arah yang lebih baik terhadap apa yang dipimpinnya. Perubahan itu minimal adalah perubahan pada dirinya sendiri, karena sejatinya semua orang adalah pemimpin untuk dirinya sendiri.

Anak yang sudah paham konsep diri, memiliki kecerdasan berhubungan dengan sesama, akan selalu membandingkan dirinya hari ini dengan dirinya kemarin. Hal ini memicu perubahan pada dirinya sebelum melakukan perubahan pada orang lain.

Seseorang yang sudah bisa memimpin dirinya, membawa perubahan untuk dirinya akan bisa membawa perubahan untuk keluarganya. 

Seseorang yang bisa memimpin dirinya dan keluarganya, akan dengan mudah membawa perubahan untuk masyarakat/komunitas sekitarnya.

Dengan pola ini insya Allah kita bisa mengantarkan anak-anak menuju peran peradabannya, mampu memikul kewajiban baik secara individu maupun secara sosial.

4⃣  *Ranah Spiritual : HUBUNGAN dengan PENCIPTANYA*

Ketika anak-anak memahami peran peradabannya di muka bumi ini, maka mereka akan tumbuh menjadi individu yang meletakkan ranah spiritual sebagai yang utama dan pertama dalam kehidupannya. Mereka akan kembali ke fitrah sebagai makhluk spiritual, yaitu makhluk yang   pada dasarnya menerima siapa dirinya, mampu menjadi diri sendiri sesuai dengan peran hidup dari penciptaNya, dan mampu menyelaraskan dengan kebenaran yang hakiki.

Spiritualitas yang sesungguhnya adalah kemampuan setiap jiwa untuk hidup selaras dengan Sang Pencipta, hidup sesuai dengan kehendakNya.

 

Dari penjelasan di atas, Semakin yakin kita bahwa "discovering ability" yang dilakukan orangtua pada anak menjadi hal penting yang harus kita lakukan dalam membersamai anak-anak. Karena hal tersebut tidak hanya berpengaruh dalam peran hidup anak secara individu saja, melainkan sangat berpengaruh terhadap perubahan peradaban umat manusia di saat anak-anak kita aqil baligh dan menjalankan peran kekhalifahannya  di muka bumi ini.

 

_Salam Ibu Profesional_

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

📚 *Sumber Bacaan* :

_Howard Gardner, Multiple Intellegences, ISBN : 9789791208642, 2006_

_Septi Peni Wulandani,  Pola Pendidikan di Padepokan Margosari, makalah ilmiah, 2017_