12/12/16

Nice HomeWork #8 MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Nice HomeWork #8

MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulsi IIP/

_Matrikulasi Ibu Profesional batch #2 sesi #8_ *MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS*

_Matrikulasi Ibu Profesional batch #2 sesi #8_

*MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS*

Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.

Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.


*_Be Professional, Rejeki will Follow_*


Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya  akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.

“Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa  rejeki  setiap orang  itu sudah  pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguh  tidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.


*_Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan , bukan bersungguh-sungguh karena uang_*



Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.

Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir ( sekitar 10-13 th) dan memasuki taraf aqil baligh ( usia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis). 


Maka sekarang, jalankan saja yang anda BISA  dan SUKA tanpa pikir panjang,   karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.


Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :

a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar

b. energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.

c. rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi

d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.


Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :

a. Kita ingin menjadi apa (be)

b. Kita ingin melakukan apa (do)

c. kita ingin memiliki apa (have)


Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :

a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)

b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)

c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)


Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda pikir memang harus diubah.


Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”. 


Demikian sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan produktivitas, silakan dibuka diskusi dan nanti kami  akan lebih detilkan materi ini secara real di nice homework #8 berbasis dari kekuatan diri teman-teman yang sudah dituliskan di Nice homework #7.


Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/



_Sumber bacaan_:

_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_

_Materi Matrikulasi IIP, Bunda Produktif, 2016_

_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_

12/5/16

*Review NHW #7 dan diskusi tanya jawab* *_Matrikulasi IIP Depok batch 2_* _Senin 5 Desember 2016. Pukul 20.00-21.00_

*Review NHW #7 dan diskusi tanya jawab*
*_Matrikulasi IIP Depok batch 2_*
_Senin 5 Desember 2016. Pukul 20.00-21.00_


*IKHTIAR MENJEMPUT REJEKI*

Disusun oleh
Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

_Review Nice Home Work #7_

_[Bunda Produktif]_ *IKHTIAR MENJEMPUT REJEKI*

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,

Terima kasih bagi yang sudah mengerjakan NHW#7 ini dengan sangat baik. Melihat satu persatu hasil peta kekuatan teman-teman, maka kami  melihat beragam potensi fitrah yang dimiliki oleh teman-teman yang bisa dijadikan sebagai bekal untuk memasuki ranah produktif.

NHW #7 ini adalah sesi *KONFIRMASI*. Dimana kita belajar mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini, apa yang sudah kita baca tentang diri kita dengan tools yang dibuat oleh para ahli di bidang pemetaan bakat.

Ada banyak tools yang sudah diciptakan oleh para ahli tersebut, diantaranya dapat dilihat secara online di  www.temubakat.com http://tesbakatindonesia.com/ www.tipskarir.com dan masih banyak lagi berbagai tes bakat online maupun offline yang bisa kita pelajari.

Kita menempatkan tools-tools tersebut sebagai alat konfirmasi akhir, sehingga kita tidak akan buru-buru menggunakannya, sebelum kita bisa menggunakan mata hati  dan mata fisik kita untuk melihat dan membaca diri dengan jujur. Kita makin paham tanda-tanda yang DIA berikan untuk menjalankan peran produktif kita di muka bumi ini.

Efek yang bisa kita rasakan, saat menjadi ibu kita tidak akan menjadi ibu galau yang buru-buru mencari berbagai alat untuk bisa melihat minat dan bakat anak kita secara instan. Kita justru akan punya pola mengamati bakat minat anak, dari kegiatan aktivitas anak keseharian dg mengamati sifat-sifat dominan mereka, yang mungkin akan menjadi peran hidup produktifnya kelak.

Selain itu juga memperbanyak aktivitas panca indra sehingga kita makin paham bidang yang akan ditekuni anak-anak. Maka modalnya, buka mata, buka hati. Kayakan wawasan anak, kayakan gagasan anak setelah itu buatlah mereka kaya akan aktivitas. Terlibatlah (Engage) , Amati (observe), gunakan mata hati dan mata fisik untuk mendengarkan dan melihat  (watch and listen ) keinginan anak selama rentang 2-14 tahun, lalu perkuat pemantauan hal tsb sampai usia 14 tahun ke atas,  jadi modal pertama adalah mata hati dan kehadiran orangtuanya.

Alat hanya mempermudah kita untuk mengenali  sifat diri kita yang produktif menggunakan bahasa bakat yg sama shg mudah untuk diobrolkan.

Tetapi menggunakan alat bukan sebuah keharusan yang mutlak. Bagi anda yang sudah percaya diri dengan aktivitas anda saat ini, tidak perlu lagi menggunakan alat apapun untuk konfirmasi.


Salah satu tools yang kita coba kemarin adalah  www.temubakat.com yang kebetulan kita bisa mengkonfirmasi langsung ke penciptanya yaitu Abah Rama Royani, yang sering menjadi guru  tamu di komunitas Ibu Profesional.

Apabila teman-teman memiliki tools lain tentang pemetaan bakat ini yang bisa dikonfirmasi ulang ke penciptanya silakan dipakai, sehingga kita jadi lebih banyak paham tentang berbagai alat konfirmasi bakat kita.

Setelah mendapatkan hasil segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman  tulis di NHW#1 – NHW #6

Semua ini ditujukan  agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.


*FOKUS pada KEKUATAN, SIASATI segala KELEMAHAN*


Fokus pada kekuatan berarti bahwa ke depan, luangkan waktu untuk belajar dan berlatih hanya pada aktivitas yang merupakan potensi kekuatan. Siasati keterbatasan berarti bahwa usahakan untuk mencari cara lain dalam mengatasi keterbatasan yang ada, bisa dengan cara menghindarinya, mendelegasikannya, bersinergi dengan orang lain ataupun menggunakan peralatan atau sistem. Seperti halnya bila kita tidak mampu melihat jauh karena keterbatasan mata yang minus, maka cukup diatasi dengan menggunakan kaca mata.

Ini salah satu contoh pentingnya kita memahami kekuatan diri kita kemudian mencari partner yang cocok. Untuk itu silakan teman-teman amati sekali lagi, potensi kekuatan yang ada pada diri teman-teman, kemudian minta pasangan hidup anda atau partner usaha anda untuk melakukan proses yang sama dengan tools yang sama, agar anda dan partner anda memiliki bahasa bakat yang sama untuk diobrolkan. Setelah itu lihat apakah anda sama-sama kuat di bidang yang sama atau saling mengisi.

Hal ini penting untuk memasuki ranah produktif teman-teman. Akan berkolaborasi dengan pasangan hidup atau memang perlu partner lainnya. Apabila perlu partner lain maka teman-teman sudah paham orang-orang dengan kekuatan seperti apa yang ingin anda ajak kerjasama. Sehingga mulai sekarang sudah tidak lagi asal bilang “saya cocok dengan si A, si B, si C” cocok di bidang mana? Bisa jadi kecocokan anda dengan seseorang tidak bersifat produktif karena memang tidak saling mengisi (komplemen).

Mari kita lihat beberapa contoh di bawah ini:
(gambar)

 *POTENSI KEKUATAN*

Banyak orang masih berpandangan bila kita berlatih atau membiasakan diri melakukan suatu aktivitas, kita akan menjadi semakin hebat. Slogannya mengatakan: “pratice makes perfect”. Namun ternyata slogan ini memiliki kebenaran sepanjang dilakukan pada potensi kekuatan Anda. Sibuk berlatih pada aktivitas yang merupakan keterbatasan hanya akan membuang waktu, energi apalagi biaya. Sayang bila kita berpayah-payah melakukan aktivitas yang merupakan keterbatasan kita.

Menurut Abah Rama Royani dalam bukunya yang beliau tulis bersama teman-teman dari Prasetya Mulya yang berjudul 4 E (2010)
*_Potensi Kekuatan adalah aktivitas yang anda SUKA  melakukannya dan BISA  dengan mudah  melakukannya, hasilnya bagus dan produktif_*

Setelah mengkonfirmasi ulang bakat kita dengan tools yang ada, kami sarankan jangan percaya 100%. Silakan konfirmasi ulang  hasil tersebut sekali lagi dengan mengisi pernyataan aktivitas apa yang anda SUKA dan BISA selama ini.

Setelah memetakan apa yang SUKA dan BISA, maka mulailah menambah jam terbang di ranah anda SUKA dan BISA, mulailah melihat dengan seksama dan kerjakan dengan serius.

Mengapa ranah SUKA terlebih dahulu yang harus kami tekankan. Karena membuat kita BISA itu mudah, membuat SUKA itu baru tantangan.  Maka saran kami masuki ranah SUKA dan BISA terlebih dahulu sebagai awalan memasuki ranah produktif teman-teman, kalau anda sudah menemukan “pola”nya disana, sudah merasa “ Enjoy,Easy dan Excellent” , maka mulailah mencoba ke ranah yang lain selama aktivitas tersebut masuk kuadran BISA. Yang sebaiknya tidak dimasuki di awal ini adalah memasuki ranah yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA.

Seiring berjalannya waktu kita semua akan bisa dengan mudah memaknai kalimat ini :

*_“It is GOOD to DO what you LOVE, but the secret of life is LOVE what you DO_*"

Salam Ibu Profesional,



/Tim Matrikulasi IIP/


Sumber Bacaan :

_Materi Matrikulasi IIP Sesi #7, Rejeki itu Pasti, Kemuliaan harus Dicari, 2016_

_Hasil NHW#7, Peserta Matrikulasi IIP, 2016_

_Abah Rama Royani, 4 E (Enjoy, Easy, Excellent,Earn), PPM Prasetya Mulya, 2010_

_Referensi tentang bahasa bakat dan potensi kekuatan di www.temubakat.com_

____________________________________________________________________________________
*sesi tanya jawab*


1⃣ Yekti
assalamualaikum,
saya ijin bertanya. berdasarkan hasil dari temuan bakat, yg menjadi pertimbangan utama saya adalah kekuatan saya : educator, mediator, strategiest, communicator, synthesizer, marketer, motivator hampir dibilang memiliki kecocokan apa yg menjadi minat saya, namun kelemahan saya spt analyst, server sekarang mjd rutinitas pekerjaan yg saya lakukan. dan jujur saya merasa sangat tdk berminat kembali dan ingin lbh fokus mendidik anak2 baik di lingkungan formal dan informal. yg ingin saya tanyakan apakah hasil temuan bakat ini akan berbeda-beda sesuai dgn minat kita pada saat itu? apakah hasil kekuatan dan kelemahan saya terwujud karena keinginan saya saat ini? bagaimanakah caranya saya meyakinkan baik melalui suami atau rekan  bahwa ini adalah kekuatan dan kelemahan saya yg memang terkini?
terima kasih

1⃣ Bunda Yekti, yang harus diyakinkan adalah diri Bunda sendiri. Talents mapping hanyalah salah satu tools untuk re-assure (mengkonfirmasi) apa yang selama ini bunda rasakan dalam bidang yang bunda hadapi sehari-hari. Bisa jadi tepat bisa juga tidak, maka tidak perlu saklek sekali apabila di kemudian hari hasilnya berbeda dengan apa yang dirasakan.

Fokus yang harus bunda bangun adalah pada kekuatan bunda, olah sedemikian rupa sehingga bunda dapat mendayagunakannya demi sebaik-baiknya manfaat. Siasati kelemahan dengan bersinergi dengan orang yang lebih ahli jika itu yang Bunda butuhkan untuk berhasil.✅



2⃣ Resti
Kapan atau umur berapa kita bisa melihat bakat/potensi anak? Karena saat ini sdh bbg kegiatan diikuti utk menstimulasi bakat mereka tapi susah bertahan lama karena bosan atau tdk ada teman yg mengikuti kegiatan yg sama tsb.
 ➡2⃣ Pertajam mata bat in Dan jiwa kita bunda Resti, optimalkan waktu-waktu membersamai anak-anak menggunakan observasi fisik Dan hati. Jika kita jeli bibit-bibit bakat bisa terlihat sejak bayi. Bakat tidak sama dengan bidang kegiatan.

Fasilitasi saja lalu dengarkan hati mereka. Melihat bahwa salah satu alasan anak bunda karena tidak ada teman yang mengikuti kegiatan, barangkali saja anak Bunda punya bakat fellowmanship, artinya bisa loyal menjadi follower, tidak hanya sekedar follower biasa. Hanya sekedar contoh, dalam dunia kerja saat ini, fellowmanship penting sebagai adab bagaimana bertindak sebagai bawahan yang bijak cerdas Dan efisien.  Karena kinerja pimpinan juga tercermin dari kinerja bawahannya. Digali terus bunda ✅



3⃣ Wiwit :
Dari review NHW7..saya mengambil makna penting bahwa sebaiknya kita masuk pada ranah yg kita SUKA & BISA. Mohon saran sebaiknya bgmn kita menyikapi utk aktifitas yg kita BISA tetapi kita tdk terlalu suka,krn jd suatu keahlian.

Jazakillah khairan katsiraa ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™๐Ÿผ

3⃣Bunda Wiwit, salah satu kuncinya produktif ya harus enjoy, kalo gak suka ya tidak perlu dilakukan.✅




4⃣Siti Muslihah

Pertanyaan:
Pada materi tertulis bahwa untuk menyiasati kelemahan salah satu nya  yaitu  bersinergi dg orang lain.., kalau orang lain nya itu adalah pasangan hidup & gak sinkron misalnya saya analytical tp pasangan bukan activator atau pasangan command tp saya bukan emphaty, bagaimana menyiasatinya supaya sy bisa tetap produktif & tidak baperan (bawa perasaan)?
 ➡4⃣ Bunda Siti, ya barangkali pasangan bukan partner sinergi yang pas dalam beberapa hal... Sehingga harus dicari temu titik mana yang klik. Gali lagi. Ngobrol lagi.✅



5⃣ Ika
Dari analisis temubakat.com, bakat saya di bidang educator, motivator. Jika saya berkarir di bidang itu, berarti saya terpaksa meninggalkan anak-anak saya untuk mengajar. Jika saya di rumah saja, rasanya seperti ada yang hilang. Saat dijalankan berbarengan, kondisi anak-anak turun, dalam artian mereka jadi rewel, ngambekan, sulit diajak berkomunikasi. Saya merasa harus balik lagi ke dasar Bunda Sayang dan Bunda Cekatan. Apa yang sebaiknya saya lakukan? (Tiba-tiba galau ini muncul tanpa permisi ๐Ÿ˜‚)
Jazakillah khair...
5⃣ Bunda Ika, bakat tidak selalu harus diaplikasikan diluar rumah. Perkuat di dalam saja. Yuk ingat lagi materi sebelumnya, di rumah tidak asal di rumah, kesungguhan harus diisi sehingga "bagian yang hilang" bisa ketemu. Jadilah educator untuk anak-anak, perkuat bunsay bunCek.✅



6⃣ Ratri
Apa yg harus dilakukan ketika pekerjaan d ranah publik yg dilakukan ternyata tdk dlm kuadran suka dan bisa? Bila demikian apakah aktivitas yg ada dlm kuadran suka dan bisa adl peluang yg perlu diambil??
➡6⃣ Bunda Ratri, berdasarkan yang saya lakukan dan jalankan, iya. Go grab it! ✅



____________________________________________________________________________________
Diskusi malam ini kita sudahi dulu...
 Terimakasih jg utk bunda2 yg sudah menyimak...

Nantikan materi selanjutnya yang akan semakin membuka pola pikir dan langkah yg akan kita ambil kedepannya.. Makanya tetap semangat dikelas Matrikulasi ini.. ๐Ÿ˜ Kita tutup ucapan hamdalah dengan doa kafaratul majelis ุณُุจْุญَุงู†َูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ูˆَุจِุญَู…ْุฏِูƒَ ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَ ุฃَุณْุชَุบْูِุฑُูƒَ ูˆَุฃَุชُูˆْุจُ ุฅِู„َูŠْูƒَ “Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik” Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih). See u tomorrow teman-teman๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜ Kami yang bertugas mohon diri... Wassalamualaikum Wr.Wb

11/30/16

Nice Homework #7

_Nice Homework #7_

*TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF*

Bunda dan calon bunda yang masih semangat belajar sampai NHW #7.  Selamat, anda sudah melampaui tahap demi tahap belajar kita dengan sabar.

Setelah kita berusaha mengetahui diri kita lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kita akan mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping.

Segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman  tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan  agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

๐Ÿ€ Ketahuilah tipe kekuatan diri (strenght typology) teman-teman, dengan cara sbb :

1⃣masuk ke www.temubakat.com

2⃣isi nama lengkap anda, dan isi nama organisasi : Ibu Profesional
jawab Questioner yang ada disana, setelah itu download hasilnya

3⃣Amati hasil dan konfirmasi ulang dengan apa yg anda rasakan selama ini.

4⃣ Lampirkan hasil ST30 (Strenght Typology) di Nice Homework #7

๐Ÿ€ Buatlah kuadran aktivitas anda, boleh lebih dari 1 aktivitas di setiap kuadran

Kuadran  1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA

Kuadran 2  : Aktivitas yang anda SUKA tetapi  andaTIDAK BISA

Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda  BISA

Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA


*Review NHW #7 dan diskusi tanya jawab*
*_Matrikulasi IIP Depok batch 2_*
_Senin 5 Desember 2016. Pukul 20.00-21.00_


_Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #2, sesi #7_ *REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI*

_Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #2, sesi #7_

*REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI*

Alhamdulillah setelah  melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan”  dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.


*_Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR_* "

Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani  hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.

Para Ibu di kelas Bunda Produktif  memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.


Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.


 Sang Maha Memberi  Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”


*_Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya,  demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar_*


Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah

*_bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga_*


Semua pengalaman para Ibu Profesional di  Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah *KEMULIAAN* hidup.


“ *_Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI_* "


Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.


Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.


Maka

*_Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang_*

Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.

 Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.


*_Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya_*


Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,

1⃣menambah syukur,
2⃣menegakkan taat 3⃣berbagi manfaat.


*_Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya_*


Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).

Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.


Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga,  untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.


Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,

Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,



/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

_Sumber bacaan_:

_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_

_Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010_

_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_


Yg pengen denger suara lembut bu Septi , sila klik link ini

https://youtu.be/qTdwIE5TuTU



******************\************\\*\\\****


Versi lengkap menemani NHW#7

https://youtu.be/kjE5FGuvfrY

*Resume Diskusi NHW #7*

Hari, tanggal : Selasa, 29-11-2016
Host : Bara
Co-host : Poppy
Narsum : Nia Nio
Notulis : Dinda

*Host*
Bismillahirrahmanirrahim.. Salam Ibu professional✊๐Ÿป Selamat bergabung di kulwap materi ke7 "Matrikulasi IIP Depok #2

Stop presensi ya bundaa

Mba Nia... sudah monitor kah?

*Narsum*
 Yuhuuu I am readyyy ๐Ÿ™‹๐Ÿป๐Ÿ™‹๐Ÿป๐Ÿ™‹๐Ÿป๐Ÿ’–๐Ÿ’–

1⃣ Wiwit :
 Alhamdulillah senang nya dpt materi ini menambah tingkatan pengetahuan ke bunda produktif. Dr materi sesi ke-7 ini yg paling sy garis bawahi yaitu Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR. Yg masih mengganjal di hati & pikiran saya..ketika kita telah menemukan aktifitas yg membuat kita berbinar2 &berniat ingin menjadikan diri kita bermanfaat bg org banyak..tp justru terkadang msh merasa blm mantap krn msh ada rasa takut mengorbankan & lalai terhadap amanah Nya. Misal : saya senang sekali saat menjadi dosen,ketika berbagi ilmu,pengalaman dan tdk sekedar mengajar tetapi memotivasi mahasiswa..dan melihat respon positif mereka membuat sy bersemangat & berbinar2..tetapi terkadang sy msh ragu apakah sebaiknya waktu yg saya gunakan lebih baik digunakan bersama anak & keluarga. Mhn pencerahan dr pengalaman tim fasil tercinta ๐Ÿ˜˜ Jazakillah khairan katsiraa ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™๐Ÿผ
➡ Bunda Wiwit, keraguan dan ketakutan hanya akan menjadi mental block. Jika bisa mencapai keduanya yakni; mengajar dan membersamai anak maka lakukanlah keduanya. Tentunya dengan jadwal yang sudah kita atur sedemikian rupa sehingga tidak akan melalaikan salah satunya.

Rasa takut akan kelalaian itu harus dihadapi dan dikelola. Catat apa poin Amanah Allah yang kita harus jalan kan bersamaan dengan misi produktif kita. Terapkan kuadran kegiatan. Evaluasi hasil apakah keduanya berjalan seirama.

Sematkan do'a padaNya dalam setiap langkah kita keluar agar bermanfa'at juga untuk keluarga yang kita tinggal sementara, karena itu adalah salah satu parameternya. ✅

 2⃣ siti muslihah
Bgmna tanggapan Bu Septi & fasilitator tentang  pendapat pikiran kalau uang hasil kerja sendiri (ibu bekerja di ranah publik )   bisa bebas peruntukan nya dan terkadang kalau ibu rumah tangga (ibu tidak bekerja) kesan nya banyak merepotkan suami dalam hal finansial karena seperti hanya mengandalkan uang dari pemberian suami...
➡ Bunda Siti Muslihah, sesuai dengan materi kali ini yang kita garisbawahi adalah bukan perkara rupiahnya maupun asal penghasil sumbernya, namun produktivitas Ibu professional adalah nilai manfa'atnya. Seberapa besar diri kita memiliki nilai kegunaan bagi pemberdayaan diri dan orang lain/ Keluarga kita.

Karena Rizki tidak selalu terletak pada uang yang kita hasilkan, maka pikiran yang disampaikan mbak Siti menjadi tidak relevan juga.

Bebas peruntukan maupun merepotkan suami hanyalah frame pikiran yang membatasi. Yang jauh lebih penting adalah akan dipergunakan bagaimana harta yang dihasilkan, karena yang halal akan dihisab yang haram akan diazab. ✅

3⃣ Tantia
Apa ciri2 bunda sayang dan bunda cekatan sdh berhasil dan bisa melangkah ke jenjang bunda produktif?
➡ Bunda Tantia, yuk kita inget lagi materi #2 tentang  Ibu Profesional;

BUNDA SAYANG

a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?

b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?

c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?

d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?


BUNDA CEKATAN

a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?

b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.

c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?

d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

Jika seluruh pertanyaan diatas telah dapat kita jawab secara positif mantap, dan seluruh indikator profesional yang sudah kita buat di NHW#2 terkait bunda sayang dan bunda cekatan maka kita sudah siap melangkah ke bunda produktif

Lalu persiapan berikutnya

BUNDA PRODUKTIF

a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?

b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?

c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?

d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?✅

4⃣Maria susanti
Menjadi ibu produktif itu awalnya saya berpikiran seorang ibu yang bisa menambah pendapatan keluarga(materi) ternyata di IIP matrikulasi berbeda. Jadi mba seandainya saya sudah:
1.menambah syukur
2.menegakan taat
3.membagi mamfaat
Berarti saya termasuk seorang bunda produktif ya?tolong minta di ulas lagi mba tentang 3 hal diatas berkaitan dg bunda produktif.terimakasih
➡ Bund Maria, persis!, seperti itulah maksudnya, InsyaAllah Rizki mengikuti

Jadi begini. Produktif disini lebih kepada: jalankan misi utamanya, baik di dalam rumah maupun publik bergairahlah dalam melakukannya, efek sampingnya rizki datang dan mengalir menghampiri sendiri. Kalaulah bisa sambil membersamai anak, lalu membuat project yang menghasilkan rupiah maka Alhamdulillah, jika tidak maka jaga gairah manfa'at dan bertawakallah, barangkali Rizki dikirim melalui moda "kendaraan" lain.✅

5⃣ Febi
Manakala kita bekerja di ranah publik, misalnya pelayanan ke masyarakat, ada amanah yang kita emban.  Di sisi lain, amanah keluarga juga jangan sampai diabaikan.  Apakah bijak jika kita meminta keluarga utk mengerti bhw kita memiliki tanggungjawab dalam mengemban amanah pekerjaan di ranah publik sehingga tdk bisa selalu hadir secara fisik? Pantaskah kita beralasan bhw bekerja di ranah publik adl sbg bentuk mengajarkan kemandirian dan tanggung jawab?
➡ Bunda Febi, lihat kembali. Apakah dengan bekerja di ranah publik menambah kemuliaan keluarga kita atau malah sebaliknya. Jika ranah publik yang kita emban memang bernilai misi hidup maka komunikasikan kepada keluarga, pada saat seperti apa kita harus full diluar. Beri alasan paling mulia pada peran kita di publik.

Karena jika menggunakan alasan mandiri dan tanggung jawab, maka sesungguhnya hal tersebut masih bisa ditularkan dan diteladani juga dari rumah.✅

6⃣ Hilma
Saya resign dari pekerjaan saya setahun lalu, karena ingin fokus mengasuh anak. Sy sadar akan resiko nett income kami menjadi berkurang utk memenuhi kebutuhan kami. Akhirnya sy memutuskan untuk jualan online. Namun, setiap kali sy nge-gadget utk promosi atw melayani customer, anak sy (2,5 thn) jd rewel krn dia jd ingin ikut main gadget dan akan menjd rewel jika berhenti. Krn tidak ingin dy menjadi gadget addict, akhirnya sy off sementara jualannya. Sy tdk tertarik utk ngantor lagi, usaha online sptnya lebih cocok utk sy. Sy ingin mulai berjualan online lg krn utk menutupi kekurngn pemskn keluarga kami. Mohon saran bgmn agar sy bisa tenang berjualan tnp membuat anak sy rewel utk tertarik ngegadget. Terimakasih.
➡ Bunda Hilma, menarik sekali. Bunda bisa menerapkan kandang waktu yang sudah dipelajari di NHW sebelumnya.

✔Terapkan waktu khusus yang bunda butuhkan untuk melakukan aktivitas pemasaran online. Atur strategi marketing Bunda yang tidak mengganggu jadwal kegiatan fitrah anak-anak.

Misalnya:
Kerjakan upload foto Dan rekap pesanan saat anak sudah tidur/sebelum bangun

✔Terapkan rules marketing yang sesuai dengan kondisi. Misal: tidak harus selalu menjawab setiap pertanyaan yang masuk setiap saat di gadget. Bisa saja kita komunikasikan ke blog/ig jalan bahwa Pertanyaan akan dijawab pada jam XX

✔Atau bikin list FAQ, sehingga pertanyaan dasar sudah terjawab.

✔Rekrut admin khusus

Dan masih banyak cara lainnya.

Yakinlah bahwa jika kita kreatif Dan sungguh sungguh rejeki yang menghampiri. Online selling hanyalah salah satu Dari sekian cara dan media memperoleh Rizki ๐Ÿ˜Š

Khusus materi ini kapan kapan bisa ditambahkan mbak Zy dan mbak Diah juga. Kebetulan kami semua fasil online seller juga ☺✅

7⃣ Marie
Untuk meningkat menjadi bunda produktif, kita harus menguatkan diri di sisi bunda sayang dan bunda cekatan, karena sejatinya kita harus menjaga amanah utama yaitu anak2.
Idealnya, apakah sebaiknya kita tidak masuk ke ranah produktif dulu sebelum tahap bunda sayang dan bunda cekatan beres? Trus bagaimana jika hal yg membuat mata kita berbinar2 itu ada di ranah publik? Apakah hrs ditunda dulu? Mohon pencerahan. Terima kasih.
➡ Bunda Marie, idealnya iya. Beresnya dengan parameter seperti pertanyaan nomor 3 diatas. Bagi ibu bekerja di rumah tunda kita hingga kita bisa memenuhinya. Bagi ibu bekerja di ranah publik, kejar bunda sayang dan bunda cekatannya. Dengan begitu produktivitas kita optimal.✅

8⃣ Azay
"Menjadi produktif adalah bagian dr ibadah, sedangkan  rezeki adalah urusanNya". Berkaitan dgn kalimat๐Ÿ‘†๐Ÿป, sy msh tetap saja bertanya2 pd diri sy sendiri. Sy bekerja di ranah publik, sampai saat ini sy msh berusaha untuk memperkuat pilar bunsay&buncek, tp kok ya tetap aja rasa bersalah karena tdk bisa selalu hadir 24jam untuk anak๐Ÿ˜ญ.
Bertemu anak hanya 12 jam,dr jm18.00-06.00 (sebagian besar waktu adalah waktu istirahatnya anak).
Anak sy saat ini msh berumur 4thn. Apakah yg hrs sy lakukan? Mohon masukannya.
➡ Bunda Azay, rasa bersalah itu harus diidentifikasi, ukuran "salah" berdasarkan apa. Apakah karena Bunda tidak memenuhi indikator professional yang telah dibuat? Apakah porsi delegasi belum optimal atau apa.

Satu hal penting juga yang harus dipahami, bekerja di ranah publik apakah urgent? Dalam hal ini jika memang harus bekerja karena ada Amanah lebih besar di Keluarga, maka siapkan semuanya.

Bersama dengan anak juga bukan sekedar bersama. Maka hadirkan seluruh hati jiwa raga dan seluruh perhatian kita saat 12 jam itu dengan efektif dan hangat.✅

9⃣ Fitri Purbasari
Saat keinginan menjadi bunpro mendesak namun terganjal krn blm mapan d bunsay n buncek gmn y? ๐Ÿ˜ž
➡ Bunda Fitri Purbasari, Sabar saja dan syukur. Tingkatkan implementasi bunsay buncek. Menjadi bunda produktif berarti menambah tantangan. Untuk itu kita harus yakin bahwa kita firm dengan tahapan awal ✅

๐Ÿ”Ÿ Febi
Kalau suami sedang tidak bekerja di ranah publik (lebih banyak di ranah domestik), apakah peran manajer keluarga tetap tersemat pada ibu? Atau bagi2 peran manajerial, misal ibu manajer gizi, ayah manajer keuangan, dst?
➡ Bunda Febi, peran manager Keluarga tetap di Ibu, jika beberapa tugas bisa didelegasikan maka Ibu merupakan GMnya (General Manager) keluarga ๐Ÿ˜nanti tinggal didelegasikan saja misal perihal keuangan dihandle oleh suami sebagai day to day manager keuangannya. Tapi suami tetap report ke Bunda. Supaya bunda dalam mengambil keputusan dapat komprehensif.

Manager itu harus membekali diri dengan strategic planning Keluarga, sehingga pendelegasian tugasnya pun harus selaras.✅

*Host*
Alhamdulillah 10 pertanyaan yg masuk sudah terjawab.. untuk selanjutnya masih dibuka kesempatan teman2 jika masih ada yg bertanya. Atau teman-teman yg ingin menanggapi jawaban2 diatas..

*Narsum*
Jika belum ada yang bertanya, saya mau sharing lagi. Saya juga dulu ketika menerima materi ini bertanya tanya dalam hati. Kemuliaan itu yang bagaimana ya, lalu kemudian mencoba pelan menggeser paradigma, Dari bekerja untuk mendapat penghasilan menjadi bekerja untuk menuju misi mulia.
Susah? Bangetttt!

Tapi teruuuus aja merenung, apa yang akan kukerjakan demi mendapat nilai atas peranku. Kalo kata bu Septi kita harus menjadi bukti, saya mau sampaikan saya adalah salah satu bukti.

*Host*
krn waktunya sudah habis dan tidak ada lagi pertanyaan tambahan, mari kita tutup saha diskusi ini dengan mengucap hamdalah.
Alhamdulillah..

Terimakasih kepada teman-teman yg sudah bertanya dan menyimak. Dan terimakasih kepada mba Nia nio atas jawaban2 yg diberikan.. ๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ˜Š

*Narsum*
Terima kasih Tim yang bertugas malam ini Dan teman teman matrikulasi semua yang sudah menyimak. Selamat beriatirahat....mbak Diah punya bekel buat mimpi malam ini ๐Ÿ˜Š

==========////===========

11/28/16

*Resume Review NHW #6*

*Resume Review NHW #6*

Hari, tanggal : Senin, 28-11-2016
Host : Poppy
Co-host : Bara
Narsum : Diah

=======================

*Host* :
Assalamualaikum teman2 semua... sy sindy bararianti... malam ini menggantikan mba ersita...
Sudah jam 8 lewat lgs aja kita mulai diskusinya ya teman2... mba diah sudah monitorkah?

*Narsum* :
๐Ÿ™‹๐Ÿป Selamat malam bunda2, kita akan membahas review NHW#6, silakan langsung aja jika ada pertanyaan

*Host*
1⃣ Tria Novita
Selama ini saya merasa bukan org yg terbiasa dg jadwal. Sering saya buat penjadwalan, tetapi setelah itu saya biarkan mengalir saja. Satu yg saya pegang, hal penting & tidak mendesak alhamdulillah sebagian besar terlaksana.
Hanya terkadang, beberapa aktivitas yg tdk penting & tdk mendesak suka membuat saya terlena. Mungkin "kandang waktu" inilah yg harus saya tingkatkan yah?! ๐Ÿ˜Š
Melihat saya yg seperti itu, apakah saya dikatakan RESULT BASED ORGANIZATION atau masih UNORGANIZED? ๐Ÿ˜
Mohon jg penjelasan lbh detail ttg tipe result based organization itu..
Tks ๐Ÿ˜Š
➡Result based organization tidak membutuhkan penjadwalan waktu yg ketat, yang penting komitmen (target2nya) terpenuhi.
Misal, komitmen: hari kamis jam 9 pagi harus ada sekaleng krupuk udang matang merata di meja makan
Mau nggoreng krupuknya 3 hari/1 hari/bahkan 15 menit sebelum dateline ga masalah, mau saat itu lagi longgar atau qadarallah sakit kepala atau anak rewel ga jadi halangan, yg penting hari kamis jam 9 pagi sdh tersedia sekaleng penuh krupuk udang, matang merata tanpa ada yg bantat atau gosong di meja makan.
Nah kira2 mb tria masuk tipe yg mana nih,
Time based management (organized) atau Result based management (unorganized)? ✅

*Host*:
2⃣ Rita
Ingin menanyakan mbak
Bila kegiatan/kepentingan lebih banyak ada di kuadran 1, bagaimana cara me-manage waktu dan memilih prioritas? Karena semua dirasa penting dan sesuai visi hidup.

➡Mb Rita, aktivitas PENTING dan MENDESAK adalah kegiatan yg HARUS dilakukan SEKARANG/SAAT INI juga. Jika aktivitas tsb bisa ditunda berarti tidak termasuk ukuran mendesak.

Apakah semua aktivitas mb Rita di kuadran 1 betul-betul tidak ada yg bisa ditunda?

Kalo seperti itu maka menurut saya perlu kebesaran hati memilih bbrp aktivitas untuk ditunda pelaksanaannya, krn kalo kita terus menerus dlm kondisi ini kita akan sangat stress, ujung2nya malah mogok, ga ada yg dikerjain satu pun karena capek fisik, capek pikiran.

Idealnya jika kuadran 1 penuh, geser sebagian ke kuadran 2, begitu kuadran 2 penuh, delegasikan sebagian aktivitas kuadran 1/2 ke kuadran 3 ✅

*Host* :
3⃣ Ika
Bagaimana cara membuat jadwal berdasarkan Result Based Organized? karena jadwal yang biasa dibuat berdasarkan waktu, saya belum punya bayangan cara membuat berdasarkan RBO ini. Lalu, darimana saya bisa menyadari bahwa kami sekeluarga lebih cocok menggunakan yang berdasarkan time atau result? Jika kami berempat berbeda cara, apakah harus ada 4 jadwal?
Terima kasih

➡Caranya tinggal kelompokkan saja kegiatan2 tsb mb Ika, lalu dibuat target2nya (batas waktu, kualitas pencapaian, dll) dan penuhi komitmennya.

Mau kapan dikerjakan terserah (tdk perlu perencanaan waktu) asal komit thd target2 yg sdh dibuat. Lihat contoh di jawaban no.1 ya..

Untuk tahu mana yg lbh cocok, silakan mb Ika lakukan 1 aktivitas dg 2 cara, menggunakan perencanaan waktu (time based) dan result based, nanti dievaluasi mana yg lebih nyaman dilaksanakan ๐Ÿ˜Š

Jika dalam 1 keluarga memiliki tipe yg berbeda tidak jadi masalah selama *masing2 memegang komitmen*.
Mohon dibaca kembali review NHW#6 poin 5 ✅

*Host* :
4⃣ Nira
Managerial waktu dan kegiatn komitmen yang sudah disepakati oleh keluarga terkadang terhambat dari anggota keluarga kita , misal anggota keluarga yang terkecil, atau yang terbesar, atau suami . pusnisment  apa yang bisa kita berikan , dan apakah pusnisment dibedakan sesuai usia,  yang melanggar komitmen, dan punishment itu membuat semangat kita kembali menyepakati komitmen.

➡Mb Nira, saya pribadi lbh menyukai terminologi *konsekuensi* drpd hukuman (punishment).

Sebelum melakukan kegiatan bersama,  saya dan keluarga biasanya bersepakat terlebih dahulu mengenai detil kegiatan (waktu, jenis, org yg terlibat dsb), termasuk konsekuensi yg harus ditanggung msg2 anggota keluarga jika melanggar kesepakatan tsb. Bentuk konsekuensinya juga harus SMART , msh ingat kan kepanjangannya? ✅

*Host*  :
5⃣ Ratri
Ketika sdh membuat kandang waktu & cut off time, berarti selesai atau tdk rutinitas hrs berhenti. Saya masih kepikiran ttg waktu yg habis di kantor pdhal kurang produktif, sedangkan anak dititip di daycare dan pekerjaan domestik blm sepenuhnya selesai. Bagaimana menyiasatinya ya sedangkan waktu yg dikandangkan cm kebagian sedikit dan badan punya hak istirahat??

➡Betul Mb Ratri, kita bukanlah supermom yg sanggup bersiaga 24jam. Karenanya saat aktivitas rutin dirasa terlalu membebani, belajarlah untuk mendelegasikan bbrp diantaranya, bisa kpd suami, anak, art atau tenaga profesional.

Waktu di kantor sepertinya perlu di highlight mba, jika memang habis untuk kegiatan yg kurang produktif berarti sdh saatnya untuk diubah menjadi aktivitas dinamis yg bisa menambah jam terbang menuju tercapainya misi hidup mb Ratri, semoga berhasil ya ✅

*Host* :
6⃣ Poppy
Saya ingin bertanya berkaitan dengan jadwal Rutin dan Dinamis...
Saat ini anak saya masih usia 4thn. Sejak saya resign dari kerja fulltime, anak selaluu saya ajak disetiap aktivitas saya diluar rumah. Sepanjang hari, dimanapun kami saat itu, saya usahakan kebutuhan dasar anak (seperti makan&tidur siang) terpenuhi.

Pertanyaan saya: yg seperti ini benar atau salah?? ๐Ÿ˜ง Sering saya berpikir, kenapa jadi anak saya yg mengikuti dan memahami jadwal ibunya,ya.... Bukankah ibunya yg harus menyesuaikan kemauan anak2?

Contoh: anak saya masih ingin bermain sendiri d dalam rumah, tapi agenda seharusnya saya keluar rumah. Jadi yg terjadi seringkali adalah saya meloby dia sebisa mungkin untuk ikut saya..  ๐Ÿ˜ง๐Ÿ™ mohon sarannya krn sering saya merasa bersalah.

➡Tergantung apa prioritas Mb Poppy saat ini, anak ikut aktivitas ibu atau ibu yang ikut aktivitas anak ?

Pemilihan mana aktivitas yg penting/tidak penting disini sifatnya sangat personal dan subyektif ya, tiap org berbeda.

Kalo saya boleh menambahkan sedikit, kebutuhan dasar untuk anak selain makan dan istirahat adalah juga pemenuhan akan fitrah2nya, semoga kita tidak melupakan hal tersebut ๐Ÿ˜˜ ✅

*Host*
7⃣ Wiwit :
Di NHW 6 ini saya mempelajari bahwa :
"Jadikan aktifitas penting menjadi aktifitas dinamis sehari2 utk memperbanyak jam terbang"

Mohon perkenan penjelasan dr tim fasil tercinta, krn saya msh blm paham Apa yg dimaksud aktifitas dinamis
Yg membedakan menjadi aktifitas rutin?.
Misal sy rutin membaca buku setiap malam (yg saya anggap sbg jam terbang).

Jazakumullah khairan katsiraa ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™๐Ÿผ

➡Aktivitas rutin: adalah aktivitas yang mau tidak mau, suka tidak suka harus kita selesaikan dan akan terus selalu ada.

Aktivitas dinamis : aktivitas yang selalu kita kerjakan dengan mata berbinar, karena kita sangat suka, dan bisa terus bervariasi dari hari ke hari, karena banyaknya ide yang bermunculan setiapkali mengerjakan hal tersebut.

Setiap org tdk sama dlm menentukan jenis aktivitas tertentu, aktivitas rutin bagi seseorang bisa jadi adalah aktivitas dinamis bagi orang lain.

Jika membaca buku tiap hari membuat mb Wiwit berbinar dan menimbulkan banyak ide baru bermunculan maka sdh jelas ya itu termasuk aktivitas yg mana ๐Ÿ˜Š✅

*Host*
8⃣Laela
Jika kita sudah membuat schedule harian kita sudah membuat kandang waktu ,kadang schedule berantakan ketika anak rewel,dan untuk menyelesaikan itu butuh kesabaran dan waktu yg lumayan bisa mengambil.porsi jadwal rutin, kadang hal itu malah bikin ibu nya ikut ikut tantrum ๐Ÿ˜,karena akhirnya yg tadinya masuk ke kategori 2 jd maju ke kategori 1 dikejar deadline
Padahal komitmen awal prioritas utk anak dbanding kegiatan apapun, bagaimana menyikapi hal ini? Utk memanage waktu ulang ketika tiba tiba harus berdiskusi lama dengan anak utk meredam rewelnya?

➡Mb Laela, jika prioritas terdepan adalah untuk anak, maka butuh kesungguhan dan komitmen untuk memenuhi hal tsb. Akan lebih baik jika suami turut terlibat dalam penentuan prioritas ini.

Jadi jika ada sesuatu yg mendesak sehingga beresiko menggeser kegiatan yg lain, semua pihak bisa legowo atas kondisi tsb, tapi bukan berarti kita membiarkan diri 'disetir' oleh anak ya.

Salah satu tipsnya: Sering2lah mempraktekkan materi komunikasi produktif dg anak, sehingga kita tidak perlu menghabiskan waktu untuk meredam rewelnya✅

*Host*
9⃣Arssy
Bagaimana cara kita buat konsisten dgn waktu,jadwal yg kita buat......
Klo keadaan sedang tidak memungkinkan (misal anak dlm keadaan sakit)
Dmn kita smua handle sndiri tanpa art dgn 2 anak balita.
Yg ada biasanya di akhir anak sakit kerjaan rumah numpuk bukan main.
Mksh

➡Mb Arssy, ada kalanya kondisi tidak berjalan sesuai jadwal yg sdh kita susun,  yaitu saat darurat spt keluarga yg tetiba sakit.

Yang saya lakukan pd kondisi ini adalah segera menetapkan prioritas saat itu, misal mengurus anak yg sakit, adapun aktivitas lain sebisa mungkin saya delegasikan untuk sementara waktu supaya tdk menumpuk di kemudian hari.

Yang biasanya setiap hari nyuci setrika sendiri, sementara masukkan ke laundry, ambil catering/beli makanan jadi, dsb.

Jika tdk bisa mendelegasikan aktivitas, maka sederhanakan aktivitas tsb, misal nyuci doang setrika yg perlu2 aja atau ganti menu masakan dg yg tinggal cemplang cemplung dsb ✅

*Host*
Alhamdulillah 9 pertanyaan yg masuk sudah terjawab..
untuk selanjutnya masih dibuka kesempatan teman2 jika masih ada yg bertanya.
Atau teman-teman yg ingin menanggapi jawaban2 diatas..

_*sesi diskusi bebas*_

*Tria*: Jd mba diah, apakah salah jika kita terbiasa dg yg RBO? Mestikah kita belajar jg yang TBO?

➡Tidak ada yg salah/benar dg ke 2 metode tsb mb tria, pilih mana yg nyaman dilaksanakan, yg terpenting penuhi komitmennya

Ada baiknya mencoba keduanya, lalu dievaluasi, mana yg lbh efektif dan memberikan hasil lbh maksimal

Saya pribadi selama ini nyaman dg RBO krn tergolong last minute person, sejujurnya saya suka menunda2 pekerjaan ๐Ÿ˜…
Setelah saya coba TBO, awalnya susaaah krn harus komitmen dg waktu, mengalahkan kemalasan yg sdh berkerak ๐Ÿ˜

Setelah dievaluasi hasilnya memang lbh baik dg TBO, skrg tinggal mencari cara mengalahkan kemalasan tsb ✊๐Ÿผ

*Nana*: Kalau misal di jadual harian, udah selesai dari target cut off time, sebaiknya apakah sisa waktu yang ada di lanjutkan ke aktivitas berikutnya, atau free activity ke kita mba?

*Tria*: Saya dl pernah TBO mba diah. Tp kok saya ngerasa lbh stres kayak dikejar2 waktu ๐Ÿ˜‚.
Mungkin bs dicoba lg yah ๐Ÿ˜Š

➡Nyamannya mb tria yg seperti apa?
Selama tidak mengganggu komitmen waktu selanjutnya silakan aja

*Nana* : Skrg jadual aku coba tempel di tempat yang selalu dibaca, mudah-mudahan bisa lebih disiplin ๐Ÿ™

➡Aaminn. Semangaaat mb nana ✊๐Ÿผ

*Diyan*: Jd inget waktu SD buat jadwal kegiatan harian n ditempel☺

*Poppy* : mba diah, saya juga jadi mau nanya lagi.. ๐Ÿ˜. Utk saat ini krn anak blm sekolah, jd menurut saya prioritasnya anak ikut aktivitas ibu...
lalu menghilangkn rasa bersalahnya spt rasa tidak enak sama anak, bagaimana? misalnya krn subuh2 sudah harus mandi karena mau ke tempat eyang.. Padahal anaknya masih enak tidur.

➡Kalo sdh menetapkan prioritas berarti tinggal kesungguhan dan komitmen mb pop, semua resiko dan konsekuensi seharusnya sdh sanggup ditanggung termasuk rasa bersalah ๐Ÿ˜Š

*Zy*: Justru bagus menurut saya.. membiasakan bangun subuh, mandi saat subuh bagus lho untuk kesehatan, apalagi kalo diajarkan sholat subuh.. wah tambah kereen..

*Poppy*: baik mba diah, mba zy.. terimakasih jawabannya ya..

Teman-teman waktu sudah menunjukkan pukul 21.02.
Maka kita akhiri saja diskusi Review NHW#6 ini dengan mengucap hamdallah bersama. Alhamdulillah..
Terimakasih Mba Diah atas review nya.

*Diah*
Terimakasih semua.. saya undur diri dulu, mhn maaf atas segala kekurangan, kita ketemu lg besok pagi in syaa allah dg materi baru ๐Ÿ™‹๐Ÿป

Wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warramatullahi wabarakatuh ๐Ÿ™๐Ÿผ


====///////////===/////

11/27/16

_Review NHW #6_ ๐Ÿ™‹ *BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA* ๐Ÿ™‹

_Review NHW #6_

๐Ÿ™‹ *BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA* ๐Ÿ™‹


Bunda, terima kasih sudah membuat beberapa kategori  tentang 3 hal aktivitas yang anda anggap penting dan tidak penting dalam hidup anda.

 Dalam menjalankan peran sebagai manejer keluarga, *_manajemen waktu_* menjadi hal yang paling krusial.

Karena waktu bisa berperan ganda, memperkuat jam terbang kita, atau justru sebaliknya merampasnya. Tergantung bagaimana kita memperlakukannya.

Masih ingat istilah *_DEEP WORK_* dan *_SHALLOW WORK_*?

 Dulu kita pernah membahas hal ini di awal-awal kelas. Tahapan-tahapan yang kita kerjakan kali ini adalah dalam rangka melihat lebih jelas bagaimana caranya shallow work kita ubah menjadi Deep Work.

 Kita akan paham mana saja aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita.

1⃣. *Refleksikan aktivitas dan kemampuan manajemen waktu kita selama ini*

Menurut Covey, Merrill and Merrill (1994) cara yang paling baik dalam menentukan kegiatan prioritas adalah dengan membagi kegiatan kita menjadi penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak dan tidak penting-tidak mendesak .Menurutnya, segala hal yang kita kerjakan dapat digolongkan kedalam salah satu dari empat kuadran tersebut.

Agar lebih jelas , silakan teman-teman belajar memasukkan aktivitas-aktivitas yang selama ini kita lakukan dalam kategori kuadaran di bawah ini.

2⃣ *Setelah aktivitas terpetakan, fokuslah pada hal-hal yang penting (baik mendesak atau tak mendesak) karena pada kegiatan yang penting inilah seharusnya kita mengalokasi paling banyak waktu yang kita miliki*

3⃣ *Rencanakan dengan baik semua aktivitas yang anda anggap penting*

Kita akan kehabisan waktu, tenaga dan sering gelisah  jika kita sering melakukan kegiatan yang sifatnya penting dan mendesak.

Contoh : Mengumpulkan NHW matrikulasi itu anda masukkan kategori aktivitas Penting, karena kalau tidak mengumpulkan kita akan mendapatkan peluang tidak lulus.

 Sudah ada deadline yang diberikan oleh fasilitator. Andaikata kita memasukkannya ke kuadran 2, artinya kita akan masukkan NHW dalam perencanaan mingguan kita,  membuat hati lebih tenang.  Tetapi kalau tidak kita rencanakan, NHW itu akan masuk ke aktivitas kuadran 1, dimana penting bertemu dengan genting (mendesak) paling sering membuat kita gelisah di saat detik-detik terakhir deadline pengumpulan.

Kalau ini berlangsung terus menerus, maka kita akan cepat capek dan stress yang berlebihan karena terlalu sering dibombardir oleh masalah dan krisis yang datang bertubi-tubi. Jika ini terjadi, secara naluriah, kita akan lari ke kuadran 4. yang sering kali tidak memberikan manfaat bagi kita.


Idealnya, semakin banyak waktu yang kita luangkan di kuadran 2, secara otomatis akan mengurangi waktu kita di kuadran 1 dan 3, apalagi kuadran 4, karena dengan perencanaan dan persiapan yang matang, banyak masalah dan krisis yang akan timbul dikemudian hari dapat dihindari.


4⃣ *Membuat kandang waktu ( time blocking) untuk setiap aktivitas yang harus anda kerjakan*

Membuat agenda mingguan dan harian dengan mengaplikasikan teori *_time blocking_*dan *_cut off time_*KIta bisa membagi secara rinci aktivitas harian  dalam hitungan jam atau menit agar waktu tidak terbuang sia-sia


5⃣ *Unduh Aplikasi atau buku catatan untuk membantu kita mengorganized semua jadwal kita*

Saat ini ada banyak aplikasi organizer yang bisa membantu dan mengingatkan kita setiap saat.


Sampai disini mungkin ada diantara kita yang bertipe "unorganized" ( menyukai ketidakteraturan, termasuk waktu )

Sehingga muncul pertanyaan,

"Mengapa sih harus repot-repot dan sangat detail dengan manajemen waktu?"

Kalau menurut teori Cal Newport,
Semakin detail manajemen waktu anda, semakin bagus pula kualitasnya.

 Semakin bagus kontrolnya, semakin bagus pula efeknya.

Sekarang tinggal dipilih anda mau tipe yang organized shg menggunakan *_TIME BASED ORGANIZATION_* atau tipe yang unorganized dan menggunakan *_RESULT BASED ORGANIZATION_*

Kalau time based artinya kita akan patuh dengan jadwal waktu yang sudah kita tulis. Dan komitmen menerima segala konsekuensi apabila melanggarnya.

Apabila RESULT BASED ORGANIZATION anda perlu membuat pengelompokan kegiatan saja. Boleh dikerjakan kapanpun, selama Komitmen terhadap target/hasil yang sudah dicanangkan, bisa terpenuhi dengan baik.

Apapun tipe anda dan keluarga KOMITMEN tetap nomor satu.

Di Ibu Profesional,  manajemen waktu ini wajib dikuasai dan diamalkan  oleh para ibu sebelum masuk ke tahap bunda produktif.


 Kita perlu menekankan pentingnya membuat rencana kerja untuk setiap minggu dan setiap hari, dengan memprioritaskan aktifitas yang penting.

Dengan demikian diharapkan kita dapat menjadi lebih produktif tanpa lelah dan stress yang berlebihan.


*_Demi masa,semoga kita semua tidak termasuk golongan orang yang menyia-nyiakan waktu_*


Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/


_Sumber Bacaan_ :

_Materi Matrikulasi IIP batch #2 sesi #6, Ibu Manajer Keluarga handal, 2016_

_Hasil NHW#6, Peserta Matrikulasi IIP, 2016_

_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_

_Steven Covey, the seven habits, Jakarta, 1994_

11/26/16

NHW#6 Nana

NICE HOMEWORK #6
BELAJAR MENJADI  MANAJER KELUARGA HANDAL
Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.
Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.
Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu
RUTINITAS
Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita Merasa Sibuk sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
Maka ikutilah tahapan-tahapan sebagai berikut :
1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
2⃣ Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
3⃣ Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
4⃣ Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time (misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)
5⃣ Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
6⃣ Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis (memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7)
7⃣ Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
SELAMAT MENGERJAKAN
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/



11/23/16

Prinsip Mendidik Fitrah Bakat

Diambil dari FB Ust. Harry Santosa

Prinsip Mendidik Fitrah Bakat

ู‚ُู„ْ ูƒُู„ٌّ ูŠَّุนْู…َู„ُ ุนَู„ٰู‰ ุดَุงูƒِู„َุชِู‡ٖ  ؕ  ูَุฑَุจُّูƒُู…ْ ุงَุนْู„َู…ُ ุจِู…َู†ْ ู‡ُูˆَ ุงَู‡ْุฏٰู‰ ุณَุจِูŠْู„ًุง
Katakanlah (Muhammad), "Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
[QS. Al-Isra': Ayat 84]

Setiap anak lahir dengan membawa fitrah. Secara garis besar, yang pertama, fitrah ada yang terkait dengan Ketuhanan dan Keagamaan yaitu potensi serta dorongan bawaan manusia untuk menerima Ketuhanan atau Keagamaan. Yang kedua, fitrah ada yang terkait dengan kemanusiaan itu sendiri yaitu potensi bawaan manusia (innate goodness atau innate character) untuk menjalani peran peran terbaik di muka bumi.

1. Jangan Sia Siakan Bakat. Diantara fitrah itu adalah fitrah bakat. Ibnul Qayyiem dalam bukunya Tuhfatul Maudud  mewanti wanti agar kita janganlah sampai melalaikannya sehingga anak kehilangan perannya. Banyak bersyukurlah (optimis dan tenang) atas fitrah bakat tiap anak dan yakinlah bahwa tiap anak kita dengan fitrah bakatnya pasti punya peran spesifik istimewa di muka bumi yang ditunggu tunggu dunia di masa depan.

2. Bakat untuk mencapai Maksud penciptaan. Jika peran spesifik istimewa atas fitrah bakat ini dicapai atau "accomplished" maka maksud penciptaan untuk menjadi Hamba Allah dan Khalifah Allah akan juga tercapai. Maka mendidik fitrah bakat adalah menemani anak anak kita untuk menemukan jatidirinya sesuai tahapan usianya (lihat no 7,8,10) dan menghantarkan mereka untuk menjalani peran spesifik peradaban di dunia yang sesuai dengan fitrah bakat atau sifat uniknya itu dalam rangka memenuhi maksud penciptaan itu.

3. Temukan Peran Unikmu Sendiri. Mendidik tiap aspek fitrah harus berujung kepada peran spesifik terbaik dan adab mulia sesuai atas aspek fitrah bakatnya itu. Mendidik fitrah bakat harus berujung kepada agar anak anak kita memiliki peran peradaban spesifik di dalam bidang kehidupan di masyarakat dengan kemauan memberi sebanyak banyak manfaat atau memberi adab mulia bagi kehidupan. Peran spesifik ini bisa jadi belum ada contohnya pada saat ini, tugas kitalah mendorong anak anak kita menemukan peran uniknya sendiri atas fitrah bakatnya itu. Sebagai catatan bahwa fitrah bakat ini ada yang terkait dengan keistimewaan sifat (suka memimpin, suka mengatur, suka meneliti, suka merancang dll) dan ada yang terkait dengan keistimewaan fisik (olahraga, memasak, dll)

4. Dipandu Kitabullah. Mendidik fitrah bakat harus dipandu dengan nilai nilai Kitabullah agar menjadi peran yang menebar rahmat (rahmatan lil alamin) dan kabar gembira serta peringatan (bashiro wa nadziro)

5. Bakat itu Karakter Unik Bawaan. Diantara makna kata "Fithrah" adalah Al-Ibtida atau diciptakan tanpa contoh alias unik. Jadi makna fitrah bakat adalah merupakan sifat unik atau fitur unik manusia, tentu yang positif. Fitrah bakat merupakan karakter unik yang merupakan bawaan lahir (nature character) yang melekat pada personaliti manusia sehingga membuatnya unik dalam berfikir, merasa dan bertindak. Karena ini nature character maka sudah keren tanpa membutuhkan banyak kursus atau training. Karenanya Bakat disebut karakter kinerja.(performance character).

6. Bakat itu Passion, Hebat belum tentu Bakat. Fitrah bakat atau Sifat unik ini Allah instal sejak lahir agar kelak manusia memiliki peran peradaban spesifik dalam satu atau beberapa bidang dalam kehidupan masyarakat atau peradabannya pada sebuah zaman dimana mereka ditakdirkan hidup. Fitrah bakat adalah panggilan hidup yang terlihat dari bagaimana manusia menjalaninya dengan ghairah, passion dan bahagia. Inilah mengapa manusia butuh bahkan diperintah untuk berjama'ah karena tidak ada manusia yang mampu menjalankan semua peran.

7. Pada tahap usia 0-6 tahun, fitrah bakat akan nampak sebagai sifat unik, maka amati dan buatlah jurnal aktifitas yang dapat merekam sifat uniknya, yaitu aktifitas yang relevan dengan sifat uniknya dengan ciri antusias, bahagia, keren dalam melakukannya.

8. Jangan Benturkan dengan Adab/Akhlak. Beberapa sifat unik di bawah 7 tahun bisa jadi terlihat "tidak beradab", misalnya keras kepala, cerewet, cengeng, penakut dsbnya. Maka jangan tergesa dibenturkan dengan adab atau akhlak, banyak bersyukurlah bahwa Allah tidak mungkin menciptakan anak yang jahat dan tidak punya masa depan. Lihatlah bahwa anak keras kepala itu sesungguhnya berbakat sebagai pemimpin, tidak ada pemimpin yang mudah diatur bukan? Anak cerewet itu sesungguhnya adalah komunikator atau orator atau presenter dsbnya yang handal, bukankah semua peran itu bukan peran pendiam?

9. Pada tahap usia 7-10 tahun, berikan aktifitas yang relevan dengan sifat unik. Ajak untuk "tour de talents" untuk membuka wawasan aktifitas atau peran yang relevan dengan sifat uniknya itu. Jika sifat uniknya, misalnya suka memimpin, maka berikan aktifitas dimana ananda selalu mendapat kesempatan untuk memimpin. Ingat setiap anak bisa memiliki sifat unik lebih dari satu, sehingga aktifitas yang relevan juga bisa banyak. Buatlah portfolio anak untuk merekam pencapaiannya.

10. Pada tahap usia 11-14 tahun, pastikan bakat anak sudah dipastikan atau ditemukan pada usia 10 tahun, jika belum maka prosesnya diulang seperti  pada tahap di no 7, 8 dan 10 di atas. Lakukan talents mapping jika masih ragu. Jika sudah yakin maka kembangkan bakat itu dengan konsisten dan disiplin sehingga menjadi peran peradaban terbaik. Berikan Maestro Bakat untuk pemagangan bakatnya dan berikan Murobby/Chaperon untuk menggembleng adab / akhlaknya. Ingat bahwa peran ananda kelak bisa jadi belum ada pada zaman ini. Buatlah personalized curriculum berbasis fitrah bakat untuk memandu pengembangannya.

Tahapan di atas adalah tahapan Ideal, bisa jadi tiap anak berbeda kesempatan untuk mengembangkannya, maka yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan mempersiapkan yang terbaik.

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah
#fitrahbakat

Prinsip Mendidik Fitrah Bakat

Diambil dari FB Ust. Harry Santosa

Prinsip Mendidik Fitrah Bakat

ู‚ُู„ْ ูƒُู„ٌّ ูŠَّุนْู…َู„ُ ุนَู„ٰู‰ ุดَุงูƒِู„َุชِู‡ٖ  ؕ  ูَุฑَุจُّูƒُู…ْ ุงَุนْู„َู…ُ ุจِู…َู†ْ ู‡ُูˆَ ุงَู‡ْุฏٰู‰ ุณَุจِูŠْู„ًุง
Katakanlah (Muhammad), "Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
[QS. Al-Isra': Ayat 84]

Setiap anak lahir dengan membawa fitrah. Secara garis besar, yang pertama, fitrah ada yang terkait dengan Ketuhanan dan Keagamaan yaitu potensi serta dorongan bawaan manusia untuk menerima Ketuhanan atau Keagamaan. Yang kedua, fitrah ada yang terkait dengan kemanusiaan itu sendiri yaitu potensi bawaan manusia (innate goodness atau innate character) untuk menjalani peran peran terbaik di muka bumi.

1. Jangan Sia Siakan Bakat. Diantara fitrah itu adalah fitrah bakat. Ibnul Qayyiem dalam bukunya Tuhfatul Maudud  mewanti wanti agar kita janganlah sampai melalaikannya sehingga anak kehilangan perannya. Banyak bersyukurlah (optimis dan tenang) atas fitrah bakat tiap anak dan yakinlah bahwa tiap anak kita dengan fitrah bakatnya pasti punya peran spesifik istimewa di muka bumi yang ditunggu tunggu dunia di masa depan.

2. Bakat untuk mencapai Maksud penciptaan. Jika peran spesifik istimewa atas fitrah bakat ini dicapai atau "accomplished" maka maksud penciptaan untuk menjadi Hamba Allah dan Khalifah Allah akan juga tercapai. Maka mendidik fitrah bakat adalah menemani anak anak kita untuk menemukan jatidirinya sesuai tahapan usianya (lihat no 7,8,10) dan menghantarkan mereka untuk menjalani peran spesifik peradaban di dunia yang sesuai dengan fitrah bakat atau sifat uniknya itu dalam rangka memenuhi maksud penciptaan itu.

3. Temukan Peran Unikmu Sendiri. Mendidik tiap aspek fitrah harus berujung kepada peran spesifik terbaik dan adab mulia sesuai atas aspek fitrah bakatnya itu. Mendidik fitrah bakat harus berujung kepada agar anak anak kita memiliki peran peradaban spesifik di dalam bidang kehidupan di masyarakat dengan kemauan memberi sebanyak banyak manfaat atau memberi adab mulia bagi kehidupan. Peran spesifik ini bisa jadi belum ada contohnya pada saat ini, tugas kitalah mendorong anak anak kita menemukan peran uniknya sendiri atas fitrah bakatnya itu. Sebagai catatan bahwa fitrah bakat ini ada yang terkait dengan keistimewaan sifat (suka memimpin, suka mengatur, suka meneliti, suka merancang dll) dan ada yang terkait dengan keistimewaan fisik (olahraga, memasak, dll)

4. Dipandu Kitabullah. Mendidik fitrah bakat harus dipandu dengan nilai nilai Kitabullah agar menjadi peran yang menebar rahmat (rahmatan lil alamin) dan kabar gembira serta peringatan (bashiro wa nadziro)

5. Bakat itu Karakter Unik Bawaan. Diantara makna kata "Fithrah" adalah Al-Ibtida atau diciptakan tanpa contoh alias unik. Jadi makna fitrah bakat adalah merupakan sifat unik atau fitur unik manusia, tentu yang positif. Fitrah bakat merupakan karakter unik yang merupakan bawaan lahir (nature character) yang melekat pada personaliti manusia sehingga membuatnya unik dalam berfikir, merasa dan bertindak. Karena ini nature character maka sudah keren tanpa membutuhkan banyak kursus atau training. Karenanya Bakat disebut karakter kinerja.(performance character).

6. Bakat itu Passion, Hebat belum tentu Bakat. Fitrah bakat atau Sifat unik ini Allah instal sejak lahir agar kelak manusia memiliki peran peradaban spesifik dalam satu atau beberapa bidang dalam kehidupan masyarakat atau peradabannya pada sebuah zaman dimana mereka ditakdirkan hidup. Fitrah bakat adalah panggilan hidup yang terlihat dari bagaimana manusia menjalaninya dengan ghairah, passion dan bahagia. Inilah mengapa manusia butuh bahkan diperintah untuk berjama'ah karena tidak ada manusia yang mampu menjalankan semua peran.

7. Pada tahap usia 0-6 tahun, fitrah bakat akan nampak sebagai sifat unik, maka amati dan buatlah jurnal aktifitas yang dapat merekam sifat uniknya, yaitu aktifitas yang relevan dengan sifat uniknya dengan ciri antusias, bahagia, keren dalam melakukannya.

8. Jangan Benturkan dengan Adab/Akhlak. Beberapa sifat unik di bawah 7 tahun bisa jadi terlihat "tidak beradab", misalnya keras kepala, cerewet, cengeng, penakut dsbnya. Maka jangan tergesa dibenturkan dengan adab atau akhlak, banyak bersyukurlah bahwa Allah tidak mungkin menciptakan anak yang jahat dan tidak punya masa depan. Lihatlah bahwa anak keras kepala itu sesungguhnya berbakat sebagai pemimpin, tidak ada pemimpin yang mudah diatur bukan? Anak cerewet itu sesungguhnya adalah komunikator atau orator atau presenter dsbnya yang handal, bukankah semua peran itu bukan peran pendiam?

9. Pada tahap usia 7-10 tahun, berikan aktifitas yang relevan dengan sifat unik. Ajak untuk "tour de talents" untuk membuka wawasan aktifitas atau peran yang relevan dengan sifat uniknya itu. Jika sifat uniknya, misalnya suka memimpin, maka berikan aktifitas dimana ananda selalu mendapat kesempatan untuk memimpin. Ingat setiap anak bisa memiliki sifat unik lebih dari satu, sehingga aktifitas yang relevan juga bisa banyak. Buatlah portfolio anak untuk merekam pencapaiannya.

10. Pada tahap usia 11-14 tahun, pastikan bakat anak sudah dipastikan atau ditemukan pada usia 10 tahun, jika belum maka prosesnya diulang seperti  pada tahap di no 7, 8 dan 10 di atas. Lakukan talents mapping jika masih ragu. Jika sudah yakin maka kembangkan bakat itu dengan konsisten dan disiplin sehingga menjadi peran peradaban terbaik. Berikan Maestro Bakat untuk pemagangan bakatnya dan berikan Murobby/Chaperon untuk menggembleng adab / akhlaknya. Ingat bahwa peran ananda kelak bisa jadi belum ada pada zaman ini. Buatlah personalized curriculum berbasis fitrah bakat untuk memandu pengembangannya.

Tahapan di atas adalah tahapan Ideal, bisa jadi tiap anak berbeda kesempatan untuk mengembangkannya, maka yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan mempersiapkan yang terbaik.

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah
#fitrahbakat

Resume Tulisan Ustad Harry Santosa

Tulisan ust Harry pagi ini
***

Anak memang bukan kertas kosong (blank slate), sepakat! Namun pertanyaannya adalah kalau begitu apa isinya? Apa yang sudah diinstal dalam diri anak oleh Sang Maha Pencipta?

Cerita tentang apa yang sudah diinstal dalam diri anak, bukanlah hal yang main main, bukan juga hal yang kira kira. Ini tentang "human nature" atau "innate goodness" atau "primordial nature" dstnya yang apabila ditafsirkan salah maka akan memunculkan manusia yang tidak sesuai maksud penciptaanya. Ini juga tentang pertanyaan yang harus dijawab, untuk apa semua itu diinstal?

Di Barat, konsep "blank slate" sudah ditolak, sama halnya dengan konsep "evolusi" bahwa manusia ada karena "rangkaian kebetulan". Namun masyarakat Barat masih menebak nebak apa sesungguhnya maksud instalasi manusia ini. Lalu apa saja yang diinstal dan apa hubungannya dengan budaya (culture) dan pengalaman (nurture).

Islam dengan jelas menyebutkan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepadaNya dan untuk menjadi Khalifah di muka bumi. Clear! Maka semua maksud instalasi "human nature" itu adalah dalam rangka manusia mencapai maksud penciptaannya itu.

Human nature dalam Islam disebut dengan Fitrah. Ini bukan bicara potensi bawaan (innate) manusia seperti bakat anak saja namun bicara tentang potensi beriman dan bertuhan atau beragama untuk menjalani peran menyempurnakan akhlak manusia, bicara potensi seksualitas untuk menjalani peran sesuai gendernya, bicara tentang potensi bernalar untuk memahami Qouliyah (ayat Kitabullah) dan Kauniyah (ayat semesta) serta peran melestarikan alam sesuai potensi alam dimana dia tinggal, bicara tentang potensi individualitas dan sosialitas untuk menjalani peran mendamaikan manusia dsbnya.

Tiada yang kebetulan dan semuanya adalah Qodarullah. Tiada yang sia sia dari ciptaan Allah. Tiada penciptaan kecuali menghendaki maksud. Tiada maksud kecuali menghendaki tugas atau peran. Dan tiada peran kecuali Allah instal potensi potensi untuk menjalani peran atau tugas itu. Itulah Fitrah, beragam potensi manusia yang Allah instal untuk menjalani perannya sesuai maksud penciptaanya.

Hanya saja manusia diberikan pilihan mau tetap di atas fitrahnya atau mau menyimpangkannya. Fitrah adalah potensi alami, tidak ada perubahan pada ciptaan (fitrah) Allah, yang ada adalah menyimpangkannya atau menguburnya. Hati hati menyebut anak bukan kertas kosong jika kita tidak memiliki rujukan Ulama dalam mengetahui apa isinya secara komprehensif

Aspek Fitrah menurut Imam Ghazali meliputi

1. Potensi untuk Bertuhan atau Beragama untuk menjalani peran memuliakan manusia (Fitrah Keimanan)
2. Potensi untuk Mengetahui sesuatu (Fitrah Belajar dan Bernalar)
3. Potensi untuk Menjalani sesuatu peran yang unik (Fitrah Bakat)
4. Potensi sesuai gendernya untuk menjalani peran sesuai gendernya (Fitrah Seksualitas)
5. Potensi lainnya terkait manusia

Tentu saja semua semua aspek potensi fitrah itu harus dirawat dan ditumbuhkan (tarbiyah) juga dipandu dengan nilai nilai Kitabullah agar beradab (ta'dib) sehingga mencapai peran peran peradaban terbaik dengan adab termulia.

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak