REVIEW NICE HOMEWORK #4
_Matrikulasi IIP Batch 2_
_Senin,14 november 2016 Pukul 20.00-21.00_
*MEMBUAT KURIKULUM YANG "GUE BANGET"*
Bunda, membaca satu demi satu nice homework #4 kali ini, membuat kami makin yakin bahwa akan makin banyak anak-anak Indonesia yang memiliki Ibu-Ibu tangguh, yang paham akan dirinya dan mampu *_Memberi Teladan_* kepada anak-anaknya, bahwa seperti inilah cara belajar di Universitas Kehidupan.
Tantangan dalam mengerjakan Nice Homework#4 ini bukan di urusan hasil pencapaian, tetapi justru di urusan *_kesungguhan_*bunda untuk menemukan diri. Proses ini memang tidak mudah, tetapi kalau kita tidak memulainya maka kita tidak akan pernah tahu. Maka efek berikutnya kita tidak bisa memandu anak-anak kita dalam menemukan peran hidupnya. Ketika merasa tidak bisa dan tidak mau belajar efek berikutnya adalah kita *_sub kontrakkan_* pendidikan anak kita ke orang lain, yang belum tentu paham akan sisi keunikan anak kita. Inilah yang menjadi sumber awal munculnya penyakit *_kemandulan_* dalam mendidik anak-anak. Menggerus kekuatan fitrah kita dalam mendidik anak-anak sehingga menyatakan dirinya _tidak mampu lagi_
Untuk itu kami akan membantu bunda dan calon bunda semuanya menemukan misi hidup ini setahap demi setahap.
๐Bagi anda yang belum menemukan “jurusan” ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka bersabarlah, tuliskan apa adanya di NHW#4 ini bahwa anda memang belum ketemu sama sekali. Kemudian silakan lihat kembali ke belakang, faktor-faktor apa saja yang membuat anda sampai usia sekarang belum bisa menemukannya.
Tulislah dengan jujur, kemudian lihatlah kondisi sekarang, bagaimana anda mengenal diri anda?
Aktivitas apa saja yang membuat anda SUKA dan BISA, tulis semuanya.
Apa sisi kekuatan diri anda? Silakan tulis semuanya.
Pernyataan-pernyataan ini sudah SAH untuk menggugurkan NHW #4 anda.
Semoga dengan melihat hal ini, bunda semuanya menjadi lebih SABAR, ketika melihat anak-anak kita yang masih galau tidak paham arah hidupnya. Jangankan mereka, kita yang sudah puluhan tahun hidup saja ternyata juga belum paham. Bisa jadi anak-anak kita memang punya pengalaman yang sama dengan kita dulu dan sekarang kita didik mereka dengan pola yang sama dengan cara orangtua kita mendidik kita dulu.
Kembali ke fase titik nol dan segera bergerak.
" *_Jangan pernah berdiam di ruang rasa, sehingga titik nol membekukan hidup anda_* "
๐Bagi anda yang sudah menemukan “jurusan”ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka silakan ikuti simulasi secara setahap demi setahap di bawah ini :
1⃣Tulislah Jurusan Ilmu secara Global, misal : Pendidikan Anak dan Keluarga
2⃣Tentukan KM 0 nya mau anda tempuh mulai kapan? Atau apakah saat ini sudah dalam proses berjalan di tahap 1? Maka tulislah kapan anda memulai KM 0.
3⃣Kita ambil satu hasil penelitian _Malcolm Gladwell_dalam bukunya yang berjudul Outliers (2008) pernah mengemukakan sebuah teori yang menarik, 10.000 hours of practice. Menurutnya, jika seseorang melatih sebuah skill tertentu selama minimal 10.000 jam, maka hampir bisa dipastikan orang itu akan “jago” dalam bidang tersebut. *_They will master the skill_* kata Gladwell.
Darimana ia bisa yakin? Konon Gladwell mengembangkan teori ini dari hasil penelitian terhadap para pemain biola selama puluhan tahun. Dari penelitian itu, para pemain biola yang berlatih minimal 2 jam sehari selama 12 tahun (kurang lebih 10.000 jam) semuanya menjadi para maestro biola. Orang yang di pertengahan berlatih di antara 5.000 hingga 8.000 jam, sementara pemain biola yang gagal berlatih di bawah 3000 jam.
4⃣Silakan ukur kemampuan teman-teman, dalam sehari kira-kira sanggup menginvestasikan waktu nya berapa jam, untuk menekuni jurusan ilmu tersebut. Katakanlah kita ambil yang paling pendek hanya 2 jam per hari.
Mari kita berhitung :
10.000 jam : 2 jam = 5000 hari
Apabila setahun katakanlah hanya kita ambil 250 hari efektif saja, maka
5000 hari : 250 = 20 tahun
Inilah periode waktu yang harus anda tempuh untuk bisa menjadi master di bidang anda.
5⃣Silakan bagi 20 tahun tersebut dalam KM perjalanan yang akan anda tempuh, misal
KM 0 – KM 1 = Bunda Sayang ( 5 tahun)
KM 1 – KM 2 = Bunda Cekatan (5 tahun)
KM 3 – KM 4 = Bunda Produktif ( 5 tahun)
KM 4 – KM 5 = Bunda Shaleha ( 5 tahun)
Tidak ada patokan khusus dalam menentukan rentang waktu, silakan anda buat sendiri sesuai dengan kemmapuan kita.
6⃣Uraikan kira-kira mata pelajaran apa saja yang harus kita pelajari satu-satu di mata kuliah pokok Bunda Sayang, Bunda Cekatan dsb.
7⃣Cari sumber belajarnya ada dimana saja dan KONSISTEN menjalankannya.
*AKSELERASI*
Apabila ternyata dalam belajar di jurusan ini mata anda makin berbinar, semangat anda tak pernah pudar, bisa jadi yang harusnya hanya investasi 2 jam/hari secara alamiah akan menjadi lebih dari 2 jam. Maka pilihlah aktivitas harian, waktu yang paling banyak menghabiskan hari-hari anda, adalah aktivitas yang memperbanyak
*_JAM TERBANG_*
Kalau sudah seperti ini Allah sedang menghendaki anda untuk masuk program “AKSELERASI”
Ada dua cara akselerasi yaitu :
๐Menambah Jam terbang harian
๐Membeli Jam terbang
Bagaimana caranya membeli? Dengan mendatangi para ahli yang sesuai dengan bidang kita, belajar banyak dari beliau. Pelajari jatuh bangunnya seperti apa, sehingga kita bisa “jump starting” dengan tidak perlu mengulang kesalahan yang pernah dilakukan oleh para ahli tersebut. Sejatinya dengan mengikuti program matrikulasi ini, anda sedang membeli jam terbang.
๐Carilah mentor hidup anda yang bersedia memandu dengan konsisten agar anda mencapai sukses dengan lebih cepat lagi.
Dengan belajar bersungguh-sungguh di NHW #4 ini, teman-teman akan dengan mudah menyusun
*_customized curriculum_*
untuk anak-anak kita masing-masing.silakan mulai dari diri bunda dulu untuk bisa merasakannya. Karena kalau bundanya sudah bisa, maka kita akan mendapatkan bonus kemampuan menyusun kurikulum bagi anak-anak kita.
Kuncinya hanya dua
*_FOKUS dan KONSISTEN _*
Jadilah yang terhebat di bidang Anda masing-masing. Jangan pernah menyerah.
*_If today is a bad day, tomorrow maybe worst, but the day after tomorrow is the best day in your life. You know what? Most people die tomorrow evening!_* – Jack Ma
Selamat menempuh 10.000 jam terbang anda
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_
_Materi Matrikulasi IIP Sesi #4, Mendidik dengan Kekuatan Fitrah, 2016_
_Hasil Nice Homework #4 para peserta matrikulasi IIP batch #2_
➖➖➖➖➖➖➖
*Sesi tanya jawab*
1⃣Wiwit :
KM0,milestone & jam terbang..itu yg menjadi keyword yg saya dpt di NHW4 ini.
Ketika saya menyusun KM0,milestone dan jam terbang..saya bersemangat seakan grand strategy dlm hidup Alhamdulillah ALLAH telah tunjukan melalui matrikulasi ini.
Hanya yg msh mengganjal yg dimaksud dg jam terbang,apakah ketika kita mencari sumber2 ilmu tsb atau termasuk mengamalkan/mempraktekannya langsung,atau keduanya?.
Mhn pencerahannya dr pengalaman para tim fasilitator,bila memang yg dimaksud jam terbang keduanya,sebaiknya berapa perbandingan persentase yg efektif utk mencari ilmu tsb dan mempraktekannya?.
Butuh pencerahan dr para tim fasilitator yg sdh berpengalaman..hihi smoga bs jump up dan bs melaksanakan lebih baik dan efektif.
Jazakillah khairan katsiraa..๐๐๐ผ
➡1⃣ sedikit ilmu yg didapat, langsung tuliskan dan praktekkan, begitu seterusnya..
Karena jam terbang itu bukan teori tapi praktek.
Dan tidak ada prosentase yang baku dalam mencari ilmu atau mempraktekkannya.. ilmu dan amal berjalan beriringan..
Bisa saja seperti kelas matrikulasi ini, belajarnya mungkin 3 bulan selesai, tapi setelah itu pengamalannya yang masih terus berlanjut sampai kita lulus dalam universitas kehidupan (almarhum) ✅
2⃣Tria
saya masih agak bingung dengan jam terbang. Bisakah dijelaskan lebih detail lg? Jika Kita melakukan hal yg belum baik/benar pun bisa kah dihitung jam terbang (jam berlatih) kita?
Tks
➡2⃣ Semua ilmu yg kita praktekkan tidak mungkin langsung membuahkan hasil yg terbaik, ibarat kita mengasah pisau tumpul, 5 asahan pertama tdk akan membuat pisau tsb tajam, tapi coba diasah terus sampai 30 menit akan jauh bedanya ☺
Atau pernah dengar istilah
"Man jadda wa jada"?
Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil"
Jadi apapun yang kita lakukan, bersungguh sungguhlah.. maka nanti kesungguhan itu akan bisa menambah jam terbang kita. ✅
3⃣Putri
Mana yang lebih baik jadi seorang generalis atau spesialis? Krn 10.000 jam sepertinya akan membuat kita menjadi spesialis dalam bidang tertentu. Sedangkan NHW yg saya buat terdapat bbrp ilmu yg ingin saya tekuni namun tidak menjadi spesialis, saya menjadi generalis di ilmu2 tsb.
Terima kasih
➡ 3⃣ Yang lebih tau mana yg paling baik ya kita sendiri.
Kita renungkan, mana yang paling kita SUKA dan BISA (sesuai passion) sehingga semua indikator ini terukur..
*easy* (mudah melakukannya)
*enjoy* (senang melakukannya)
*excelent* (bagus hasilnya)
*earn* (menghasilkan uang/rezeqi)
Kalo generalis brarti bukan ahli ๐ IMHO.
Ambil benang merah saja dari ilmu generalis yg bisa perkuat peran spesialis kita.
Pasti ada yang sejalan ✅
4⃣ Ika
Dalam pelaksanaan 10.000 jam terbang mencari ilmu untuk meningkatkan diri, apakah kebersamaan bersama anak-anak dihitung dalam 10.000 jam tersebut?
➡4⃣Bisa saja.. tergantung usia anak dan kondisi yang diperlukan, mba Ika.
Baiknya kita selalu mengajak anak jika mengisi berbagai kegiatan yang ramah anak atau membolehkan mengajak anak-anak, terlebih saat usia anak dibawah 12 tahun.
Agar anak juga sambil belajar beradaptasi dalam situasi tersebut.
Tapi jika ada suatu aturan dimana tidak diperbolehkan mengajak anak-anak misal dalam ruang kuliah dsb, maka diskusikan dengan suami atau orang yang dipercaya agar pendelegasian anak berjalan dengan baik.
Pengalaman saya dalam menambah jam terbang..
Dulu sebelum anak-anak saya mondok.. Saya mengajar tahsin saat anak-anak sekolah, dan sudah selesai sebelum kepulangannya.
Tapi jika anak-anak sedang libur, maka anak-anak saya ajak ke mesjid tempat saya mengajar. Jangan lupa mengkondisikan anak dengan baik agar semua berjalan dengan lancar.
(Saat itu usia anak kedua saya 6thn, anak ketiga 5thn) ✅
5⃣ Lina
Jurusan ilmu yg diambil, apakah sebaiknya fokus hanya satu jurusan? Bagaimana kalau kita memiliki passion di bidang lain (sektor publik, bukan pendidikan anak), sementara ada tugas sebagai ibu yang masih harus belajar banyak tentang pengasuhan dan kerumahtanggaan? Terimakasih
➡ 5⃣ Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan "misi spesifiknya", tugas kita memahami kehendakNya.
Baiknya fokus pada satu jurusan dulu, setelah dirasa mumpuni, baru ambil jurusan lain..
Silahkan masuk keranah publik asalkan jangan sampai ada yang merasa dikorbankan..
Penuhi hak-hak orang lain disekitar kita, suami atau anak-anak. Buat jadwal quality time untuk mereka. ✅
6⃣ Hestya
Bagaimana kalo jurusan ilmu yg ingin kita pelajari bukan ilmu parenting,namun tidak bisa juga meninggalkan kebutuhan untuk terus meng-upgrade ilmu parenting?Jadi kebutuhan yg dirasa paling urgent saat ini adalah ilmu parenting untuk memantapkan tahap bunsay dan buncek.Namun passion yg ingin dikembangkan di tahap bunpro dan bunsha ada di bidang lain.
Trimakasih^^
➡6⃣ Masih berkaitan dengan pertanyaan mba Lina..
Silahkan Renungkan kembali Materi 3 Matrikulasi Ibu Profesional, tentang Membangun Perdaban Dari Dalam Rumah.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara *pekerjaan, berkarya dan mendidik anak,* bukanlah sesuatu yang terpisahkan sehingga harus ada yang dikorbankan.
Justru semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan. ✅
7⃣ Ratri
Tanya: Saya bekerja di ranah publik di bidang yg ketika disadari mmg saya sukai dr sejak usia SMP... tapi ternyata energi saya habis dan tdk enjoy krn lingkungan kerja tdk seideal yg dibayangkan. Apakah saya harus mencari dan memulai sesuatu yg baru di luar bidang tsb kemudian memulainya dr KM nol?
➡7⃣ Jika setelah merenungi ternyata mba Ratri ingin memulainya dari titik 0. Silahkan.. lebih baik memulai dan merubahnya dari sekarang daripada larut dalam aktifitas yang hanya menguras energi dan membuang waktu saja.
Nikmati proses KM 0 dari sekarang dengan *easy, enjoy, excelent dan earn*
Coba deh, dan rasakan bahwa tubuh kita akan lebih sehat dan bugar jika kita menjalani aktifitas kita dengan rasa bahagia. ✅
8⃣Febi
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa kita sudah terjebak dalam ruang rasa (bisa saja kita tidak menyadari bhw kita sedang larut dalam ruang rasa, bahkan mungkin tidak mengakuinya)?
➡8⃣ Jujur pada diri sendiri.
Karena hati nurani kita biasanya akan membisikkan kita jika ada yang salah dalam perbuatan kita.
Atau dengarkan keluhan orang-orang yang ada disekitar kita, biasanya mereka akan menuntut sesuatu jika kita sudah mulai tidak *on track* ✅
9⃣ Putri
Jurusan yang dipilih apakah harus fokus 1 saja? Karena saya memilih 3 jurusan untuk saya pilih. AlQuran, SewingCraft, dan Parenting. Menurut saya, ketiganya prioritas dan tidak bisa memilih salah satu yang paling penting. Tapi konsekuensinya, saya butuh lebih banyak waktu tempuh karena tidak bisa sekaligus meluangkan waktu sehari untuk 3 ilmu tersebut. Jadi bagaimana baiknya? Memang saat ini saya belum menikah, tapi menurut saya, penting untuk mempelajari parenting sejak dini.
Terima kasih sebelumnya.
➡9⃣ Jika mba Putri belum menikah justru mungkin punya banyak waktu..
Menurut saya bisa saja dilakukan 3 bidang tersebut.
Tinggal manajemen waktunya saja diatur dengan baik.
Misal di pilih yg paling prioritas dari ketiganya dulu, jalankan hingga 90 hari, jika sudah mulai menguasai, boleh ditambah ilmu lainnya lagi.. lakukan dengan konsisten dan terukur. ✅
๐Refi
Sejauh apa peran suami dalam menyukseskan misi yang sudah dibuat oleh istri?
Dalam mendidik anak pastinya butuh kolaborasi dengan suami. Dan jika suami bekerja dari pagi hingga sore setiap hari, bagaimana sebaiknya pembagian tugas dengan suami?
➡๐Kita dengan pasangan hidup kita dipertemukan dan disatukan setelah dewasa. Sebelumnya kita dibesarkan di lingkungan berbeda, melalui jalan berbeda, dengan cara berbeda, dan mungkin juga dengan tatanilai yang berbeda.
Maka langkah pertama adalah banyak-banyaklah membangun *KOMUNIKASI,* verbal maupun non verbal. Sering-sering ngobrol bareng, melakukan kegiatan bersama, membicarakan apa yang kita sukai dan tidak kita sukai, memahami gelagat dan bahasa tubuh. Jangan diam saja dan menganggap pasangan hidup kita pasti tahu atau seharusnya tahu. Pasangan hidup kita bukan dukun kan? ๐
Yang pertama dibangun adalah tata nilai bersama, *our values.* Tak perlu banyak, yang utama dulu saja yang akan menjadi *INDUK NILAI.*
Bagi peran yang mudah saja dulu,
misal : di hari Sabtu, waktunya ibu hang out ( *me time* ) bersama teman atau komunitas, dan anak-anak di temani oleh ayah.
di hari Minggu, ayah membantu menyapu, mengepel, atau menyikat kamar mandi dan sebagainya, sebelum ber aktifitas bersama keluarga.
Atau ada waktu khusus saat ibu ingin belajar secara online seperti kelas matrikulasi ini, jika ayah sudah pulang kantor, mohon ijin sebentar untuk fokus ke grup sejam setelah itu baru lakukan yg tertunda tadi. ๐✅
_Sumber: Materi "A Home Team", pak Dodik Mariyanto_
➖➖➖➖
*diskusi tambahan*
๐ Mba zy..bener gak kesimpulan saya?jd kita memang hrs memilih 1 saja ilmu yg kita ingin kita dalami terlebih dahulu?baru ilmu berikutnya stlh dikuasai ilmu yg pertama?
➡Baiknya begitu.. tapi kalau ada ilmu lain yang masih bisa dilakukan beriringan.. tidak apa..
๐Mba zy: jika bersama anak apakah itu termasuk mempraktekkan ilmu yang sudah kita dapatkan? misalnya ilmu komunikasi produktif ke anak
➡ Iya donk mba ika.. sambil kita praktekkan ๐
๐Berarti dari awal, suami jg harus memahami Misi dan milestone yang dibuat ya Mba?
➡Idealnya memang kita harus sama rasa dan sama suhu dulu mba,, di perahu yg sama menuju ada yg satu...
๐Mbak zy, tolong dijelaskan tentang "INDUK NILAI" ini mbak?
➡Dalam keluarga kita punya nilai prinsip yang dijalankan..
Contoh *INDUK NILAI* dari Padepokan Margosari adalah
Iman dan Kehormatan.
Saya mengadopsinya..
INDUK Nilai keluarga saya adalah Iman dan Ilmu..
๐
๐Mba Zy, bagaimana jk suami istri sdh punya prinsip. Namun prinsip atau nilai2 tsb bertentangan dg pihak keluarga (ortu atau mertua, saudara kandung?)
➡Saat berada dirumah kita. Maka aturan yang berlaku adalah aturan Rumah Tangga kita. Ortu atau keluarga besar harus menghargai itu..
Anak-anak juga harus diberi pemahaman tentang hal itu..
➡ Ada tambahan artikel yang saya suka tentang kita dan keluarga dari Ust. Adriano Rusfi yaitu...
“Selalu saja ada rasa bangga dan haru mendengar, membaca dan menyaksikan pasangan-pasangan yang merayakan kelanggengan rumah tangga mereka. Apakah itu lima, sepuluh atau dua puluh tahun.
Mereka bukan sedang di kapal pesiar.
Mereka sedang mengarungi sebuah misi kemanusiaan di sebuah biduk ringkih yang diterpa amuk gelombang sambil berpegang kuat pada seutas tali dari LANGIT. Sungguh, tak ada manusia perkasa yang sanggup melakukannya. Ini adalah prestasi para hero yang dengan cerdik menyadari bahwa rumahtangga adalah bahtera terbaik menggapai SURGA.
*Membangung peradaban adalah pekerjaan yg terlalu besar utk dikerjakan sendiri*
Mari terus bersinergi bersama,, mendayung perahu yang sama utk menggapai syurga-Nya
No comments:
Post a Comment