NICE HOMEWORK #5
MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH #2
BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR (Learning How to Learn)
Setelah malam ini kita mempelajari tentang “Learning How to Learn” maka kali ini kita akan praktek membuat Design Pembelajaran ala kita.
Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.
Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.
Bukan hasil sempurna yang kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yang perlu anda share kan ke teman-teman yang lain.
Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1⃣ Belajar hal berbeda
- Menguatkan Iman, ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya
Fikriy (3y6m) sudah dalam fase lebih eksploratif, kritis dan memiliki intellectual curiosity
terhadap hal-hal baru yang menarik baginya. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan setiap harinya pun sangat beragam mulai dari hal yang menurut saya sangat sepele tapi ternyata setelah dipikirkan kembali membuat saya berpikir “iya juga ya..” Untuk fondasi yang paling mendasar bagi seorang Muslim, maka penguatan Iman ini sebagai bekal hidupnya selamat di dunia dan akhirat adalah dengan berupaya menanamkan Tauhid sejak dini. Dulu, saya kecil sempat disekolahkan di Madrasah TPA selama 6 tahun kemudian lanjut MDA 3 tahun oleh orang tua saya, dan hal ini saya rasakan manfaatnya jauh setelah saya lepas dari pengasuhan langsung kedua orang tua saya. Namun, ilmu syariat Islam harus terus dipelajari bahkan merupakan ilmu agama. Saat ini, saya berusaha memanfaatkan fasilitas teknologi dalam mempelajari dan menambah ilmu syari kembali melalui group WA. Qadarullah, taukah bahwa topik pertama yang harus dipelajari adalah Tauhid? Pelan-pelan saya ajarkan kepada Fikriy tentang apa agamanya, siapa Tuhannya, siapa Nabinya. Mungkin baru akan sepintas lewat masuk ke dalam telinganya, namun tidak mengapa karena Fikriy akan melihat melalui model yang ditunjukkan dalam keseharian. Misalnya saat saya shalat, mengaji, berzikir. Baru saat weekend, ayahnya akan mengambil alih peran untuk mengajaknya ke mushala di dekat rumah. Hal lain yang saya upayakan adalah menumbuhkan rasa cinta Fikriy terhadap agama Islam itu sendiri, melalui kisah sahabat, pahlawan dan kisah Nabi melalui buku-buku, audio yang saya miliki.
- Menumbuhkan karakter yang baik.
Fikriy sebagai anak sulung sempat melewati masa-masa yang membuat saya cukup kewalahan
diakibatkan oleh tantrumnya, mood swing-nya yang ajaib dan sibling rivalry terhadap adiknya (16m) yang kadang-kadang masih saja membuat saya galau walaupun tidak lama hihi. Karakter ini akan melekat hingga ia nanti besar, sehingga saya berjanji pada diri saya sendiri dan bersama suami untuk memberikan pendidikan karakter yang baik sebagai bekal ia nanti bermuamalah bersama makhluk lainnya. Karakter yang baik ini dapat kita ambil contoh dari suri tauladan Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam sebagai insan mulia, sehingga bagi saya pribadi pun, belajar kembali tentang kisah hidup beliau. Untuk membumikannya kepada Fikriy, hal-hal mendasar yang berusaha kami sebagai orang tua ajarkan adalah
- Untuk selalu jujur dalam setiap hal, saya belajar untuk tidak berbohong terhadap Fikriy agar ia mencontoh bahwa jujur itu adalah salah satu karakter muslim yang diperintahkan Allah
- Memberikan reasoning atas suatu hal jika saya melarang Fikriy melakukan sesuatu sehingga kelak ia akan bisa berargumen secara positif dalam kehidupannya nanti
- Sopan-santun dan akhlak baik kepada orang yang lebih tua, makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan, serta menyayangi orang yang lebih muda (adiknya) sebagai bekal untuknya bersosialisasi
- Tidak mudah menyerah jika ingin melakukan sesuatu misalnya melalui aktivitas bermain sehingga dalam mengejar cita-citanya Fikriy akan menjadi insan yang tangguh
- Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
Mungkin masih terlalu dini untuk mengetahui apa passion Fikriy, tapi proses mengidentifikasi
apa yang menjadi penggilan hatinya ini lebih cepat diketahui oleh kami orang tuanya, akan besar
manfaatnya buat ia dan adiknya nanti. Untuk saat ini, dari proses identifikasi secara umum kami melihat bahwa Fikriy merupakan tipikal anak yang lebih serius, pemikir (mungkin sesuai dengan nama yang kami berikan kepadanya). Melalui simple mind mapping, berikut yang kami dapatkan mengenai potensi kekuatan Fikriy seperti dalam NHW#3 sebelumnya.
2⃣ Cara belajar yang berbeda
Apa itu berpikir skeptik ?
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
Sebagai orang tua, kami juga berusaha untuk belajar menumbuhkan cara berfikir skeptik kepada anak-anak kami sejak dini. Caranya adalah dengan
- mencari sumber yang lebih valid untuk mendapatkan kebenaran, misalnya saat saya ditanyakan mengenai sesuatu hal namun tidak bisa menjawab secara pasti, maka saya akan bilang kalau saya tidak mengetahui jawabannya dan mengajak untuk mencari sumber informasi lainnya untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan Fikriy.
- Pengenalan terhadap buku sebagai salah satu sumber informasi berusaha kami ajarkan sejak dini, memperkenalkan dan menstimulasi rasa ingin tahu Fikriy melalui kunjungan ke tempat baru seperti museum, tempat - tempat alami sehingga ia akan merekam dalam benaknya apa-apa saja yang telah dilihatnya sehingga nanti akan menjadi bekal untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Saya punya aktivitas bersama anak-anak yang diberi nama ThursDay Out, kalau dulu with Fikriy dan sekarang plus with Mahira. Idenya adalah sekali seminggu kami mengunjungi tempat bermain yang ada di sekitar untuk meningkatkan bonding, mengenal ciptaan Allah sebagai Sang Pencipta, refreshing, mengetahui lebih jauh minat anak-anak. Kegiatan ini juga saya share di medsos saya dalam bentuk review bagi ibu-ibu lain yang mungkin membutuhkan informasi mengenai tempat yang pernah saya kunjungi. Stimulasi ini mudah-mudahan bermanfaat kepada anak-anak kami sebagai bentuk upaya menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru.
- Pengenalan terhadap konsekuensi, misalnya jika melakukan sesuatu hal X, maka akan berakibat hal Y. Saya memulainya dari hal yang simple di rumah saja, misalnya jika tidak mencuci tangan sehabis makan, bermain, dari WC bisa sakit perut dan alhamdulillah sekarang Fikriy yang akan menggeret saya ke washtafel untuk membantunya mencuci tangan dengan sabun walau kadang rasanya saya yang males bergerak :)
3⃣ Semangat Belajar yang berbeda
- Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
- Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Terkadang saya akui mungkin terlalu bersemangat mengajak anak-anak saya mempelajari hal baru karena saya ingin sekali memaparkan mereka terhadap banyak hal di bumi Allah ini. Tapi saya berusaha dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak memaksakan keinginan kami sebagai orang tua kepada anak-anak kami. Saat ini, kami masih dalam tahap open for discussion untuk jenjang pendidikan selanjutnya, Fikriy belum kami sekolahkan karena beberapa alasan terutama untuk memuaskan fase ingin bermain terlebih dahulu. Homeschooling masih menjadi wacana sebelum pengambilan keputusan kami sebagai orang tua, namun apapun pilihannya nanti kami berharap anak-anak kami akan menjadi manusia yang menebar manfaat kepada ummat melalui karya di bidang yang mereka minati. Untuk saat ini, apa saja yang membuat Fikriy dan Mahira bersemangat insha allah kami fasilitasi. Misalnya Fikriy sangat into transportasi seperti kereta api, mobil dan sebagainya. Sesekali saya selipkan pertanyaan dan pernyataan kalau dia juga bisa membuat alat transportasi itu di masa mendatang.
Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2⃣ Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3⃣ Mengetahui passionnya
Cara mengetahui passion anak adalah :
1⃣ Observation ( pengamatan)
2⃣ Engage (terlibat)
3⃣ Watch and listen ( lihat dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir anak dengan :
1⃣ Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2⃣ Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3⃣ Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4⃣ Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
No comments:
Post a Comment