*RESUME DISKUSI DAN TANYA JAWAB*
MATERI#3
MATRIKULASI IIP DEPOK
BATCH#2*
_Materi Matrikulasi Institu Ibu Profesional Batch#2 Sesi #3_
๐จ๐ฉ๐ฆ๐ฆ *MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*๐จ๐ฉ๐ง๐ง
“ _Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya_ ”
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.
Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ _misi spesifiknya_ ”, tugas kita memahami kehendakNya.
Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ _peran spesifik keluarga_” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.
Darimana kita harus memulainya?
๐ *PRA NIKAH*
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.
Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,
*ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK*
๐จ๐ฉ๐ง๐ง *NIKAH*
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
๐Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?
๐Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?
๐Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?
๐Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?
Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ _misi pernikahan_” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.
๐ฉ๐ง๐ง *ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)*
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.
Karena,
*IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD*
_Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak_
Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.
Karena
*_Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang_*
Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, _anda akan membuktikan bahwa antara *pekerjaan*, *berkarya* dan *mendidik anak*, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan_
Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
_SUMBER BACAAN_
_Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013_
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015_
_Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016_
*Sesi tanya jawab:*
1⃣ Bunda Yeni
Jika luka masa lalu masih ada dalam kehidupan kita. Bagaimana cara paling efektif untuk memaafkan yang orang yang membuat luka di masa lalu kita?
1⃣ Bunda Yeni
Bunda Yeni, luka yang kita alami bisa jadi itu akibat dari perilaku yang tidak baik. Perilaku itu bisa terjadi karena banyak sebab, bisa karna khilaf atau karena kefakiran ilmu, maka MAAFKANLAH SETULUSNYA.
Tidak ada jalan yang lebih melegakan selain memaafkannya. Sampaikan padanya bahwa kita sudah memaafkan perbuatannya. Doakan ia yang melukai kita diberikan hidayah Allah agar menemukan hikmah dari kejadiannya kepada kita dan disampaikan ilmu kepadanya bahwa hal itu tidak baik.
Lalu move on! Ganti peta pikiran kita yang bilang: "Dia orang yang melukai kita!" Menjadi: "Dengan apa yang dilakukannya aku menjadi lebih kuat!", karena nyatanya hingga detik ini kita masih dapat melanjutkan hidup bukan?.
Maka selesaikan urusan yang belum selesai ini, sehingga kita akan melangkah dengan lebih ringan, tanpa beban.✅
2⃣ Bunda Wiwit
Subhanallah stelah menyimak materi pekan ke 3 ini,yg paling saya garis bawahi yaitu
Membangun peradaban dari Rumah dengan mendidik anak sesuai Kehendak-Nya,bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.
Bagaimana langkah2 konkrit yg hrs kita tempuh utk mewujudkannya?. Utk mengarahkan anak kita sesuai Kehendak Nya ๐
2⃣ Bunda Wiwit, kuncinya jangan pernah menitipkan mimpi kita sebagai orang tua kepada anak. Biarkan anak anak mengeksplore rasa dan minatnya sesuai fitrahnya. Fitrah keimanannya, fitrah perkembangannya, fitrah belajar dan fitrah lainnya. Di materi berikutnya akan kita pelajari bagaimana kita bisa belajar cara belajar. Sehingga kita bisa menggali potensi anak secara _inside out_ bukan_outside in_. ✅
3⃣ bunda Tantia
Bagaimana cara mendidik anak-anak sesuai kehendakNya bukan mencetak sesuai keinginan kita?
3⃣ mbak Tantia, pertanyaannya senada dengan Bunda Wiwit ya, sekali lagi tidak menitipkan mimpi kita kepada anak anak.
Misal: Saya ingin anak anak jadi dokter karena dulu saya kepingin jadi dokter tapi karena tidak ada biaya maka gak bisa.
Kalo anak memang mau jadi dokter harus tumbuh dari keinginannya sendiri itulah _inside out_ ✅
4⃣ bunda Dinda
Bagaimana cara membuat visi misi keluarga? Apakah perlu dibuat checklist juga? Selama ini kami hanya membicarakan saja,, blm menuangkan dalam tulisan,, hehehe,, terkadang autopilot,, let it flow saja,, bagaimana caranya mengembalikan ke fungsi dan harapan keluarga kami kembali?
Sungguh ketika saya memutuskan utk menikah usia muda,, banyak menaruh harapan terbaik,, usia pernikahan kami hampir 11 tahun dan setelah mengikuti martikulasi ini saya merasa diingatkan kembali atas cita dan niatan awal kami,, masih banyak yg tertinggal dibelakang๐ญ
4⃣ Mbak Dinda, saatnya dimulai lagi untuk dituliskan, jika sekarang anak anak sudah hisa diajak berdiskusi maka libatkan juga anak-anak. Dengan input bersama dan ditulis maka nanti akan ketemu apakah visi misi kita sudah on track sejak 11 tahun lalu, jika terasa adanya perlambatan maka cek kembali. Apakah strategi keluarga kita dalam menjalankannya sudah tepat. Karena pesan bu Septi dalam keluarga:
*"There is NO FAILURE, only WRONG RESULT, so we have to CHANGE our strategy."* ✅
5⃣ bunda Yekti
saya dididik dlm lingkungan yg cukup keras dgn ortu saya. dmn saya hrs disiplin, tdk blh lemah dan mengeluh. waktu saya kecil sgt sedih krn teman2 bebas bermain, namun saya sdh punya rutinitas yg sdh di plot dr awal.sesudah memiliki anak saya merasa apa yg diajarkan ortu saya ada benarnya krn membentuk mental saya. namun suami saya sebaliknya. dibesarkam dr keluarga yg santai sekali. kira2 bagaimanakah menyatukan visi misi kami yg mungkin keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. trims
5⃣ Bunda Yekti, begitulah manusia diciptakan oleh Allah beragam latar belakang dari banyak hal termasuk pola asuh. Ketika pernikahan terjadi maka Allah telah ridho terhadap penyatuan dua insan yang berbeda dan pasti Allah memiliki maksud kita dipertemukan dengan pasangan kita.
Maka perbanyaklah ngobrol dan beraktivitas bersama, ini dua hal yang selalu ditekankan oleh Pak Dodik dan bu Septi dalam implementasi visi misi keluarganya. Dengan ngobrol, heart to heart talk, pillow talk dengan pasangan maka akan muncul poin pendidikan keluarga apa yang bunda lebih unggul dan apa yang suami lebih unggul lalu bersinergilah.
Saya kutip pernyataannya bu Septi relevan dengan hal ini:
_"Menurut pengalaman saya dan pak Dodik, ternyata kuncinya adalah di nomor satu, penerimaan kita terhadap pasangan. Ketika secara lahir dan batin kami berdua sudah saling menghargai kehebatan masing-masing, menyiasati kekurangan-kekurangan yang ada pada kami. Hal tersebut memudahkan jalan kami untuk menemukan misi spesifik keluarga."_ ✅
6⃣ bundaPoppy
Alhamdulillah saya dan suami sudah sejalan utk masalah pengasuhan anak. Begitu juga saya merasa sudah selesai dengan masa lalu saya. Bagaimana jika malah orangtua kami yg belum selesai menitipkan harapan mereka kepada kami (saya terutama) ?. Contoh kasus. orangtua yg masih ingin saya melanjutkan karier di luar rumah.
6⃣ Mbak Poppy, yang diajarkan oleh bu Septi yaitu dengan mendengarkan dengan senyuman apa yang disampaikan oleh orang tua kita, hargailah pendapatnya dan keinginannya. Lalu kemudian pelan pelan utarakan visi misi keluarga mbak Poppy kepada orang tua. Komunikasikan secara produktif, karena sebetulnya ini masalah komunikasi. Keberhasilan komunikasi manakala _frame of reference_ dengan _frame of experience_ sudah sama dengan orang tua, komunikasi akan lebih nyaman. Setelah itu cobalah pelan pelan diyakinkan bahwa ini adalah jalan hidup yang telah kita yakini dan minta doa padanya sehingga akan kita buktikan keberhasilannya.
Kebanyakan orangtua hanya khawatir saja anaknya tidak berhasil terhadap pilihan tersebut
Saya coba tulis ulang yang pernah disampaikan bu Septi, ketika ibunya ragu atas pilihan bu Septi menjadi Ibu Rumah Tangga (redaksi tidak persis sama):
_"Ibu, Ketika perempuan belum menikah ridho Allah terletak pada ridho orangtua. Setelah menikah, bagi seorang perempuan ridho Allah terletak pada ridho suami. Izinkan saya untuk dapat mentaati suami dalam bidang yang telah kami pilih sehingga Allah ridho pada saya dan Ibu beroleh pahala dengan ketaatan saya pada suami."_
Lalu ibu bu Septi mengatakan
_"Buktikan."_
Dan bu Septi telah membuktikannya ๐
Demikian semoga ada inspirasi ✅
7⃣ bunda Tria
Saya masih bingung dengan panduan 4 langkah memulai peradaban bersama suami ๐.
Adakah tipsnya agar dpt menjawab pertanyaan2 tsb?
7⃣ mbak Tria, coba direnungkan mendalam dan berdiskusi dengan suami. Karena semua yang terjadi pada kita selalu ada tujuan dan maksud dari Allah. ✅
8⃣ bunda iya
Yang di maksud dengan "peran spesifik keluarga" dimuka bumi itu apa? Bukanya kita berkeluarga memang buat meneruskan keturunan dan melengkapi satu sama lain antara suami istri
8⃣ Mbak Iya, betul. Namun jika hanya meneruskan keturunan saja apa bedanya dengan makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan. Allah katakan manusia adalah kalifatul fil 'ardh.
Setiap manusia sudah dibekali program untuk memberikan peran yang spesifik dari dirinya untuk mengumpulkan bekal pulang ke kampung Akhirat.
Spesifik karena setiap keluarga tidak akan sama. Keluarga bu Septi menjadi inspirator dan motivator. Nah kita coba gali yuk keluarga kita akan memberi peran apa dalam kehidupan ini, karena keahlian dan kondisi masing masing keluarga berbeda. ✅
9⃣ bunda Arum
Bagaimana cara menentukan visi unik keluarga dalam membangun peradaban?
9⃣ Mba Arum, diselaraskan dengan keunikan dan passion keluarga kita.
Setiap anggota keluarga pasti unik namun dalam keunikannya masing masing memberi benang merah "ciri" keluarga kita. Maka gali passion bersama keluarga kita. ✅
๐ bunda Febi
Bagaimana cara terbaik menghilangkan "luka hati" pada anak karena kesalahan kita dalam mendidik di masa lalu, misalnya karena dulu blm bisa berkomunikasi dengan baik pada anak?
๐ Mba Febi, minta maaf setulusnya pada anak. Tatap matanya dan sampaikan secara verbal kesalahan kita. Peluk dan cium lalu berkomitmen untuk memperbaiki kesalahan.
Selalu upgrade diri kita dengan tambahan ilmu terus menerus demi _continous improvement_ bukan lagi _continous mistakes_. ✅
Yang bertugas :
Host : Dinda Permatasari
Co-host : Ardiani Putri
Narasumber - Nia Nio
/Tim Matrikulasi Ibu profesional/
No comments:
Post a Comment