Showing posts with label level 3. Show all posts
Showing posts with label level 3. Show all posts

4/12/17

Aliran Rasa Level 3 Kelas Bunda Sayang My Family My Team

Bismillahirrahmanirrahim,

Izinkan saya membuka tulisan ini dengan mengutip riwayat oleh Ahmad dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia berkata :

Aku menjadi pembantu Nabi Shallallahu' alayhi wa sallam selama sepuluh tahun. Tidaklah beliau memberiku perintah, lalu aku lama mengerjakannya, atau tidak aku kerjakan sama sekali, melainkan beliau tidak mencelaku. Apabila ada salah satu anggota keluarga beliau yang mencelaku beliau bersabda, "Biarkanlah dia. Kalau dia mampu, pasti dilakukannya."

Inilah suri tauladan yang dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad Shallallahu' alayhi wa sallam yang tidak banyak mencela perilaku anak-anak. Sementara saya sambil beristighfar karena kurangnya ilmu dan dangkalnya kesabaran, masih terlalu sering melihat kekurangan anak-anak, mengeluhkan hal-hal remeh, dan berandai-andai panjang atas hal yang tidak perlu.

Ketika diberikan tugas tentang Proyek Keluarga di kelas Bunda Sayang IIP, terbayang lah semua kerumitan di depan mata. Bagaimana merancang beberapa proyek keluarga, satu saja rasanya terlalu berat dilakukan dengan dua anak balita ini, apalagi proyek keluarga yang minimal dijalankan dalam waktu 10 hari. Apakah mungkin keluarga kecil saya bisa menjadi tim yang solid, belum lagi dengan kerjaan rumah, kelas Online dan offline lainnya, ah rasanya banyak challenge yang sudah menghadang bahkan sebelum saya melangkah. Namun, yang membesarkan hati saya saat membaca detail penjelasan tentang tugas saat itu, adalah proyek keluarga itu bukanlah sesuatu yang kompleks, bisa dimulai dengan hal-hal yang sederhana, namun dilakukan dalam koridor dua hal yaitu aktivitas dan organisasi plus manajemen. Sehingga lahirlah sebuah proyek keluarga.

Dalam perjalanannya, justru sayalah sebenarnya yang belajar kembali tentang Manajemen Proyek yang dulu kerap saya kerjakan di kantor. Rasanya jauh berbeda, kalau dulu dengan Excel, kali ini dengan time table sederhana, target-target kecil yang tampak di depan mata, dan ternyata semua perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi menjadi begitu kaya dengan warna dan pernak-perniknya. Ada masa serunya, kadang penuh tangis, sehingga proyek keluarga menjadi tak berjalan sesuai dengan rencana. Namun, disitulah kesabaran berbuah. Pengharapan diuji atas diri saya, apakah bisa menahan bibir dari rangkaian perkataan dan sikap yang tidak baik ketika kecewa dengan proses yang sedang berjalan.

Proyek keluarga pertama yang kami lakukan justru tidak berjalan mulus sesuai dengan rencana. Namun saat itu tetap saya amati, tulis dan apresiasi meski rasanya ingin mengambil alih kemudian agar proyek berjalan on track. Saat itulah biasanya saya bertanya jujur pada diri sendiri, sebenarnya apa tujuan proyek keluarga ini kami lakukan. Apakah untuk selesai sempurna saja, karena jika itu tujuannya maka saya takut akan berhasil sebagai kolektor badge saja.
Saat tidak berharap terlalu banyak pada anak-anak saya, justru itulah turning point nya, terlihat bagaimana seorang anak dengan upayanya sendiri memiliki ownership yang begitu kuat untuk memastikan Jelly yang sudah dibuat dengan porsinya, sampai dan dimakan untuk Om nya. Deliverables nya malah lebih jauh dari yang sekedar saya harapkan yaitu membuat nuitrijel. Ini anak malah memikirkan bagaimana agar Jelly itu bisa dinikmati oleh targetnya. Menakjubkan bukan!

Sehingga saya seringkali meminta maaf kepada anak-anak, atas ketidaksabaran dalam menahan diri untuk tidak menjadi komentator yang bisa memadamkan nyala api semangat seorang anak yang ingin belajar banyak hal di dunia ini, semata karena menganggap bahwa si anak masih terlalu dini dan butuh bantuan. Akhirnya sekarang, saya berusaha kuat-kuat, menggigit bibir sendiri agar bisa menahan diri untuk tidak selalu terjun memberikan bantuan karena dengan demikian anak akan belajar lebih banyak lagi.

Semoga kami sebagai kedua orang tua, dapat mengemban amanah yang tidak boleh dilalaikan, agar menjadi sosok - sosok climbers yang memiliki daya juang dan tangguh dalam menghadapi semua tantangan di masa mendatang.

"Family Project", "Bunda Sayang", "IIP", "KuliahBunsayIIP", "My Family My Team", Game Level3

4/9/17

FAMILY PROJECT

_Review  Game Level  #3  Tantangan 10 Hari_
*Bagian 1*

*FAMILY PROJECT*

Selamat buat teman-teman yang sudah berhasil melampaui tantangan 10 hari di game level 3 ini tentang Family Project. Mulai dari bingung memahami apa itu family project, sampai akhirnya ada yang banyak ketagihan untuk memaknai setiap aktivitas menjadi  sebuah projek yang menyenangkan.

Family Project  adalah aktivitas  yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama   oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.

Jangan terlalu berat memikirkan sebuah family project, mulailah dari aktivitas-aktivitas sehari-hari yang biasa kita kerjakan di rumah, kemudian tambahkan manajemen dan organisasinya, jadilah sebuah family project.

Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut

*ACTIVITY + MANAGEMENT AND ORGANIZATION = PROJECT*

*MANFAAT FAMILY PROJECT*
 

☘Family Project merupakan salah satu sarana pendidikan bagi seluruh anggota keluarga. Saat ini semakin sedikit keluarga yang menerapkan konsep pendidikan di dalam rumahnya, banyak diantara mereka menjadikan rumah sebagai sarana berkumpulnya anggota keluarga saja tanpa adanya aktivitas pendidikan. Sehingga makna berkumpulnya menjadi hambar, sekedar kumpul dan  kadang berlalu begitu saja tanpa arti.

 

☘Family Project juga menjadi salah satu sarana untuk membangun “bonding” di dalam keluarga. Tercipta ikatan batin antar anggota keluarga, sehingga hubungan menjadi semakin indah dan harmonis.

 

☘Family Project bisa juga digunakan sebagai sarana “Check Temperature" keluarga kita. Apakah hubungan antar anggota keluarga dalam kondisi adem ayrm berada di suhu normal atau sedang ada gesekan-gesekan yang selama ini tidak terlihat,  sehingga ada tantangan kecil saja selama menjalankan family project, suhu sudah memanas.

 

☘Family Project sarana menguatkan core values keluarga. Core Values tidak bisa hanya dituliskan besar-besar di kertas dan di tempel di dinding rumah. Core Values harus diujikan untuk mendapatkan sebuah keyakinan bahwa hal tersebut layak diperjuangkan. Ujian itu lewat family project.

 

☘Family Project apabila dijalankan denga sungguh-sungguh maka akan menjadi pijakan kita dan keluarga ke surga Apabila keluarga kita memang sedang berjalan menuju surga, maka tidak perlu menunggu sampai di akherat untuk merasakannya, kita bisa merasakannya sekarang saat di dunia bersama keluarga kita.

 

*BAGAIMANA CARA MEMBESARKAN FAMILY PROJECT ANDA?*

Diperlukan 2 hal penting untuk membesarkan Family Project yaitu KONSISTENSI dan KOMUNIKASI

 

*KONSISTENSI*

Konsistensi itu sangat bergantung pada hal-hal berikut ini:

a. Apakah family project ini membahagiakan seluruh anggota keluarga? ( Fun)

b. Apakah family project sejalan dengan values yang sedang diperjuangkan di dalam keluarga kita? ( values)

c. Seberapa unik family project anda dibandingkan family project yang lain? ( uniqueness)

d. Apa alasan kuat dari salah satu, sebagian atau seluruh anggota keluarga untuk menjalankan family project ini? ( Reason)

 
*KOMUNIKASI*

Komunikasi menjadi hal yang utama dalam rangka memperbesar family project kita, karena akan sangat bermanfaat untuk memantau dan membesarkan perjalanan family project dan membangun portofolio keluarga dalam menjalankan family project. Ada komunikasi internal dan ada komunikasi eksternal. Di dalam kedua komunikasi tersebut diperlukan dua hal yaitu MEDIA dan KONTEN

 
_Komunikasi Internal_

*MEDIA KOMUNIKASI*

*FAMILY FORUM*

Family forum adalah forum-forum ngobrol keluarga yang dibangun untuk mengetahui hobi anak-anak, aktivitas harian mereka, tren pengetahuan dan berita yang ada saat ini, kebutuhan seluruh anggota keluarga dan masalah atau tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi oleh seluruh anggota keluarga.

Family forum ini bentuknya bisa beragam mulai dari ngeteh bersama ( tea time), ngopi bersama ( coffee break), ngegame bersama ( play on), ngemil bersama ( snack time) dll.

*KONTEN KOMUNIKASI*

Kami perlu menekankan sekali lagi tentang konten komunikasi. Satu hal yang sangat perlu kita ingat adalah kalimat ini:

*LAKUKAN APRESIASI, BUKAN EVALUASI*

Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan  membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.

Apabila ada hal-hal yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang  melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.

 

*BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI*

 
Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di Ibu Profesional, forum keluarga seperti ini terkenal dengan nama

*MASTER MIND*

Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:

a. Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?

b. Apa yang sudah baik?

c. Minggu depan hal baik apa yang akan kita lakukan?

Perbanyaklah apresiasi di forum-forum keluarga ini sehingga memunculkan inovasi-inovasi kecil yang dilakukan secara istiqomah di setiap kesempatan.

_Komunikasi Eksternal_

Family Project yang kita lakukan di dalam keluarga sebaiknya kita share kan ke dunia luar bisa via presentasi di depan para ahli yang memang kompeten di bidangnya. Di komunitas-komunitas keluarga yang selalu peduli terhadap perkembangan anak, maupun di media sosial yang kita miliki.

Proses berbagi mimpi dan inspirasi ini sangat bermanfaat untuk membesarkan family project kita dan proses bertemunya anak-anak dengan para sang maestro di bidangnya.

*AMATI ,TERLIBAT, TULIS*

Tantangan 10 hari yang sudah teman-teman lakukan ini sebenarnya membuat kita agar mau mendokumentasikan setiap aktivitas anak-anak, sehingga kita sebagai orangtua bisa mengamati perkembangan anak-anak dengan valid berdasarkan data dan tulisan kita.

 
Kita tidak akan pernah membandingkan anak-anak kita dan keluarga kita, dengan anak-anak orang lain dan keluarga orang lain. Karena diri kita sudah terlalu sibuk untuk mengamati diri sendiri, sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk mengamati rumput tetangga.

Salam Ibu Profesional,

 
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber Bacaan:

https://padepokanmargosari.com/2017/04/02/catatan-perak-2017-1-family-project/

4/7/17

Tips Mengikuti Pembelajaran di Kelas Institut Ibu Profesional

📝 *Tips Mengikuti Pembelajaran di Kelas Institut Ibu Profesional* 📝

1⃣ Minta keridhoan suami dan anak-anak

2⃣Tetapkan *jam anda pegang gadget ( gadget hour)* sampaikan ke anak dan suami secara tertulis, patuhi.

3⃣ Tetapkan *gadget free area dan gadget free activity* misal, di ruang tidur, meja makan, saat mau tidur dan saat makan, letakkan HP jauh dari jangkauan kita dan patuhi.

4⃣ Menjelang tidur, tutup hari dengan menuliskan rencana esok hari, kapan melakukan rutinitas, kapan menjalankan aktivitas bersama keluarga dan dimaknai dengan menjalankan project bersama, kapan waktu peningkatan kualitas diri ( misal jadi fasilitator kelas, diskusi kelas dll).

5⃣ Segera tulis draft aktivitas hari ini, bisa di note, bisa di kertas apa adanya, bisa direkam, bisa difoto dll.

lakukan hal ini maksimum 15-30 menit saja.

6⃣ Segera kirimkan ke link tantangan dulu, baru sempurnakan saat kita punya waktu luang.

7⃣ Kembalilah bermain bersama anak dan suami, tanpa harus bolak balik intap intip HP.

Kuncinya FOKUS, fokus bermain, fokus Menulis

Selamaaat meningkatkan kualitas diri kita menjadi manager keluarga handal

POTENSI KECERDASAN MANUSIA DALAM MERAIH KESUKSESAN HIDUP (bagian 2-habis)

Cemilan Rabu Materi #3
05 April 2017

POTENSI KECERDASAN MANUSIA DALAM MERAIH KESUKSESAN HIDUP (bagian 2-habis) 🏵

Ketika diskusi terkait kecerdasan, biasanya yang sering disebut adalah kecerdasan intelektual (IQ), dan emosional (EI). Apakah berbekal IQ dan EI saja anak mampu meraih sukses? Jawaban atas pertanyaan ini sungguh bersifat relatif, bergantung apa dan bagaimana ukuran serta definisi sukses. Jika kesuksesan seorang anak manusia dimaknai sebagai kemampuan menciptakan sesuatu yang berguna bagi umat manusia, maka berbekal IQ dan EI saja tidaklah cukup.

📌Tahun 2000, Psikolog *Danah Zohar* dan suaminya *Ian Marshall* memunculkan kecerdasan “baru” yaitu *kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ)*. Apa itu Kecerdasan Spiritual? Melalui bukunya berjudul _SQ: Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence_, yang diterbitkan di London Januari 2000, dan sudah diterjemahkan (dan diterbitkan) dengan judul _SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan_, oleh Mizan (2001), Danah Zohar dan Ian Marshall mendefiniskan *kecerdasan spiritual (SI)* adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna (value), yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SI adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EI secara efektif. Bahkan SI merupakan kecerdasan tertinggi.

Menurut Khavari, ada beberapa  *aspek  yang menjadi dasar kecerdasan spiritual*, yaitu:
1. Sudut pandang spiritual-keagamaan, artinya semakin  harmonis relasi spiritual-keagamaan kita kehadirat Tuhan,  semakin tinggi pula tingkat dan kualitas kecerdasan spiritual kita.

2. Sudut pandang relasi sosial-keagamaan, artinya kecerdasan  spiritual harus direfleksikan  pada  sikap-sikap sosial yang  menekankan  segi kebersamaan dan kesejahteraan sosial.

3. Sudut pandang etika sosial.  Semakin beradab etika sosial  manusia semakin berkualitas kecerdasan spiritualnya.

Zohar mengidentifikasikan *sepuluh kriteria mengukur kecerdasan spiritual* seseorang, yaitu:
1. Kesadaran diri
2. Spontanitas, termotivasi secara internal
3. Melihat kehidupan dari visi dan berdaar nilai-nilai fundamental
4. Holistik, melihat sistem dan universalitas
5. Kasih sayang (rasa berkomunitas, rasa mengikuti aliran kehidupan)
6. Menghargai keragaman
7. Mandiri, teguh melawan mayoritas
8. Mempertanyakan secara mendasar
9. Menata kembali dalam gambaran besar
10. Teguh dalam kesulitan

*Ciri-ciri dari kecerdasan spiritual yang telah berkembang* dalam diri seseorang adalah sebagai berikut  (Zohar, 2001):
1) Kemampuan bersifat fleksibel
2) Tingkat kesadaran diri tinggi
3) Kemampuan menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) Kemampuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
5) Kualitas hidup diilhami visi dan nilai-nilai
6) Enggan menyebabkan kerugian yang tidak perlu
7) Kecenderungan untuk melihat keterkaitan berbagai hal
8)Punya kecenderungan bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika" untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
9) Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan hal yang umum.

Kecerdasan spiritual bersumber dari fitrah manusia itu sendiri. Kecerdasan ini merupakan aktualisasi fitrah manusia itu sendiri. Ia memancar dari kedalaman diri manusia, karena dorongan keingintahuan yang dilandasi kesucian , ketulusan, dan tanpa pretensi egoisme. Kecerdasan ini akan aktual jika manusia hidup berdasarkan visi dasar dan misi utamnya sebagai hamba Allah sekaligus khalifatullah di bumi.

Dari sini, bisa dipahami mengapa ulama-ulama besar zaman dahulu dengan teknologi yang masih sangat terbatas mampu melahirkan karya-karya yang tak lapuk besar yang tak lapuk dimakan zaman. Sebut saja Jabir Ibn Hayyan yang dikenal sebagai Bapak kimia. Ibn Sina yang karya fenomenalnya al-Qanun fi al-Tibbi menjadi rujukan utma ilmu kedokteran di Eropa selama berabad-abad.
Karya yang dihasilkan dari pancaran kecerdasan spiritual merupakan luapan pendaran cahaya dan karunia Ilahi dalam inti eksistensi diri manusia. Faktor-faktor eksternal hanyalah pendukung dari proses aktualisasi kecerdasan yang ada.

Namun pada zaman sekarang ini terjadi krisis spiritual karena kebutuhan makna tidak terpenuhi sehingga hidup manusia terasa dangkal dan hampa. Menurut Lisa Kumalanty, ada *tiga sebab yang membuat seseorang dapat terhambat secara spiritual*, yaitu (1) tidak mengembangkan beberapa bagian dari dirinya sendiri sama sekali,
(2) telah mengembangkan beberapa bagian, namun tidak proporsional, dan (3)bertentangannya/buruknya hubungan antara bagian-bagian.

Untuk mengatasi krisis spiritual menurut Danah dan Ian dengan memberikan *“Enam Jalan Menuju Kecerdasan Spiritual yang Lebih Tinggi” dan “Tujuh Langkah Praktis Mendapatkan SQ Lebih Baik”.*
Enam jalan tersebut yaitu
1) jalan tugas,
2) jalan pengasuhan,
3) jalan pengetahuan,
4) jalan perubahan pribadi,
5) jalan persaudaraan, dan
6)  jalan kepemimpinan yang penuh pengabdian.

Sedangkan Tujuh Langkah Menuju Kecerdasan Spiritual Lebih Tinggi adalah
(1) menyadari di mana saya sekarang,
(2) merasakan dengan kuat bahwa saya ingin berubah,
(3) merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah motivasi saya yang paling dalam,
(4) menemukan dan mengatasi rintangan,
(5) menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju,
(6) menetapkan hati saya pada sebuah jalan,
(7) tetap menyadari bahwa ada banyak jalan.

*Kiat-kiat mengembangkan SI anak*
(1) Jadilah kita fasilitator dan teladan yang baik,
(2) bantulah anak merumuskan misi hidupnya,
(3) baca kitab suci bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita,
(4) diskusikan berbagai persoalan dengan perspektif ruhaniah,
(5) libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan,
(6) bacakan kisah perjuangan tokoh spiritual
(7) bawa anak untuk menikmati keindahan alam,
(8) ajak anak berinteraksi dengan orang yang memiliki keterbatasan, dan
(9) ikutsertakan anak dalam kegiatan sosial.

Mereka yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi akan mampu memaknai setiap peristiwa dan masalah yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan dalam penderitaan sekalipun. Dengan memberi makna yang positif, mereka akan mampu membangkitkan jiwanya untuk bersikap dan bertindak secara positif pula. Dan kecerdasan ini juga memungkinkan manusia untuk berpikir secara kreatif, berwawasan jauh kedepan, intuitif, tambah cerdas dan semakin berkesadaran.
Oleh karenanya, bagi mereka yang telah menggunakan kecerdasan spiritualnya, mereka akan menjadi pribadi yang kreatif, intuitif, bisa menerima segalanya secara apa adanya, dan hidupnya akan berbahagia.

📚Sumber bacaan

2005, Ach Saifullah dan Nine Adien Maulana, Melejitkan Potensi Kecerdasan Anak, Yogyakarta: Katahati

https://www.google.co.id/amp/s/masthoni.wordpress.com/2012/01/25/kecerdasan-spiritual/amp

http://ummahattokkyo.tripod.com/duniaanak/kecerdasan_spiritual_anak.htm

http://www.kajianpustaka.com/2014/01/kecerdasan-spiritual.html

e-thesis.uin-malang.ac.id>08410107_Bab II

POTENSI KECERDASAN ANAK UNTUK MERAIH KESUKSESAN HIDUP. (Bagian 1)

Cemilan Rabu
29 Maret 2017

🏵POTENSI KECERDASAN ANAK UNTUK MERAIH KESUKSESAN HIDUP.
(Bagian 1)🏵

Sebelum ditemukannya ragam kecerdasan (IQ, EI,SI, dan AI), seorang anak dikatakan cerdas jika memiliki IQ yang tinggi. Sebaliknya anak dikatakan bodoh jika ber-IQ rendah.

*Kecerdasan Intelektual (IQ)* adalah kecerdasan yang dimiliki oleh otak manusia untuk bisa melakukan beberapa kemampuan seperti, kemampuan menalar; merencanakan masalah; berpikir; memahami gagasan; dan belajar.

Menurut Conny Setiawan dalam buku “Perspektif Pendidikan Anak Berbakat” ada tiga komponen penting yang dianggap esensi intelegensi, yakni penilaian, pengertian, dan penalaran.

Berkat kecerdasan intelektualnya, manusia telah mampu menjelajah ke bulan dan luar angkasa; menciptakan teknologi informasi dan transportasi yang sangat membantu dan lain sebagainya. Namun, ketika IQ saja yang menjadi dasar seseorang bergerak, maka di samping ada kemajuan pesat buah dari kecerdasannya itu, terdapat pula banyak kerusakan muncul akibat dari ulah manusia.

Charles Spearmen, Thurstone, dan Gardner mengembangkan teori *multiple intelligence (MI)*yang mengukur kecerdasan tidak hanya dari satu aspek kemampuan. Teori MI ini lebih manusiawi karena intelegensi manusia diukur dari tujuh dimensi yang semi otonom. Masing-masing adalah : 1) linguistik, 2) music, 3) Matematik Logis, 4) Visual-Spasial, 5) Kinestetik-Fisik, 6) Sosial Interpersonal dan 7) Intra-Personal.

Seperti diungkapkan Suharsono dalam buku “Mencerdaskan Anak”, ketujuh macam kecerdasan ini merupakan fungsi dari dua belahan otak kiri dan otak kanan. Otak kiri memiliki kemampuan dan potensi memecahkan problem matematik, logis dan fenomenal. Otak kanan memiliki kemampuan merespon hal-hal yang sifatnya kualitatif, artistic dan abstrak.


❓Apakah dengan mengoptimalkan ketujuh kecerdasan ini akan menjadikan anak-anak sukses mengarungi hidup? Jawabannya BELUM TENTU.

🖌Model kecerdasan intelektual benar-benar akan bergfungsi hanya dalam tahapan ketika anak harus menyelesaikan permasalahan. Bahkan sejauh yang dapat diamati, model kecerdasan ini belum mendorong anak menjadi kreatif bahkan inovatif.
Diperlukan upaya pendekatan yang berbeda agar anak menjadi lebih tertantang ide kreatif dan inovatifnya.

Daniel Goldman menawarkan pendekatan baru dalam memandang kecerdasan seseorang dengan mengenalkan *Kecerdasan Emosi* (emotional Intelligence) yakni kemampuan untuk mendeteksi dan mengenali emosi sendiri maupun orang lain.

Menurut Suharsono, Perbedaan nyata antara IQ dan EI terutama pada hal “apa” yang menjadi objek kecerdasan itu sendiri.  IQ lebih memandang objek-objek di luar diri manusia (out-ward klooking) sedangkan EI lebih memperhatikan fenomenal yang berada di dalam diri manusia (in-ward looking).

Khairul Ummah (2003) menyatakan bahwa kunci sukses yang sebenarnya tidak lain adalah kemampuan memahami emosi diri dan emosi orang lain serta memanfaatkan interaksi emosional ini semaksimal mungkin untuk tujuan positif yang hendak dicapai bersama.

Kecerdasan emosi penting untuk menangani situasi yang bermuatan emosi, suatu kondisi yang sering terjadi. Muatan dari emosi negatif serta dampak dari kepercayaan diri, keberanian dan kejujuran dapat diperoleh dengan baik melalui kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi merupakan faktor yang jelas mengatur pola kehidupan. Kecerdasan ini penting dalam pengelolaan emosi yang diperlukan hingga mampu membangun pola yang berhasil. Pengembangan kecerdasan emosi sangat penting bagi keberhasilan tingkah laku dan organisasi. Kecerdasan emosi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan hubungan di masyarakat. Kecerdasan ini juga dapat menghilangkan perasaan takut, cemas, dan marah yang bisa menghambat proses pengendalian emosi.

❓Pertanyaannya, apakah dengan berbekal IQ dan EI saja anak mampu meraih SUKSES??

📌Bersambung ke part 2 (cemilan minggu depan)

📚Referensi:
Saifullah.A & Nine Adien MAulana, Melejitkan Potensi Kecerdasan Anak, 2005, Yogyakarta: Ar-Ruz Media

https://tisna2008.wordpress.com/2009/05/26/antara-iq-eq-dan-sq/amp/

💻Disusun oleh:
Tim Fasilitator Nasional Kelas Bunsay IIP

Materi 3 : Pentingnya meningkatkan kecerdasan anak demi kebahagiaan hidup

🍓🍇 Cemilan Rabu #1 🍇🍓

Materi 3 : Pentingnya meningkatkan kecerdasan anak demi kebahagiaan hidup

*Kecerdasan Menghadapi Tantangan*

Adversity Quotient atau Adversity Intelligence merupakan sebuah teori yang merumuskan tentang apa yang dibutuhkan untuk mencapai KESUKSESAN. Adversity Quotient dikembangkan oleh seorang konsultan bisnis yang dikenal secara internasional bernama Paul G. Stoltz, PhD. Menurut Stoltz, dengan AQ kita akan lebih produktif, kreatif, dan kompetitif walaupun kita berada di tengah lingkungan yang terus bergolak. AQ menggabungkan riset psikologis kognitif, psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi untuk membentuk suatu gambaran lengkap tentang bagaimana cara manusia dalam mendekati kesulitan. Sementara pada kenyataannya, kesulitan adalah suatu hal yang paling banyak dihindari. Namun dalam AQ, kesulitan justru sebuah TANTANGAN yang akan menjadikan hidup lebih hidup.

AQ merupakan sebuah alat ukur yang akan menentukan beberapa kondisi kontradiktif dalam diri seseorang.

Kondisi kontradiktif tersebut adalah pilihan. Bagi mereka yang berharap sukses maka sikap-sikap positiflah yang pasti diambil. Sebaliknya, mereka yang tidak bertekad untuk berhasil, sangat wajar jika kemudian hanya berkutat pada kondisi statis, tidak mau bergerak, cepat merasa puas, dan hanya mampu berdiam diri ketika menghadapi kegagalan. Selanjutnya, kondisi kontradiktif tersebut bisa memberikan gambaran kepada kita tentang sikap-sikap yang bisa membangun AQ berikut:

● Ketangguhan
● Keyakinan
● Kekuatan
● Kepercayaan Diri
● Berbesar Hati
● Daya Tahan
● Daya Juang
● Tak pernah bosan untuk mencoba
● Berani memulai
● Kreatif
● Optimisme
● Ketekunan
● Keuletan
● Vitalitas
● Orientasi masa depan
● Kaya akan berbagai kemungkinan

*Antara AQ dan Pendakian*

Pendakian adalah sebuah analogi cukup tegas bagi Adversity Quotient. Pendakian yang dimaksud adalah proses. Proses apa saja kira-kira?

1. Proses dari tidak ada menjadi ada
2. Proses dari tidak punya menjadi punya
3. Proses dari tidak bisa menjadi bisa
4. Proses dari sikap bergantung menuju kehidupan yang lebih mandiri
5. Proses dari sebuah harapan mewujud kenyataan
6. Proses dalam menggerakan tujuan hidup
7. Dan proses-proses lainnya.

Mendaki disini bukanlah mendaki sebuah gunung dalam arti denotatif, melainkan mendaki gunung kehidupan dengan segala hambatan dan rintangan. Mendaki gunung kehidupan yang kaya dengan liku-liku perjalanan. Mendaki gunung harapan dengan segala onak dan durinya. Mendaki gunung impian dengan segala bentuk upaya dan kesungguhan.

Stoltz menganalogikan tiga jenis kepribadian manusia yang bisa menggambarkan kemampuan AQ, yaitu Quitters (berhenti), Campers (berkemah), dan Climbers (pendaki).

*1. Quitters (Berhenti)*
Mereka yang disebut quitters adalah orang yang berhenti melakukan pendakian jauh sebelum menuju puncak atau bahkan menolak terhadap pendakian dan memutuskan untuk berdiam diri.

● menolak untuk mendaki lebih tinggi
● gaya hidupnya datar dan tidak 'lengkap'
● bekerja sekedar cukup untuk hidup
● cenderung menghindari tantangan berat yang muncul dari komitmen yang sesungguhnya
● jarang sekali memiliki persahabatan yang sejati
● mereka cenderung melawan atau lari dalam menghadapi perubahan
● terampil menggunakan kata yang sifatnya membatasi, seperti 'tidakmau'
● kemampuannya kecil, tidak memiliki keyakinan akan masa depan, kontribusinya kecil

*2. Campers (Berkemah)*
Mereka yang disebut campers adalah orang yang menghentikan perjalanan (pendakian) dengan dalih ketidakmampuan atau sudah merasa cukup. Mereka beranggapan bahwa berhentinya pendakian adalah sebagai tanda telah dilakukannya berbagai upaya dan pengorbanan.

● mereka mau mendaki, meskipun akan 'berhenti' di pos tertentu dan merasa cukup sampai di situ
● mereka cukup puas telah mencapai suatu tahapan tertentu
● masih memiliki sejumlah inisiatif, sedikit semangat dan beberapa usaha
● mengorbankan kemampuan individunya untuk mendapatkan kepuasan
● menahan diri terhadap perubahan
● menggunakan bahasa dan kata-kata yang kompromistis, misalnya 'ini cukup bagus'; 'cukup sampai di sini saja'
● meski sudah melalui berbagai rintangan, namun mereka akan  erhenti juga pada suatu tempat dan 'berkemah' di situ

*3. Climbers (Pendaki)*
Mereka yang disebut climbers adalah orang yang terus bertahan melakukan pendakian sampai pendakian tersebut benar-benar menuju puncak. Mereka tidak menghiraukan lelah dan letih. Mereka juga tidak menghiraukan harta dan tenaga yang telah dikorbankan. Bagi mereka, totalitas dan komitmen adalah keniscayaan. Oleh karena itu, segala bentuk rintangan dan hambatan dinikmatinya sebagai tantangan yang akan mendongkrak dirinya untuk menjadi pahlawan yang sebenarnya.

● mereka membaktikan dirinya untuk terus 'mendaki', pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan
● hidupnya 'lengkap' karena telah melewati dan mengalami semua tahapan sebelumnya
● menyambut baik tantangan, memotivasi diri, memiliki semangat tinggi dan berjuang mendapatkan yang terbaik dalam hidup
● berani menjelajahi potensi-potensi tanpa batas
● menyambut baik setiap perubahan
● bahasa yang digunakan adalah bahasa dan kata yang penuh kemungkinan, berbicara tentang apa yang bisa dikerjakan dan caranya, berbicara tentang tindakan
● memberikan kontribusi besar karena bisa mewujudkan potensi yang ada pada dirinya
● tidak asing dengan situasi sulit

Kaitan AQ dengan pendakian, salah satu tugas utama kita sebagai orangtua adalah meyakinkan buah hati kita untuk mampu bertahan melewati semua tahapan kehidupan dengan segala problema dan dilematikanya. Selain itu, kita juga mampu meyakinkan kepada mereka bahwa segala sesuatu tidak bisa didapat secara instan. Segala sesuatu tidak terjadi secara tiba-tiba karena semua ada proses yang mengiringinya.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

📚 Sumber bacaan : 

Yoga, Miarti. Adversity Quotient, agar anak tak gampang menyerah. Tinta Medina

http://personalityfajar.wordpress.com/tag/adversity-quotient/

Tantangan 10 Hari PROJEK KELUARGA

GAME LEVEL 3

TANTANGAN 10 HARI

❤ *PROJEK KELUARGA* ❤

Salah satu aktivitas yang bisa kita jalankan di keluarga sebagai sarana belajar seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan komunikasi keluarga, melatih kemandirian dan menstimulus kecerdasan adalah projek keluarga.

📌 APA ITU PROJEK KELUARGA

*Projek keluarga* adalah aktivitas yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama   oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.

📌 CIRI-CIRI PROJEK KELUARGA

a.    Fokus pada proses, bukan pada hasil
b.    Sederhana
c.    Menyenangkan
d.    Mudah – Menantang
e.    Memiliki durasi pendek

📌 KOMPONEN PROJEK KELUARGA

a.    Sasaran
SMART : Specific, Measurable, Achiveable, Reliable, Tangible
Maksimum 3 sasaran.
b.    Sarana
Alat dan Bahan yang diperlukan.
Dana yang diperlukan ( apabila ada)
c.    Sumber Daya Manusia
Penanggungjawab
Pelaksanan
d.    Waktu
Jadwal Pelaksanaan
Durasi
e.    Nama Projek
Berikan nama khusus terhadap projek yang dikerjakan keluarga.

📌 BAGAIMANA CARANYA MEMANTAU PROJEK KELUARGA

*Lakukan APRESIASI bukan EVALUASI*

Apabila sudah menjalankan projek keluarga maka segera buat forum apresiasi keluarga diantara jeda projek tersebut, apabila projek memiliki durasi lebih dari 1 minggu – 1 bulan. Apabila projek hanya berdurasi 1-3 hari, maka lakukan pada akhir projek berjalan.

Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan  membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.

Apabila ada hal-hal  yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang  melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.

📌 BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI

Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di IbuProfesional, forum keluarga seperti ini  terkenal dengan nama *“MASTER MIND”*. Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:
a.    Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?
b.    Apa yang sudah baik?
c.    Minggu depan apa yang akan kita lakukan?

📌 CONTOH PROJEK KELUARGA

*Nama Projek*  : WARNAI DUNIA WARNAMU

*Gagasan* : Sudah 2 tahun cat tembok rumah tidak pernah berganti, kali ini anak-anak punya ide, dengan diskusi pertanyaan berikut, mengapa cat rumah itu kok satu warna? Bagaimana jika rumah itu warna-warni? Mengapa tidak kita cat tembok rumah kita warna warni?

*Pelaksanaan* : Tentukan durasi waktunya, misal  hari Minggu, 26 Maret 2017, tentukan penanggungjawabnya (PIC), kasih jabatan misal  “Jendral Cat Warna”. Berikan ruang sang jendral untuk mengambil keputusan terhadap segala tantangan yang muncul selama projek berjalan.

*Nama Projek* :  SUNDAY LIBRARY

*Gagasan* : Anak-anak sangat senang membaca, banyak buku yang sudah terbaca, tidak dibaca lagi. Anak-anak ingin berbagi manfaat . Mengapa perpustakaan itu harus bentuk bangunan? Bagaimana jika perpustakaan itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain? Mengapa tidak kita membuat perpustakaan keliling setiap minggu di event Car Free Day?

*Pelaksanaan* : Tentukan waktunya, setiap hari minggu, tentukan PIC mingguannya, kasih jabatan misal “Library man”, berikan ruang sang library man dan tim untuk menghadapi tantangan  yang muncul selama projek berjalan

*AMATI, TERLIBAT, TULIS*

📌 AMATI
*Aspek Komunikasi Produktif*
Bagaimanakah pola komunikasi anak-anak kita selama menjalankan sebuah projek?

*Aspek Kemandirian*
Apakah sudah makin terlihat tingkat kemandirian anak-anak dalam mengerjakan projek?

*Aspek Kecerdasan*
Bagaimana cara anak meningkatkan rasa ingin tahunya? ( IQ), bagaimana cara anak mengelola emosi selama projek berjalan ?(Emotional Intellegence/EI), Bagaimana cara anak meningkatkan kebermanfaatan dirinya dengan projek tersebut? ( Spiritual Intellegence. SI), Bagaimana cara anak mengubah masalah menjadi peluang ( Adversity Intellegence,AI)

📌 TERLIBAT
Dalam setiap projek yang dibuat libatkan diri kita, para orangtua, untuk menjadi bagian anggota tim, asyik menjalankan bersama sebagai pembelajaran. Belajarlah menjadi follower yang taat pada keputusan leader. Saat menyelenggarakan master mind, bergantilah peran menjadi fasilitator yang baik.

📌 TULIS
Tulis pengalaman kita setiap hari baik cerita gagal maupu cerita sukses dalam menjalankan projek demi projek., baik cerita bahagia maupun cerita mengharubiru. Alirkan rasa anda setiap hari.

Selamat mengunci ilmu dengan amal anda,

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Setorkan dokumentasi family project Anda ke
........

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
󞁓udah belajar family project kan? Yuk kita buat family project ala keluarga kita

📋 Tahap persiapan:

📌Perbanyaklah family forum untuk belanja gagasan proyek apa yg akan anda lakukan.
📌Amati aktivitas kehidupan sehari-hari dan ikat maknanya menjadi proyek keluarga
📌Tetapkan tujuan proyek ini, sesuaikan dengan rentang usia anak.
📌Diskusikan, sehingga tiap anggota keluarga mempunyai peran masing masing.
📌Tetapkan waktu pelaksanaannya

📋 Tahap pelaksanaan
📌Tuliskan mulai dari proses persiapan sampai saat melaksanakan proyek

📌Terlibatlah aktif dari persiapan - proses pelaksanaan - apresiasi selama projek berjalan

📌Tuliskan pengalaman anda membuat projek selama min.10 hari pertama game level 3 kali ini.

📋 Pasca pelaksanaan
📌Lakukan Mastermind sebagai bentuk apresiasi untuk proyek keluarga, apa yang bisa kita dan anak-anak pelajari dari proyek keluarga tersebut.

📌Proyek keluarga bisa dilakukan harian (satu hari satu proyek) atau bersifat single proyek (proyek selama 10 hari)

📝 Ceritakan pengalaman teman-teman semua dalam blog/platform lainnya disertai hashtag:
#TantanganHari...
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

📝Bagi anda yang mengerjakan di blog, tambahkan label:
*Bunda Sayang*
*My family my team*
*Ibu Profesional*
*IIP*

📝Kirimkan tulisan teman-teman ke link berikut.....

Selamat berkarya bersama keluarga

*AMATI, TERLIBAT, TULISKAN*

RESUME MATERI,CHALLENGE DAN HASIL DISKUSI SESI KE-3 : KECERDASAN DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP

Bismillahirrahmannirrahiim..
Semoga bermanfaat untuk bunda😊🙏🏼

🌸RESUME MATERI,CHALLENGE DAN HASIL DISKUSI
SESI KE-3 : KECERDASAN DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP🌸
Senin, 20 Maret 2017

A. 📒MATERI

Institut Ibu Profesional*
*Materi Bunda Sayang sesi #3*

❤ PENTINGNYA MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP ❤

Dalam kehidupan ini ada dua kata yang selalu diinginkan manusia dalam hidup yaitu *SUKSES* dan *BAHAGIA*

☘ Makna SUKSES

Menurut D. Paul Reily dalam bukunya _Success is Simple_ mendefinisikan sukses sebagai pencapaian yang berangsur-angsur meningkat terhadap suatu tujuan dan cita-cita yang berharga

Sedangkan menurut lela swell dalam bukunya _Success_mengemukakan pendapatnya bahwa *sukses adalah*  _peristiwa atau pengalaman yang kita akan mengingatnya sebagai pemuasan diri_

☘ Makna BAHAGIA

Menurut Prof. Martin Selligman dalam bukunya _Authentic Happiness_ mendefinisikan kebahagiaan hidup dalam tiga kategori :

*A. Hidup yang penuh kesenangan* (Pleasant Life )
Hidup yg penuh kesenangan, ialah kondisi kehidupan dimana pencarian kesenangan hidup, kepuasan nafsu, keinginan dan berbagai bentuk kesenangan lain nya, menjadi tujuan hidup manusia

Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat material.

*B. Hidup nyaman* ( Good Life)
Hidup yg nyaman, ialah kehidupan, dimana segala keperluan kehidupan manusia secara jasmani, rohani dan sosial telah terpenuhi.. Hidup yg aman, tentram, damai. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat mental

*C. Hidup Bermakna* ( Meaningful Life)
Hidup yang bermakna, lebih tinggi lagi dari tingkat kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi, ia menjalani hidup ini dengan penuh pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan. Selain untuk diri dan keluarga nya, ia juga memberikan kebaikan bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Rasa kebahagiaan yg timbul ketika banyak orang lain mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita, _pleasure in giving, kebahagiaan dalam berbagi. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat spiritual_

Untuk mencapai kategori hidup SUKSES dan BAHAGIA *kita perlu memiliki berbagai macam kecerdasan hidup*.

☘ KECERDASAN
Para ahli berpendapat untuk tidak membicarakan atau memberikan batasan yang jelas tentang kecerdasan. Karena kecerdasan itu merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi. Para ahli lebih memusatkan perhatian pada perilaku kecerdasan seperti kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah dengan cepat, kemampuan mengingat dan daya kreativitas serta imajinasi yang terus berkembang.

📚MACAM-MACAM KECERDASAN

*A. Kecerdasan Intelektual* (Intellectual Quotient)

Adalah  kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya.
Howard Gardner pakar psikologi perkembangan, menjelaskan ada sembilan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), naturalis (naturalits) dan eksistensial (existensial)

*B. Kecerdasan Emosional* (Emotional Intelleigence)
kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
*Komponen-komponen dasar kecerdasan emosional adalah* :
1.  Kemampuan Mengenali Emosi diri sendiri (kesadaran diri).
2.  Kemampuan Mengelola Emosi.
3.  Kemampuan Memotivasi Diri Sendiri (Motivasi).
4.  Kemampuan Mengenali Emosi Orang lain (Empati).
5.  Membina Hubungan Dengan Orang Lain (Ketrampilan sosial).

*C. Kecerdasan Spiritual* ( Spiritual Intelligence)
Kemampuan untuk mengenal Allah  dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan.

Secara ilmiah Kecerdasan Spiritual pertama kali dicetuskan oleh Donah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University, yang diperoleh berdasarkan penelitian ilmiah yang sangat komprehensif.  Pada tahun 1977. Seorang Ahli Syaraf, V.S Ramachandran bersama timnya menemukan keberadaan God Spot dalam jaringan otak manusia dan ini adalah pusat spiritual (spiriitual center) yang terletak diantara jaringan syaraf dan otak.

Dari spiritual center ini menghasilkan suara hati yang memiliki kekmampuan lebih dalam menilai suatu kebenaran bila dibandingkan dengan panca indra.

📌Ada Tiga prinsip dalam kecerdasan Spiritual yaitu :
- Prinsip Kebenaran
- Prinsip keadilan
- Prinsip kebaikan

*D. Kecerdasan Menghadapi Tantangan*  (Adversity Intelligence)
Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.

📌Ada tiga tipe  menurut Stoltz yaitu :

1.  *Quitters* adalah adalah sebutan untuk seseorang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti bila menghadapi kesulitan.

2. *Campers* adalah sebutan untuk seseorang yang pernah mencoba menyelesaikan suatu kesulitan, atau sedikit berani menghadapi tantangan, tatapi tidak berani menghadapi resiko secara tuntas.

3. *Climbers* adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup selalu menghadapi kesulitan sebagai suatu tantangan dan terus berusaha untuk menyelesaikan hambatan tersebut hingga mencapai suatu keberhasilan.

📌 Kecerdasan Intellektual : Membuat anak pandai, sehingga bisa menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life). Seperti masuk universitas ternama, mendapat pekerjaan dan jabatan yang tinggi. Memiliki rumah, mobil dan kesenangan materi yang lain.

📌 Kecerdasan Emosional : membuat anak bisa mengenali dan mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. Kecerdasan ini sangat diperlukan agar seseorang bisa mencapai taraf kebahagiaan di ranah nyaman ( good life), karena kebutuhan jasmani, rohani dan spiritualnya terpenuhi.

📌 Kecerdasan Spiritual : membuat hidup penuh arti, anak akan mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri kita di dunia ini. Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan. Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan penuh makna (meaningful life).

📌 Kecerdasan Menghadapi Tantangan : Menentukan seberapa tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.

📚 LATIHAN-LATIHAN-LATIHAN

Untuk melatih 3 materi yang sudah kita pelajari yaitu Komunikasi Produktif, Kemandirian, dan mengasah Kecerdasan ini, kita bisa menyelenggarakan Projek Keluarga. Mari kita pahami bersama apa itu projek keluarga.

❤ *PROJEK KELUARGA* ❤

Salah satu aktivitas yang bisa kita jalankan di keluarga sebagai sarana belajar seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan komunikasi keluarga, melatih kemandirian dan menstimulus kecerdasan adalah projek keluarga.

📌 APA ITU PROJEK KELUARGA

*Projek keluarga* adalah aktivitas yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama   oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.

📌 CIRI-CIRI PROJEK KELUARGA

a. Fokus pada proses, bukan pada hasil
b. Sederhana
c. Menyenangkan
d. Mudah – Menantang
e. Memiliki durasi pendek

📌 KOMPONEN PROJEK KELUARGA

a. Sasaran
SMART : Specific, Measurable, Achiveable, Reliable, Tangible
Maksimum 3 sasaran.
b. Sarana
Alat dan Bahan yang diperlukan.
Dana yang diperlukan ( apabila ada)
c. Sumber Daya Manusia
Penanggungjawab
Pelaksanan
d. Waktu
Jadwal Pelaksanaan
Durasi
e. Nama Projek
Berikan nama khusus terhadap projek yang dikerjakan keluarga.

📌 BAGAIMANA CARANYA MEMANTAU PROJEK KELUARGA

*Lakukan APRESIASI bukan EVALUASI*

Apabila sudah menjalankan projek keluarga maka segera buat forum apresiasi keluarga diantara jeda projek tersebut, apabila projek memiliki durasi lebih dari 1 minggu – 1 bulan. Apabila projek hanya berdurasi 1-3 hari, maka lakukan pada akhir projek berjalan.

Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan  membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.

Apabila ada hal-hal  yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang  melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.

📌 BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI

Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di IbuProfesional, forum keluarga seperti ini  terkenal dengan nama *“MASTER MIND”*. Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:
a. Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?
b. Apa yang sudah baik?
c. Minggu depan apa yang akan kita lakukan?

📌 CONTOH PROJEK KELUARGA

*Nama Projek*  : WARNAI DUNIA WARNAMU

*Gagasan* : Sudah 2 tahun cat tembok rumah tidak pernah berganti, kali ini anak-anak punya ide, dengan diskusi pertanyaan berikut, mengapa cat rumah itu kok satu warna? Bagaimana jika rumah itu warna-warni? Mengapa tidak kita cat tembok rumah kita warna warni?

*Pelaksanaan* : Tentukan durasi waktunya, misal  hari Minggu, 26 Maret 2017, tentukan penanggungjawabnya (PIC), kasih jabatan misal  “Jendral Cat Warna”. Berikan ruang sang jendral untuk mengambil keputusan terhadap segala tantangan yang muncul selama projek berjalan.

*Nama Projek* :  SUNDAY LIBRARY

*Gagasan* : Anak-anak sangat senang membaca, banyak buku yang sudah terbaca, tidak dibaca lagi. Anak-anak ingin berbagi manfaat . Mengapa perpustakaan itu harus bentuk bangunan? Bagaimana jika perpustakaan itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain? Mengapa tidak kita membuat perpustakaan keliling setiap minggu di event Car Free Day?

*Pelaksanaan* : Tentukan waktunya, setiap hari minggu, tentukan PIC mingguannya, kasih jabatan misal “Library man”, berikan ruang sang library man dan tim untuk menghadapi tantangan  yang muncul selama projek berjalan

*AMATI, TERLIBAT, TULIS*

📌 AMATI
*Aspek Komunikasi Produktif*
Bagaimanakah pola komunikasi anak-anak kita selama menjalankan sebuah projek?

*Aspek Kemandirian*
Apakah sudah makin terlihat tingkat kemandirian anak-anak dalam mengerjakan projek?

*Aspek Kecerdasan*
Bagaimana cara anak meningkatkan rasa ingin tahunya? ( IQ), bagaimana cara anak mengelola emosi selama projek berjalan ?(Emotional Intellegence/EI), Bagaimana cara anak meningkatkan kebermanfaatan dirinya dengan projek tersebut? ( Spiritual Intellegence. SI), Bagaimana cara anak mengubah masalah menjadi peluang ( Adversity Intellegence,AI)

📌 TERLIBAT
Dalam setiap projek yang dibuat libatkan diri kita, para orangtua, untuk menjadi bagian anggota tim, asyik menjalankan bersama sebagai pembelajaran. Belajarlah menjadi follower yang taat pada keputusan leader. Saat menyelenggarakan master mind, bergantilah peran menjadi fasilitator yang baik.

📌 TULIS
Tulis pengalaman kita setiap hari baik cerita gagal maupu cerita sukses dalam menjalankan projek demi projek., baik cerita bahagia maupun cerita mengharubiru. Alirkan rasa anda setiap hari.

Selamat mengunci ilmu dengan amal anda,

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber Bacaan :
Stoltz, Paul G, PhD, 1997 Adversity Quotient, Mengubah hambatan menjadi Peluang, Jakarta , Grasindo
Melva Tobing, MPsi, Daya Tahan Anak Hadapi Kesulitan, Jakarta.
D. Paul Reily ,  “Success is Simple”, Gramedia, Jakarta
Lela Swell, Success, Grasindo, Jakarta
Martin Selligman, Authentic Happiness, Jakarta

B. HASIL DISKUSI

1) Bunda Ardaniya Rizka

Bagaimana meningkatkan adversity quotient anak? Sometimes, malah orang tua (abi atau umminya) yang menurunkan semangat anak karena kami merasa itu bukanlah bidang si abang. Apa yang sebaiknya kami lakukan saat melihat dia melakukan hal yang kurang bermanfaat baginya?

1⃣ jawab :
Langkah2 untuk meningkatkan AI (Adversity Inteligent) sudah lengkap di materi ya... silahkan baca kembali.
Tariknafas dalam, tersenyum, laksanakan setiap langkahnya.
Sering2 ngobrol dengan si Abang, waktu sarapan, makan siang, ngeteh sore, makan malam, sebelum tidur, atw kapanpun waktu senggang. Dalam ngobrol ini, jangan terburu nafsu untuk menasihati ya, jadilah pendengar yang baik, pahami perasaan, keinginan, harapan, cita2, cerita menarik tentang keseharian disekolah dan sebagainya. Gunakan the power of questionnya.
Hindari melabeli anak, dengan menilai kebermanfaatan menurut kita, tanyakan pendapatnya apa manfaat yang dia lakukan. Hargai anak sebagai seorang individu. ✅

2) Bunda Refi Yulita

Dalam projek ini komunikasi produktif, kemandirian dan kecerdasan dipadukan menjadi satu hingga muncullah satu makna. Jika di rumah hanya ada saya dan suami, bagaimana y teh/mba membuat strategi projek ini?

2⃣ jawab :
Bunda Refi, tidak masalah jika hanya berdua, jadikan saja projek berdua. Strateginya tetap sama, berbagi tugas sesuai dengan minat dan keahlian masing2. Ini juga bisa melatih kecerdasan kita. ✅

3) Bunda Wiwit Simponi

  Noted utk materi 4 kecerdasan dlm materi ini : intelektual,emosional,spiritual dan tantangan/adversity.
Saat ini saya merasa tertantang kpd kecerdasan emosional anak saya umur 5,5 tahun.
Mhn saran bagaimana cara melatih efektif utk kecerdasan emosional bagi anak modeller (mudah meniru), di rumah sudah diwanti2 tp ketika melihat di luar lingkungan rumah,dia jd sedikitnya terpengaruh oleh lingkungan..
Jazakumullah khayran katsiraa tim fasil 😊🙏🏼

3⃣ Jawab :
Bunda Wiwit, kunci untuk melatih EI, SI, dan AI ini yang pertama adalah berikan dia kepercayaan. Seperti pada jawaban pertanyaan 1.
Adalah penyakit orang tua yang sukanya menasihati tanpa memberikan kesempatan pada anak untuk berpikir.
*"THE POWER OF QUESTION"*
insyaAllah sangat membantu meningkatkan struktur berpikir anak.
Sebenarnya meniru (mencopy) merupakan gaya belajar anak dari sejak lahir. Oleh karena itu, berikan model yang baik terutama dari kita orang tuannya.
Tumbuhkan rasa percaya dirinya dengan memberikan kepercayaan. Berikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya. Dan tetap dampingi saat anak kita melakukan kemandiriannya. Berikan apresiasi (pujian) dengan menunjukan rasa bangga dan bahagia dengan prestasinya sekecil apapun, lalu peluklah dan katakan "bunda sayang kamu".✅

4. Bunda Resti

Kebanyakan orang tua (termasuk saya☺) fokus untuk meningkatkan kecerdasan intelektual anak karena merasa lebih kongkrit.
Pertanyaan saya :
1.Bagaimana cara yg paling aplikatif utk melatih kecerdasan emotional anak yg terkadang emosinya naik turun, walaupun sdh dicoba dengan memberi pengertian dan contoh kasus.

2. Bagaimana cara melatih kecerdasan menghadapi tantangan (adversity intellegence) yg saat ini anakya cenderung quitters...apalagi jika dia suka membandingkan dengan temannya yg lebih unggul dari dia. Walaupun orang tuanya selalu memberi semangat & motivasi.

Jawab :
4⃣ Bunda Resti..
1. Setiap anak terlahir tanpa memiliki kesadaran tentang konsep diri. Sebagaimana sabda Rosul dan juga pendapat John Locke yang menyebutkan bahwa Setiap anak terlahir dengan hanif, atau lurus. Maka orangtua lah yang membantunya menamakan sebuah perasaan atau emosinya. Latih kekuatan iman sebagai dasar dari kecerdasan emosinya.
"Sang anak akan tampil menjadi pribadi yang menyeluruh di mana daya nalarnya berbanding lurus dengan kemampuan spiritualnya yang munpuni dan kecerdasan emosi yang mengagumkan."

2. Melatih adversity intellegence bisa dilakukan dengan cara Psikologi Kognitif, misal selalu memotivasi, selalu memberikan respon positif terhadap suatu hal, banyak mengikutsertakan kegiatan atau lomba yang bersifat menantang.

(Sumber AQ-Miarti Yoga)

5) Bunda Laela

Menarik sekali membuat project keluarga, anak pertama saya (7th) bebrapa kali mengungkapkan keinginan membuat sesuatu bersama , tapi kadang saya bingung menemukan ide nya, ketika saya tanya dia sendiri juga bingung.

-Bagaimana cara menggali ide ide pembuatan project keluarga? Kadang 1 ,2 kali sudah pernah membuat nya tapi ketika ditagih lagi saya suka kehabisan ide.

- Dan apakah masih bisa disebut project keluarga jika sifat kegiatan nya rutin, dengan penanggung jawab bulanan diroling begitu? Apa yang hanya bersifat satu tema satu goal ?

Jawab :

5⃣ Jawab :
Bunda Laela, mulailah projek dari hal yang sederhana, seperti kegiatan sehari2 di rumah. Misal untuk kakak, mendekorasi kamarnya sendiri, membuat hiasan kamar, kebersihan kamar mandi, membuat taman mini di teras, dsb. Tp dengan dibuat perencanaan dan di dokumentasikan. Jadilah family projek.
Bedanya aktivitas biasa dan family projek, sudah dijelaskan di materi ya...✅

6) Bunda Ardiani

Pas banget anak saya 23m sedang dalam proses disapih. Sehingga seringkali tantrum. Bagaimana cara bijak mengahadapinya? Hal-hal kemandirian yang sudah dilatih seakan sirna, sulit untuk diajak bekerja sama. 😭😭😭.. mohon sarannya bundaaa..

Jawab :
6⃣ bunda Ardiani Putri
Sebagai muslim coba luhat kembali QS. Al Baqarah:233
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf....."

Sudah memasuki usia 23 bulan sudah mulai dibicarakan ke dede baik-baik, pelan-pelan..
Bilang "ummi punya kewajiban menyusui dede sampai dede 24 bulan ya. Itu tandanya dede sudah besar. Sudah pintar. Nanti kalau dede haus dede bisa minum susu digelas atau kalau dede lapar, dede bisa minta makan sama ummi."

Dan yang paling penting adalah umminya punya sugesti positif bahwa saat menyapih ini akan berhasil dengan baik, tentunya didukung juga dengan orang sekitar bisa dari ayahnya, kakaknya ataupun orang lain yang ada dirumah.
Semangat ya..

7) Bunda Febi

Terkait family project, tantangan utama kami selama ini adl menjaga konsistensi dalam mengerjakan project... Seringkali adaaa saja satu atau dua anggota keluarga yang ogah-ogahan sehingga ujung2nya project tidak sampai selesai (atau kalaupun selesai, tidak menjadi kebiasaan baru yang kontinu).  Please help 😅

-Febi-

7⃣ jawab :
Bunda Febi, lakukan family project ini dengan ceria, gembira, jangan merasa ini menjadi beban atau kewajiban.
Buatlah projek mulai dari yang sederhana. Dan waktu yang singkat (1-3 hari), lalu meningkat secara bertahap. Disesuaikan dengan kemampuan masing2 anggota keluarga.
Berikan apresiasi segera, rayakan keberhasilan dengan gembira.✅

8) Bunda Nurul

Putri saya sangat senang bikin project. Setiap hari ada az usulan bikin project. Namun terkadang terbentur dengan manajemen waktu. Saya sudah buatkan agenda kapan kita bikin projectnya. Tapi anaknya suka ga sabar dan akhirnya pengen bikin sendiri. Saya ajak anak bikin perencanaan project, tapi anaknya mau segera. Akhirnya terkadang hasil tidak maksimal dan tidak efektif terutama dalam waktu dan bahan2. Baiknya gimana ya? Di satu sisi sy ingin mengajarkan kpd anak untuk membuat perencanaan. Tapi sy juga ga ingin mematikan kreatifitas dan inisiatif anak.

8⃣ Jawab
Bunda Nurul, keren sekali anak mbak Nurul ini, terus berikan apresiasi akan ide-idenya, lalu tanyakan kepuasan akan hasilnya. Selanjutnya berikan saran dengan gaya mereka juga. Jadilah sahabat mereka, rekan kerja yang menyenangkan. Bukan sebagai orang tua yang sering menasihati dan memberi petunjuk.

9) Bunda Esther
Kecerdasan itu ditingkatkan dengan latihan. Semua ibu menginginkan memiliki anak yang cerdas. Akan tetapi di suatu sisi memaksa anak mencapai target tingkat kecerdasan tertentu juga kurang baik. Bagaimana mencari tahu limit kecerdasan seorang anak? Dan bagaimana cara meningkatkan kecerdasan dengan cara yang menyenangkan bagi anak?
-Esther Sukmariyanni-

9⃣ Jawab :
Bunda Esther, kecerdasan manusia itu sesungguhnya unlimit.
Benar sekali, lakukan latihan dengan menyenangkan.
Caranya, kita mulai dengan diri kita sendiri, buat dirikita ceria, sampaikan ide dengan antusias.

Tambahan:
Tentunya targetnya harus SMART:
Specific, Measurable, Achievable, Reliable dan Tangible..
Buat target yg disukai dan tdk terlalu sulit untuk dicapai oleh anak ✅

10) Bunda Marie
Bagaimana meningkatkan kecerdasan spiritual melalui project? Soalnya kl saya lihat di tabel di materi, sepertinya ada bbrp yg blm tercapai pada tahapan usianya...bagaimana cara mempercepat "catch up"nya? Terima kasih..🙏🏻🙏🏻

Usia 6 th, yg blm tercapai : membangkitkan kesadaran bahwa Allah pemberi rejeki

Km sering mengingatkan bahwa semua yg kita peroleh berasal dari Allah, namun insting "berdoa" msh perlu dikuatkan terus menerus

Jawab :

- Tema projeknya bisa disesuaikan dengan kebutuhan, misal "carring and sharing" dengan mengajak anak pergi k panti asuhan. Dimulai dengan bagaimana mengumpulkan dananya, menyusun kegiatan yg akan dilakukan di panti asuhan, apa saja yg akan di berikan dan sebagainya.

-  Tidak apa2, lanjutkan saja penguatannya. InsyaAllah akan ada "AHA" momentnya dimana kita bisa memetik hasilnya tanpa kita sadari waktunya. Tugas kita adalah berikhtiar terus, hasilnya adalah kuasa Allah...

PENTINGNYA MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP

*Institut Ibu Profesional*
*Materi Bunda Sayang sesi #3*

❤ PENTINGNYA MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP

Dalam kehidupan ini ada dua kata yang selalu diinginkan manusia dalam hidup yaitu *SUKSES* dan *BAHAGIA*

☘ Makna SUKSES

Menurut D. Paul Reily dalam bukunya _Success is Simple_ mendefinisikan sukses sebagai pencapaian yang berangsur-angsur meningkat terhadap suatu tujuan dan cita-cita yang berharga

Sedangkan menurut lela swell dalam bukunya _Success_mengemukakan pendapatnya bahwa *sukses adalah*  _peristiwa atau pengalaman yang kita akan mengingatnya sebagai pemuasan diri_

☘ Makna BAHAGIA

Menurut Prof. Martin Selligman dalam bukunya _Authentic Happiness_ mendefinisikan kebahagiaan hidup dalam tiga kategori :

*A. Hidup yang penuh kesenangan* (Pleasant Life )
Hidup yg penuh kesenangan, ialah kondisi kehidupan dimana pencarian kesenangan hidup, kepuasan nafsu, keinginan dan berbagai bentuk kesenangan lain nya, menjadi tujuan hidup manusia

Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat material.

*B. Hidup nyaman* ( Good Life)
Hidup yg nyaman, ialah kehidupan, dimana segala keperluan kehidupan manusia secara jasmani, rohani dan sosial telah terpenuhi.. Hidup yg aman, tentram, damai. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat mental

*C. Hidup Bermakna* ( Meaningful Life)
Hidup yang bermakna, lebih tinggi lagi dari tingkat kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi, ia menjalani hidup ini dengan penuh pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan. Selain untuk diri dan keluarga nya, ia juga memberikan kebaikan bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Rasa kebahagiaan yg timbul ketika banyak orang lain mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita, _pleasure in giving, kebahagiaan dalam berbagi. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat spiritual_

Untuk mencapai kategori hidup SUKSES dan BAHAGIA *kita perlu memiliki berbagai macam kecerdasan hidup*.

☘ KECERDASAN
Para ahli berpendapat untuk tidak membicarakan atau memberikan batasan yang jelas tentang kecerdasan. Karena kecerdasan itu merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi. Para ahli lebih memusatkan perhatian pada perilaku kecerdasan seperti kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah dengan cepat, kemampuan mengingat dan daya kreativitas serta imajinasi yang terus berkembang.

📚MACAM-MACAM KECERDASAN

*A. Kecerdasan Intelektual* (Intellectual Quotient)

Adalah  kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya.
Howard Gardner pakar psikologi perkembangan, menjelaskan ada sembilan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), naturalis (naturalits) dan eksistensial (existensial)

*B. Kecerdasan Emosional* (Emotional Intelleigence)
kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
*Komponen-komponen dasar kecerdasan emosional adalah* :
1.  Kemampuan Mengenali Emosi diri sendiri (kesadaran diri).
2.  Kemampuan Mengelola Emosi.
3.  Kemampuan Memotivasi Diri Sendiri (Motivasi).
4.  Kemampuan Mengenali Emosi Orang lain (Empati).
5.  Membina Hubungan Dengan Orang Lain (Ketrampilan sosial).

*C. Kecerdasan Spiritual* ( Spiritual Intelligence)
Kemampuan untuk mengenal Allah  dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan.

Secara ilmiah Kecerdasan Spiritual pertama kali dicetuskan oleh Donah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University, yang diperoleh berdasarkan penelitian ilmiah yang sangat komprehensif.  Pada tahun 1977. Seorang Ahli Syaraf, V.S Ramachandran bersama timnya menemukan keberadaan God Spot dalam jaringan otak manusia dan ini adalah pusat spiritual (spiriitual center) yang terletak diantara jaringan syaraf dan otak.

Dari spiritual center ini menghasilkan suara hati yang memiliki kekmampuan lebih dalam menilai suatu kebenaran bila dibandingkan dengan panca indra.

📌Ada Tiga prinsip dalam kecerdasan Spiritual yaitu :
- Prinsip Kebenaran
- Prinsip keadilan
- Prinsip kebaikan

*D. Kecerdasan Menghadapi Tantangan*  (Adversity Intelligence)
Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.

📌Ada tiga tipe  menurut Stoltz yaitu :

1.  *Quitters* adalah adalah sebutan untuk seseorang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti bila menghadapi kesulitan.

2. *Campers* adalah sebutan untuk seseorang yang pernah mencoba menyelesaikan suatu kesulitan, atau sedikit berani menghadapi tantangan, tatapi tidak berani menghadapi resiko secara tuntas.

3. *Climbers* adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup selalu menghadapi kesulitan sebagai suatu tantangan dan terus berusaha untuk menyelesaikan hambatan tersebut hingga mencapai suatu keberhasilan.

📌 Kecerdasan Intellektual : Membuat anak pandai, sehingga bisa menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life). Seperti masuk universitas ternama, mendapat pekerjaan dan jabatan yang tinggi. Memiliki rumah, mobil dan kesenangan materi yang lain.

📌 Kecerdasan Emosional : membuat anak bisa mengenali dan mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. Kecerdasan ini sangat diperlukan agar seseorang bisa mencapai taraf kebahagiaan di ranah nyaman ( good life), karena kebutuhan jasmani, rohani dan spiritualnya terpenuhi.

📌 Kecerdasan Spiritual : membuat hidup penuh arti, anak akan mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri kita di dunia ini. Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan. Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan penuh makna (meaningful life).

📌 Kecerdasan Menghadapi Tantangan : Menentukan seberapa tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.

📚 LATIHAN-LATIHAN-LATIHAN

Untuk melatih 3 materi yang sudah kita pelajari yaitu Komunikasi Produktif, Kemandirian, dan mengasah Kecerdasan ini, kita bisa menyelenggarakan Projek Keluarga. Mari kita pahami bersama apa itu projek keluarga.

❤ *PROJEK KELUARGA* ❤

Salah satu aktivitas yang bisa kita jalankan di keluarga sebagai sarana belajar seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan komunikasi keluarga, melatih kemandirian dan menstimulus kecerdasan adalah projek keluarga.

📌 APA ITU PROJEK KELUARGA

*Projek keluarga* adalah aktivitas yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama   oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.

📌 CIRI-CIRI PROJEK KELUARGA

a. Fokus pada proses, bukan pada hasil
b. Sederhana
c. Menyenangkan
d. Mudah – Menantang
e. Memiliki durasi pendek

📌 KOMPONEN PROJEK KELUARGA

a. Sasaran
SMART : Specific, Measurable, Achiveable, Reliable, Tangible
Maksimum 3 sasaran.
b. Sarana
Alat dan Bahan yang diperlukan.
Dana yang diperlukan ( apabila ada)
c. Sumber Daya Manusia
Penanggungjawab
Pelaksanan
d. Waktu
Jadwal Pelaksanaan
Durasi
e. Nama Projek
Berikan nama khusus terhadap projek yang dikerjakan keluarga.

📌 BAGAIMANA CARANYA MEMANTAU PROJEK KELUARGA

*Lakukan APRESIASI bukan EVALUASI*

Apabila sudah menjalankan projek keluarga maka segera buat forum apresiasi keluarga diantara jeda projek tersebut, apabila projek memiliki durasi lebih dari 1 minggu – 1 bulan. Apabila projek hanya berdurasi 1-3 hari, maka lakukan pada akhir projek berjalan.

Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan  membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.

Apabila ada hal-hal  yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang  melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.

📌 BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI

Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di IbuProfesional, forum keluarga seperti ini  terkenal dengan nama *“MASTER MIND”*. Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:
a. Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?
b. Apa yang sudah baik?
c. Minggu depan apa yang akan kita lakukan?

📌 CONTOH PROJEK KELUARGA

*Nama Projek*  : WARNAI DUNIA WARNAMU

*Gagasan* : Sudah 2 tahun cat tembok rumah tidak pernah berganti, kali ini anak-anak punya ide, dengan diskusi pertanyaan berikut, mengapa cat rumah itu kok satu warna? Bagaimana jika rumah itu warna-warni? Mengapa tidak kita cat tembok rumah kita warna warni?

*Pelaksanaan* : Tentukan durasi waktunya, misal  hari Minggu, 26 Maret 2017, tentukan penanggungjawabnya (PIC), kasih jabatan misal  “Jendral Cat Warna”. Berikan ruang sang jendral untuk mengambil keputusan terhadap segala tantangan yang muncul selama projek berjalan.

*Nama Projek* :  SUNDAY LIBRARY

*Gagasan* : Anak-anak sangat senang membaca, banyak buku yang sudah terbaca, tidak dibaca lagi. Anak-anak ingin berbagi manfaat . Mengapa perpustakaan itu harus bentuk bangunan? Bagaimana jika perpustakaan itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain? Mengapa tidak kita membuat perpustakaan keliling setiap minggu di event Car Free Day?

*Pelaksanaan* : Tentukan waktunya, setiap hari minggu, tentukan PIC mingguannya, kasih jabatan misal “Library man”, berikan ruang sang library man dan tim untuk menghadapi tantangan  yang muncul selama projek berjalan

*AMATI, TERLIBAT, TULIS*

📌 AMATI
*Aspek Komunikasi Produktif*
Bagaimanakah pola komunikasi anak-anak kita selama menjalankan sebuah projek?

*Aspek Kemandirian*
Apakah sudah makin terlihat tingkat kemandirian anak-anak dalam mengerjakan projek?

*Aspek Kecerdasan*
Bagaimana cara anak meningkatkan rasa ingin tahunya? ( IQ), bagaimana cara anak mengelola emosi selama projek berjalan ?(Emotional Intellegence/EI), Bagaimana cara anak meningkatkan kebermanfaatan dirinya dengan projek tersebut? ( Spiritual Intellegence. SI), Bagaimana cara anak mengubah masalah menjadi peluang ( Adversity Intellegence,AI)

📌 TERLIBAT
Dalam setiap projek yang dibuat libatkan diri kita, para orangtua, untuk menjadi bagian anggota tim, asyik menjalankan bersama sebagai pembelajaran. Belajarlah menjadi follower yang taat pada keputusan leader. Saat menyelenggarakan master mind, bergantilah peran menjadi fasilitator yang baik.

📌 TULIS
Tulis pengalaman kita setiap hari baik cerita gagal maupu cerita sukses dalam menjalankan projek demi projek., baik cerita bahagia maupun cerita mengharubiru. Alirkan rasa anda setiap hari.

Selamat mengunci ilmu dengan amal anda,

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber Bacaan :
Stoltz, Paul G, PhD, 1997 Adversity Quotient, Mengubah hambatan menjadi Peluang, Jakarta , Grasindo
Melva Tobing, MPsi, Daya Tahan Anak Hadapi Kesulitan, Jakarta.
D. Paul Reily ,  “Success is Simple”, Gramedia, Jakarta
Lela Swell, Success, Grasindo, Jakarta
Martin Selligman, Authentic Happiness, Jakarta

4/6/17

"We love Jelly! How about you?" Tantangan Day 10 My Family My Team

Bismillahirrahmanirrahim,

Tadi pagi di catatan harian ummi, jadual proyek bersama di hari ke 10 adalah membuat jelly yang sebenarnya merupakan proyek pertama, namun qadarullah karena manajemen waktu yang kurang baik dan berujung pada mood anak-anak yang tidak siap untuk beraktivitas. Nah, sampai maghrib sebenarnya ummi belum berhasil membujuk fikriy untuk membuat Jelly, dan dalam benak sempat terlintas mungkin Fikriy sudah jenuh dengan proyek yang melibatkan dapur hihi. Tapi alhamdulillah tak lama sesudah maghrib akhirnya Fikriy sendiri yang mengajak ke dapur untuk membuat Jelly. Wah, senangnya! Langsung deh semangat berbaris ke dapur.. 

Membuat Jelly ini juga cukup simpel, bahannya cuma membutuhkan 1 sachet Nutrijel rasa apa saja, 2 sendok sayur (tidak munjung) gula pasir dan 700ml air matang. Semuanya, kecuali memasak di atas kompor, dilakukan oleh fikriy. Dede yang juga antusias ikut menjinjitkan kakinya dan berusaha menggapai Jelly yang dituang Fikriy ke dalam cetakan aneka hewan dan alat transportasi. 

Alhamdulillah, sekitar 15 menit akhirnya jelly selesai dan 1 papan sendiri habis buat fikriy hihi laper apa doyan ya ini? Sisanya disiapkan untuk Ayah, ummi dan dede. 

4/5/17

"Let's Make Muffins!" Tantangan Day 9 My Family My Team

Bismillahirrahmanirrahim,

Masuk ke Hari 9 Tantangan My Family My Team yang seharusnya kemarin dikerjakan tapi diundur sehari karena mood Fikriy yang belum begitu okay hihi. Maunya masih leyeh-leyeh saja di kasur soalnya. Alhamdulillah kemarin sebelum maghrib, kami mencoba membuat kue Muffin dengan pisang tanduk yang dibeli dua hari lalu. Bahannya juga memakai yang ada di rumah dan karena timbangan ummi masih rusak, walhasil untuk mengukur bahan ummi pakai gelas ukur hihi. Sambil memperbanyak doa mudah-mudahan kue tidak jadi mubazir.

Nah apa saja bahannya untuk membuat kue Muffin pisang ini? Ini yaa bahan-bahannya :

Bahan A
- tepung terigu untuk kue
- DABP

Bahan B
- pisang tanduk, potong kecil
- telur 1 buah yang besar
- gula pasir
- minyak goreng

Topping sesuai selera. Kami pakai keju cheddar potong kecil.

Cara membuat
1. Ayak semua bahan A, sisihkan di 1 wadah
2. Aduk rata bahan B, kalau pisangnya masih agak grindil gapapa, nanti setelah di oven enak kok.
3. Buat lubang di bahan A, tuang bahan B, aduk dengan whisk, pelan saja yang penting tercampur. Sekitar 10-15 adukan searah.
4. Siapkan oven, suhu 200 derajat. Kemudian di loyang Muffin (karena kami tidak pakai kertas cetakan Muffin), oleskan sedikit mentega agar tidak lengket. Isi kira-kira 1/3 atau lebihkan sedikit, kemudian beri topping.
5. Over sekitar 30 menit.

Nah, pada saat mengaduk, mengayak, dede kebetulan udah bangun, jadi deh ikutan action. Sementara Fikriy, mungkin karena baru sekali, bertahan hingga mengayak tepung saja hihi. Selanjutnya menuang ke loyang dibantu ummi. Nanti ayah pulang kantor, dan kalau masih ada sisa, bisa jadi sarapan ayah sambil minum kopi sebelum ke kantor deh!

Selamat mencoba yaaaa :)

4/4/17

"Mie Godog Spesial Buatan Ayah" Tantangan Day 8 My Family My Team

Bismillahirrahmanirrahim,

Seharusnya, hari ini jadual proyek keluarga kami adalah membuat kue Muffin bersama, selain bahan yang sudah lebih lengkap (pisang tanduk tapi pagi sudah dibeli di tukang sayur), hasil percobaan kue semalam membuat ummi cukup optimis. Namun qadarullah , sepertinya Fikriy belum fit sempurna dari kemarin, sampai malam menjelang kepulangan Ayah ketika ditanya kapan mau membuat adonan kue Muffin, fikriy hanya menggeleng dan menjawab nanti bikin kuenya.

Jadilah akhirnya ketika ayah pulang dari kantor, setelah minum air putih segelas besar yang ummi siapkan di meja, langsung ummi tanyakan, mau buat apa lauk makan malam ini. Pilihannya ada ikan Bandeng atau mie godog? Alhamdulillah ayah menjawab mie godog, hihi. Artinya apa? Artinya, ayah yang akan masak untuk kami semua. Hihi, sambil ummi melepas celemek deh. Alhamdulillah, ayah adalah tipikal suami yang super sabar bahkan ketika makanan belum jadi. Apalagi lebih sering, ayah yang memasak jika menunya mie godog. Komentar ayah, jika dimasak olehnya, rasanya pasti sedap hihihi. Ummi sih malah seneng karena artinya kami semua akan duduk manis, selama ayah masak hingga dibagikan di piring - piring kami. Jadi proyek bersama hari ini diwakili oleh ayah sebagai pemeran utama, ummi sebagai asisten membantu menyiapkan semua bahan, fikriy yang masih belum fit dan Dede sebagai tukang icip hihi.

Persiapannya cukup singkat, bahan yang diperlukan adalah
- mie telor 3 ayam, 1 bungkus
- kaldu (karena stok habis, diganti ayah kaldu bubuk organik)
- telor bebek 2 butir
- bawang merah
- bawang putih
- Kemiri
- daun bawang
- tomat merah potong 4
- seafood bakso
- garam
- merica

Tak lama kami menunggu, ayah beraksi di dapur dengan semangat, dan setelah selesai, akhirnya semua dengan rapi duduk beserta piring masing-masing. Alhamdulillah, malam ini semua kenyang dengan menu spesial dari ayah untuk kami. Makasih banyak yaaa ayah :)

4/3/17

"Bikin Kue Muffin, Yuk!" Tantangan Day 7 My Family My Team

Bismillahirrahmanirrahim,

Hari ini adalah hari persiapan untuk proyek keempat keluarga kami. Terinspirasi setelah melihat cookpad, ketika mencari menu kue Muffin, kira-kira ada tidak ya yang no mixer karena kebetulan mixer di rumah sedang dipakai oleh bude-nya Fikriy. Fikriy sendiri ketika ummi tawarkan untuk membantu persiapan trial, terlihat sedikit lemas, karena memang sejak semalam kurang enak badan dan demam. Dia hanya menjawab, "Besok aja ya, ummi"..
Sementara ummi, karena masih ada waktu sekitar sejam setengah sebelum adzan Maghrib, akhirnya memutuskan untuk mencoba salah satu resep dulu, untuk meminimalisir resiko kue bantet Hahaha. Apalagi timbangan digital terakhir yang ummi punya, sudah wafat alias habis batrenya, jadi tadi menakar dengan perkiraan dan doa-doa mudah-mudahan adonan tidak jadi mubazir.

Adapun bahan yang diperlukan adalah :
- Tepung terigu untuk membuat kue (berwarna biru muda)
- DABP
- Baking Powder
- Garam
- Margarine dilelehkan
- Telur
- Gula pasir
- Keju cheddar, potong kecil sebagai topping
- Cokelat tabur sebagai topping

Alhamdulillah semua persiapan bahan cukup lengkap, sambil mengayak adonan tepung, ummi mengeluarkan oven dan cetakan Muffin. Dede sebagai tim hore bolak-balik melihat dari dekat adonan yang sudah masuk cetakan, begitu juga fikriy. Sekitar 40 menit kemudian, alhamdulillah kue Muffin percobaan ummi selesai, dibilang sukses sepertinya masih perlu banyak improvement hihi. Tapi dibilang gagal, menurut ayah yang mencoba ketika kembali dari kantor, cukup pas "yeeay!

Besok, Insyaallah kami akan membuat kue Muffin bersama-sama. Mudah-mudahan hasilnya akan lebih baik yaa!

4/2/17

"Yuk, Cuci Sepeda!" Tantangan Day 6 My Family My Team (Pelaksanaan)

Bismillahirrahmanirrahim,

Hari ini masuk tantangan Day 6 di level 3 kelas Bunda Sayang, dan proyek yang dipilih adalah "Yuk, Cuci Sepeda ya!". Alhamdulillah minggu kemarin ban sepeda belakang Fikriy yang bocor sudah selesai diperbaiki, dan imbasnya adalah tiada hari tanpa naik sepeda... Di dalam rumah hihihi. Soalnya di luar rumah jalanannya masih off road alias masih jalan tanah, jadi kalau musim hujan agak challenging untuk mengayuh. Malam harinya ummi udah sounding ke Fikriy, kira kira tertarik tidak untuk mencuci sepeda hadiah Kung.
Direspon dengan pertanyaan, nanti kita pakai lap yang mana, ummi? 😂. Nah, ini tandanya Fikriy cukup antusias dengan tawaran proyek bersama kali ini.

Jadilah pagi saat bangun, hal pertama yang diingat dan ditanya olehnya adalah, "Ummi, mas sudah cuci sepeda belum?".
Langsung deh kami bangun, duduk sebentar sambil minum air putih, makan cemilan yang ada di atas meja sisa semalam, dan tak lama langsung menuju garasi depan dengan lap kanebo punya ayah.

Dede sendiri tidak ikut ketinggalan, berdiri di samping sepeda mengharapkan instruksi dari mas Fikriy atau berharap dipinjamkan selang air barang sebentar untuk bermain air. Mungkin saking euphoria nya dengan selang air, mereka jadi  keasikan bermain air, menyemprot sepeda, motor dan mobil ayah saking semangatnya hihihi. Sekitar 15 menit akhirnya berhenti dengan keadaan basah kuyup.

Sepeda yang sudah disiram, kami bawa ke dalam untuk dilap kering. Alhamdulillah sepeda bersih, anak-anak juga senang bermain air. Besok kita cuci lagi yaaa, Mas!

3/30/17

"Prepare Our Rice for Dinner" Tantangan Day 5 My Family My Team (evaluasi)

Bismillahirrahmanirrahim,

Semalam setelah proyek masak nasi untuk makan malam selesai dilakukan Fikriy, reaksi pertama begitu indikator cook selesai, buru-buru minta lihat ke dalam isi rice cooker. Penasaran seperti apa bentuknya. Nah karena beras mentah diambil sendiri, kemudian dicuci, dimasukkan dan ditambahkan air oleh Fikriy, begitu melihat hasil beras menjadi putih dan gendut, dia cuman bisa komentar, "Ummi, kenapa berasnya jadi gemuk?" hihihi. Sorenya kami makan nasi bersama dengan dede, sambil saya apresiasi di depan fikriy dan Dede, ini berasnya Mas lho yang masak tadi. Dan langsung lucu deh ekspresinya Fikriy kalau dipuji begitu, tersenyum malu-malu simpul.

Kemudian pagi ini, air sisa beras yang selalu saya tampung untuk menyiram bunga, dipakai lagi oleh Fikriy untuk menyemprot anggrek dan tanaman lainnya. Semuanya bermanfaat insyaallah ya :)

Setiap hari sekarang jadi selalu muncul pertanyaan, ummi hari ini kita ngapain lagi? Serunya kalau bikin proyek proyek keluarga yang melibatkan semua anggota keluarga. Belum punya ide? Jangan khawatir, coba ditanyakan kepada anak-anak kita, biasanya mereka punya banyak ide yang kadang tak terpikirkan oleh kita :)

"Prepare Our Rice for Dinner" Tantangan Day 4 My Family My Team (Pelaksanaan)

Bismillahirrahmanirrahim,

Proyek keluarga hari ini adalah Prepare our rice for dinner. Salah satu kriteria proyek keluarga adalah simple dan menyenangkan, nah sekalian deh latihan motorik halus menggenggam beras dan tak perlu khawatir jadi mubazir karena dilempar anak-anak, hihihi.

Step-step dan persiapan bahan untuk proyek kedua kali ini juga sangat simple, memerlukan beras, air untuk mencuci beras, dan wadah untuk mencuci beras. Untuk mempermudah, semuanya dilakukan di lantai dapur, soalnya tinggi Fikriy belum sampai kalau mencuci di bak cucian piring.

Peran ummi, memberikan instruksi step by step, dan sisanya alhamdulillah Fikriy bisa mengikuti dengan baik. Peran dede adalah pelengkap penderita haha, tadi sih dede ikut sesekali mencoba mencuci beras. Dan insyaallah untuk nanti malam, kami akan makan beras yang disiapkan Fikriy.

Sengaja ummi rekam buat kenangan Fikriy masak nasi hihi. Ntar kapan-kapan belajar masak pakai kukusan yaa, Mas!

3/26/17

"Jelly untuk Om dan Tante Kesayangan Fikriy" Tantangan Day 2 My Family My Team (Pelaksanaan)

Bismillahirrahmanirrahim,

Pagi ini dimulai dengan sedikit drama ketika ummi sedang bersiap untuk ke mesjid sementara Mas Fikriy yang seharusnya tinggal di rumah bersama dede dan Ayah berkeras untuk ikut. Namun ketika akan mandi pagi, yang mungkin memang terlalu cepat jaraknya dari saat mata terbuka hingga terkena guyuran air pagi yang dingin, Fikriy akhirnya tantrum deh huhuhu. Namun alhamdulillah dengan upaya mempraktikkan komunikasi produktif yang masih patah-patah, akhirnya emosi Fikriy bisa mereda dan siap untuk berangkat bersama ummi.

Hari ini adalah jadual proyek menyiapkan jelly yang akan dibawa ke rumah Om Koko dan Teyu. Namun plan yang sudah disusun rapi semalam pada pelaksanaannya sedikit banyak bergeser. Selepas pengajian, ummi dan Ayah masih perlu berkemas untuk menghadiri acara kopdar di Kemang. Namun kami menyadari akan tiba di sana dengan sangat terlambat melihat kondisi domestik yang belum selesai (baca : tumpukan cucian kotor, menyiapkan makanan anak-anak, menunggu ayah mandi, dan sederet panjang daftar lainnya yang masih menanti untuk diselesaikan).

Alhamdulillah, di antara kejar-kejaran waktu tersebut, ummi teringat proyek jelly yang harus dikerjakan oleh Fikriy. Apakah berjalan dengan lancar sesuai rencana?

Ternyata tidak. Lah, kok bisa? Ya bisa aja, namanya juga manusia berencana hihi. Ternyata setelah ummi renungkan ternyata membuat proyek keluarga itu sebenarnya susah susah gampang ya, apalagi dilakukan bersama dengan anak-anak. Banyak aspek yang harus dipersiapkan dan diperhatikan meski terlihat sepele lho.

1. Fokus pada proses bukan hasil
2. Sederhana
3. Menyenangkan
4. Mudah menantang
5. Memiliki durasi

Dari 5 kriteria di atas, Jelly untuk Om dan Tante Kesayangan Fikriy insyaallah sudah memenuhi semua kriteria yang menurut ummi bisa dilakukan untuk anak 3th 10 bulan. Konsepnya sesuai dengan tema silaturrahim yaitu potluck, sehingga yang akan fikriy bawa adalah dessert atau hidangan pencuci mulut. Namun, pada proses pelaksanaannya, ada beberapa hal yang ternyata bisa memecah konsentrasi dan minat fikriy untuk menyelesaikan jobdesc nya.

1. Mood atau suasana hati, sangat berpengaruh pada saat pelaksanaan proyek kami. Antara mungkin fikriy masih kecapean setelah ikut menemani ummi ke mesjid, lapar karena belum sarapan dengan benar atau lelah menunggu waktu hingga jobdesc nya bisa dikerjakan.
2. Kudapan yang memecah konsentrasi fikriy hari ini bernama coklat. Hihi, mungkin karena lama menunggu akhirnya Fikriy diberi sebuah coklat sedot. Nah, begitu coklat sedot ini diterima, konsentrasi fikriy adalah hanya tertuju pada coklat itu. Lupa dengan tugasnya hihihi.
3. Memaksa anak mengerjakan sebuah jobdesc adalah kesia-siaan belaka. Percayalah, tidak akan ada gunanya untuk memaksa karena anak-anak punya begitu banyak jawaban untuk menghindari melakukan tugasnya ketika konsentrasi nya terpecah.

Akhirnya, hari ini kami mengerjakan proyek perdana dengan lapang dada, dibilang berhasil ya tidak juga, namun dikatakan gagal kok ya tidak. Fikriy masih berperan menyiapkan Jelly, menuang semua bahan ke panci. Namun ketika sudah waktunya mencetak Jelly ke tempatnya,, di sini fikriy tiba-tiba zonk. Akibat fokusnya yang terbelah hihi. Ummi turun tangan untuk menuang ke cetakan yang sudah disiapkan.
Sesampainya di rumah Om dan Tante nya, fikriy terlihat malu-malu menawarkan Jelly rasa anggur yang sudah dimasukkan ke dalam wadah pendingin.