Showing posts with label Ibu Profesional Depok. Show all posts
Showing posts with label Ibu Profesional Depok. Show all posts

6/9/17

Cemilan Rabu 🍯 Materi #5: Menstimulasi Anak Suka Membaca Tahap Perkembangan Membaca Anak Usia Dini

🍯 *Cemilan Rabu* 🍯
*Materi #5:* *Menstimulasi Anak Suka Membaca*

*Tahap Perkembangan Membaca Anak Usia Dini*

📚Membaca adalah salah satu kemampuan bahasa yang penting bagi anak.

📚Membaca juga dapat meningkatkan daya imajinasi anak dan meningkatkan kosakata anak dan masih banyak manfaat membaca lainnya.

📜Berikut tahapan membaca yang dapat dilakukan oleh anak usia dini.

*Tahapan Perkembangan Membaca Anak Usia Dini*

*📖1. Tahap fantasi (Magical Stage)*
Anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berfikir bahwa buku itu penting, melihat atau membolak-balikkan buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya.

📖 *2. Tahap Pembentukan Konsep Diri Membaca (Self Concept Stage)*

Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan

📖 *3. Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)*

Pada tahap ini anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalnya serta sudah mengenal abjad

📖 *4. Tahap Pengenalan Bacaan (Take Off Reader Stage)*

Anak tertarik pada bacaan, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi atau papan iklan

📖 *5. Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stages)*

Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas, menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin mudah dibaca

Sumber:

https://ilmupengetahuanibu.com/2016/11/18/tahapan-perkembangan-membaca-anak-usia-dini/

https://yudhistira31.wordpress.com/2008/12/22/tahap-perkembangan-kemampuan-membaca-pada-anak/

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang/

⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛

Institut Ibu Profesional, Kelas Bunda Sayang, Materi ke #5 MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA

*Institut Ibu Profesional, Kelas Bunda Sayang, Materi ke #5*

_MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA_

🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹

Mari  kita mulai dengan bermain peran terlebih dahulu. Bayangkan kita adalah seorang dewasa dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia,   belum pernah mengetahui bahasa mandarin  kemudian tiba-tiba kita diberi Koran berbahasa mandarin dengan tulisan mandarin semua. Apa yang kebayang di benak kita semua?
Pusing?  Tidak tahu maksudnya? Lalu kita hanya melihat-lihat gambarnya saja?

Hal tersebut akan sama halnya dengan anak-anak`yang belum dibiasakan mendengarkan berbagai dialog bahasa ibunya, belum belajar berbicara bahasa ibunya dengan baik, tiba-tiba dihadapkan dengan berbagai cara belajar membaca bahasa ibunya tersebut yang berisi dengan deretan-deretan huruf yang masih asing di benak anak, diminta untuk mengulang-ngulangnya terus menerus dengan harapan anak bisa cepat membaca.

🍒 *KETRAMPILAN BERBAHASA*
Sebelum lebih jauh membahas tentang teknik menstimulasi anak membaca kita perlu memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya.

🍒 Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Keterampilan mendengarkan ( listening skills)
b. Ketrampilan Berbicara ( speaking skills)
c. Ketrampilan Membaca ( reading skills)
d. Ketrampilan Menulis ( writing skills)

Keempat tahapan tersebut di atas harus dilalui terlebih dahulu secara matang oleh anak. Sehingga anak yang *BISA MENDENGARKAN* ( Menyimak) komunikasi orang dewasa di sekitarnya dengan baik, pasti *BISA BERBICARA* dengan baik, selama organ pendengaran dan organ pengecapnya berfungsi dengan baik.

Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang *BISA MEMBACA, belum tentu terampil  mendengarkan dan berbicara dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya.*
Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah penting.
Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal Anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.
Pertanyaan selanjutnya mengapa banyak anak bisa membaca tetapi sangat sedikit yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan, bahkan diantara kita orang dewasapun sangat susah menuangkan gagasan-gagasan kita, apa yang kita baca, kita pelajari dalam bentuk tulisan?

Padahal  kalau melihat tahapan di atas anak yang BISA MEMBACA dengan baik pasti akan BISA MENULIS dengan baik.
Mengapa? Karena selama ini anak-anak kita hanya distimulus untuk *BISA* membaca tidak *SUKA MEMBACA*. Sehingga banyak diantara kita  BISA MENULIS huruf (melek huruf) tetapi tidak bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan (
MENULIS KARYA)
Terbukti  berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya dalam seribu masayarakat hanya ada satu masayarakat yang memiliki minat baca. Berdasarkan studi _"Most Littered Nation In the World"_ yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Padahal  program membaca  ini tidak hanya digencarkan oleh pemerintah dalam program literasinya, melainkan juga sudah diperintahkan di dalam salah satu kitab suci agama yang sebagaian besar dianut oleh bangsa Indonesia. Disana tertulis IQRA’( bacalah), perintah membaca adalah perintah pertama sebelum perintah yang lain turun.
Mengapa kita perlu membaca? Biasanya jawabannya klise yang muncul adalah agar kita bisa menambah wawasan kita, bisa membuka cakrawala dunia dll.

Jawaban di atas baik, tapi ada yang kita lupakan tentang tujuan  membaca ini yang jauh lebih penting, yaitu agar anak-anak kita lebih mengenal pencipta nya, karena membaca akan lebih membuat anak-anak  mengenal “siapakah dirinya”, maka disitulah dia mengenal siapa Tuhannya.

*MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA*

Sekarang kita akan belajar bagaimana tahapan-tahapan agar anak-anak kita *SUKA MEMBACA tidak hanya sekedar BISA. Agar ke depannya mereka SUKA MENULIS.*

🌼🌸🌼🌸🌼🌸

Kita akan memulai dengan berbagai tahap ketrampilan Berbahasa.

🍒 *TAHAP MENDENGARKAN*

a.*Sering-seringlah berkomunikasi* dengan anak, baik saat mereka di dalam kandungan, saat mereka belum bisa berbicara dan saat mereka sudah mulai mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya.

b.Buatlah berbagai *forum keluarga* untuk memperbanyak kesempatan anak mendengarkan berbagai ragam komunikasi orang dewasa di sekitarnya.

c.*Setelkan berbagai lagu anak*, cerita anak yang bisa melatih ketrampilan mendengar mereka.

d.*Bacakan buku-buku anak dengan suara yang keras* agar anak – anak bisa melihat gambar dan telinganya bekerja untuk mendengarkan maksud gambar tersebut.

e.*Sering-seringlah mendongeng/membacakan* buku sebelum anak-anak tidur. Jangan pernah capek, meski anak meminta kita mendongeng/membaca buku yang sama sampai puluhan kali. Begitulah cara menyimak,

🍒*TAHAP BERBICARA*

a.Di tahap ini anak belajar berbicara, kita sebagai orang dewasa belajar mendengarkan. Investasikan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendengarkan *SUARA ANAK*

b.*Jadilah pendengar yang baik*, disaat anak-anak ingin membacakan buku untuk kita, dengan cara mengarang cerita berdasarkan gambar, apresiasi mereka.

c.Jadilah murid yang baik, disaat anak-anak kita ingin menjadi guru bagi kita, dengan cara *membuat simulasi kelas*, dan dia menjadi guru kecil di depan.

d.*Ajaklah anak-anak bersilaturahim* sesering mungkin, bertemu teman sebayanya dan orang lain yang di atas usianya bahkan di bawah usianya untuk mengasah ketrampilan mendengar dan berbicaranya.

🍒*TAHAP MEMBACA*

a.*Tempelkan tulisan-tulisan dan gambar-gambar* yang jelas dan besar di sekitar rumah, terutama tempat-tempat yang sering di singgahi anak-anak

b.*Tempelkan tulisan/kata* pada benda-benda yang ada, misalnya, tempelkan kata- “televisi” pada pesawat televisi.

c.Buatlah *acara membaca bersama* yang seru, misalnya perpustakaan di bawah meja makan

d.Sekali waktu, *ajaklah* anak-anak ke pangkalan buku-buku bekas, pameran buku dan toko buku

e.Siapkan alat perekam dan *rekamlah* suara anak kita yang sedang membaca buku

f.Biasakanlah *surat-menyurat* dengan anak di rumah. Misalnya , dengan menempelkan pesan-pesan di kulkas atau buatlah parsi (papan ekspresi) di rumah

g.Dorong dan ajak anak kita untuk *membaca apapun* label-label pada kemasan makanan, papan reklame dan masih banyak lagi

h.Berikan *buku-buku berilustrasi* tanpa teks.  Warna mencolok dan menarik akan merangsang minat untuk membaca, sekaligus membangkitkan rasa ingiin tahunya. Selanjutnya berikan buku full teks dengan ukuran huruf yang besar-besar.

i.*Komik* juga menarik sebagai pemancing rasa ingin tahu dan gairah membaca anak (tentunya perlu selektif dalam memilih komik yang tepat).

j.Ajaklah anak *bertemu* dengan pengarang buku, ilustrator, komikus, penjual buku, bahkan penerbit buku.

k.*Dukung hobi anak* kita dan sangkut pautkan dengan buku.
Misalnya, buku tentang perangko untuk anak yang hobi mengkoleksi perangko, buku cerita tentang boneka untuk anak yang suka boneka dan sebagainya

l.*Budaya baca* bisa ditumbuhkan dari ruang keluarga yang serba ada. Ada buku-buku yang mudah diambil anak,  ada mainan anak,  ada karya-karya anak dalam satu ruangan tersebut.

m.Ajaklah anak untuk *memilih bukunya sendiri*, tapi tentunya dibawah bimbingan kita agar tidak salah pilih

n.*Contohkan kebiasaan membaca* dan mengkoleksi buku dengan sungguh-sungguh dan konsisten

o.*Buatlah pohon literasi keluarga*, caranya:
📌Masing-masing anggota keluarga memiliki pohon dengan gambar batang dan ranting, tempelkan di dinding.
📌Siapkanlah daun-daunan dari kertas sebanyak mungkin, setiap kali anak-anak selesai membaca, tuliskan judul buku dan pengarangnya di daun tersebut.
📌kemudian tempelkan di pohon dengan nama anak tersebut.

Cara ini bisa untuk melihat seberapa besar minat baca masing-masing anggota keluarga kita, hanya dengan melihat seberapa rimbun daun-daunan di pohon masing-masing.

🍒*TAHAP MENULIS*

a.*Siapkan satu bidang tembok* di rumah kita, tempelkan kertas flipchart besar disana dan ijinkan anak-anak untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan atau coretan.

b.Berilah kesempatan dan dorong anak kita untuk *menulis  apapun* yang dia lihat, dengar, pegang dan lain-lain

c.*Siapkan buku diary keluarga*, masing-masing anggota keluarga boleh menuliskan perasaaannya di buku diary tersebut, sehingga akan membentuk rangkaian cerita keluarga yang kadang nggak nyambung tapi seru untuk dibaca bersama.

d.*Buat buku jurnal/ buku rasa ingin tahu* anak dari kertas bekas,   ijinkan setiap hari anak menuliskan apa yang dia alami apa yang memunculkan rasa ingin tahunya di dalam buku tersebut.

e.*Hiraukanlah* tanda baca, huruf besar, huruf kecil dll, saat anak-anak mulai belajar menulis. Biarkanlah anak merdeka menuangkan isi pikirannya, hasil bacaannya, tanpa terhenti berbagai kaedah –kaedah menulis yang harus mereka pahami. Setelah anak-anak lancar menulis baru setahap demi setahap ajarkanlah berbagai macam kaedah ini.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang /

📚Sumber  Bacaan :

_Kontributor Anatalogi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, Gaza Press, 2014_

_Pengalaman Bunda Septi dalam mengembangkan ketrampilan berbahasa di keluarganya, Wawancara, Kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, 2017_

_Andi Yudha Asfandiyar. Creative Parenting Today : Cara praktis memicu dan memacu kreatifitas anak melalui pola asuh kreatif. Bandung : Kaifa. 2012_

http://www.supernanny.co.uk/Advice/-/Learning-and-Education/-/4-to-13-years/Help.-My-child-doesn’t-like-reading.aspx

5/12/17

Aliran Rasa Kenali Gaya Belajar Anak

Bismillahirrahmanirrahim,
Setelah Komunikasi Produktif, Melatih Kemandirian Anak, Proyek Keluarga maka level 4 di Kelas Bunda Sayang kali ini adalah tentang hal yang sangat mendasar, yaitu Mengenal Gaya Belajar Anak. Penting sekali belajar ini bahkan dalam agama Islam, perintah "Iqra" atau bacalah, diturunkan oleh Allah Ta'ala dalam Al Qur'an kepada Nabi Muhammad saw. Maka sebagai ummatnya, perintah ini adalah suatu kewajiban bagi setiap umat muslim untuk menuntut ilmu baik, ilmu agama maupun ilmu duniawi.

Dengan dua anak balita di rumah, maka dalam mengerjakan tugas kali ini, saya dan peserta kelas diberikan bimbingan dan arahan dalam memantau tipe gaya belajar anak, maupun gaya mengajar orang tua sebagai pengajar. Nah, pada saat awal diberikan tugas ini, yang terbayang dalam benak adalah bagaimana caranya mengajarkan anak yang bahkan duduk 2 menit dengan khidmat saja, rasanya masih jauh banget hihi. Apalagi kalau disuruh belajar dengan tenang, apakah mungkin? Ternyata alhamdulillah setelah dijelaskan oleh tim fasilitator, mengenal gaya belajar anak ini dilakukan dalam bentuk observasi dari semua kegiatan yang dikerjakan anak ketika bermain seperti biasa di rumah. Tugas orang tua adalah menemani bermain sambil merekam dengan baik kecenderungan masing-masing anak.

Fikriy sebagai anak sulung, setelah kami amati ternyata cukup besar kecenderungan ke arah gaya belajar audio dan visual. Berdasarkan table Indikator di bawah ini.





Sebagai pengajar, berkali-kali saya pribadi dibuat terkagum-kagum dengan daya tangkap, daya tiru dan daya ingat seorang anak hanya dengan memberikan satu stimulasi sederhana saja. Dan dengan begitu besarnya kapasitas seorang anak untuk belajar rasanya banyak hal yang ingin saya ajarkan kepada anak-anak sebagai bekal mereka nanti. Namun tak jarang pula kadang saat mereka tertidur dan saya memiliki waktu sedikit, sedih juga teringat akan waktu yang terbuang sia-sia ketika saya tidak mengisinya dengan sebaik mungkin. Faghfirli ya Allah... 

4/12/17

Aliran Rasa Level 3 Kelas Bunda Sayang My Family My Team

Bismillahirrahmanirrahim,

Izinkan saya membuka tulisan ini dengan mengutip riwayat oleh Ahmad dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia berkata :

Aku menjadi pembantu Nabi Shallallahu' alayhi wa sallam selama sepuluh tahun. Tidaklah beliau memberiku perintah, lalu aku lama mengerjakannya, atau tidak aku kerjakan sama sekali, melainkan beliau tidak mencelaku. Apabila ada salah satu anggota keluarga beliau yang mencelaku beliau bersabda, "Biarkanlah dia. Kalau dia mampu, pasti dilakukannya."

Inilah suri tauladan yang dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad Shallallahu' alayhi wa sallam yang tidak banyak mencela perilaku anak-anak. Sementara saya sambil beristighfar karena kurangnya ilmu dan dangkalnya kesabaran, masih terlalu sering melihat kekurangan anak-anak, mengeluhkan hal-hal remeh, dan berandai-andai panjang atas hal yang tidak perlu.

Ketika diberikan tugas tentang Proyek Keluarga di kelas Bunda Sayang IIP, terbayang lah semua kerumitan di depan mata. Bagaimana merancang beberapa proyek keluarga, satu saja rasanya terlalu berat dilakukan dengan dua anak balita ini, apalagi proyek keluarga yang minimal dijalankan dalam waktu 10 hari. Apakah mungkin keluarga kecil saya bisa menjadi tim yang solid, belum lagi dengan kerjaan rumah, kelas Online dan offline lainnya, ah rasanya banyak challenge yang sudah menghadang bahkan sebelum saya melangkah. Namun, yang membesarkan hati saya saat membaca detail penjelasan tentang tugas saat itu, adalah proyek keluarga itu bukanlah sesuatu yang kompleks, bisa dimulai dengan hal-hal yang sederhana, namun dilakukan dalam koridor dua hal yaitu aktivitas dan organisasi plus manajemen. Sehingga lahirlah sebuah proyek keluarga.

Dalam perjalanannya, justru sayalah sebenarnya yang belajar kembali tentang Manajemen Proyek yang dulu kerap saya kerjakan di kantor. Rasanya jauh berbeda, kalau dulu dengan Excel, kali ini dengan time table sederhana, target-target kecil yang tampak di depan mata, dan ternyata semua perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi menjadi begitu kaya dengan warna dan pernak-perniknya. Ada masa serunya, kadang penuh tangis, sehingga proyek keluarga menjadi tak berjalan sesuai dengan rencana. Namun, disitulah kesabaran berbuah. Pengharapan diuji atas diri saya, apakah bisa menahan bibir dari rangkaian perkataan dan sikap yang tidak baik ketika kecewa dengan proses yang sedang berjalan.

Proyek keluarga pertama yang kami lakukan justru tidak berjalan mulus sesuai dengan rencana. Namun saat itu tetap saya amati, tulis dan apresiasi meski rasanya ingin mengambil alih kemudian agar proyek berjalan on track. Saat itulah biasanya saya bertanya jujur pada diri sendiri, sebenarnya apa tujuan proyek keluarga ini kami lakukan. Apakah untuk selesai sempurna saja, karena jika itu tujuannya maka saya takut akan berhasil sebagai kolektor badge saja.
Saat tidak berharap terlalu banyak pada anak-anak saya, justru itulah turning point nya, terlihat bagaimana seorang anak dengan upayanya sendiri memiliki ownership yang begitu kuat untuk memastikan Jelly yang sudah dibuat dengan porsinya, sampai dan dimakan untuk Om nya. Deliverables nya malah lebih jauh dari yang sekedar saya harapkan yaitu membuat nuitrijel. Ini anak malah memikirkan bagaimana agar Jelly itu bisa dinikmati oleh targetnya. Menakjubkan bukan!

Sehingga saya seringkali meminta maaf kepada anak-anak, atas ketidaksabaran dalam menahan diri untuk tidak menjadi komentator yang bisa memadamkan nyala api semangat seorang anak yang ingin belajar banyak hal di dunia ini, semata karena menganggap bahwa si anak masih terlalu dini dan butuh bantuan. Akhirnya sekarang, saya berusaha kuat-kuat, menggigit bibir sendiri agar bisa menahan diri untuk tidak selalu terjun memberikan bantuan karena dengan demikian anak akan belajar lebih banyak lagi.

Semoga kami sebagai kedua orang tua, dapat mengemban amanah yang tidak boleh dilalaikan, agar menjadi sosok - sosok climbers yang memiliki daya juang dan tangguh dalam menghadapi semua tantangan di masa mendatang.

"Family Project", "Bunda Sayang", "IIP", "KuliahBunsayIIP", "My Family My Team", Game Level3

4/9/17

FAMILY PROJECT

_Review  Game Level  #3  Tantangan 10 Hari_
*Bagian 1*

*FAMILY PROJECT*

Selamat buat teman-teman yang sudah berhasil melampaui tantangan 10 hari di game level 3 ini tentang Family Project. Mulai dari bingung memahami apa itu family project, sampai akhirnya ada yang banyak ketagihan untuk memaknai setiap aktivitas menjadi  sebuah projek yang menyenangkan.

Family Project  adalah aktivitas  yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama   oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.

Jangan terlalu berat memikirkan sebuah family project, mulailah dari aktivitas-aktivitas sehari-hari yang biasa kita kerjakan di rumah, kemudian tambahkan manajemen dan organisasinya, jadilah sebuah family project.

Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut

*ACTIVITY + MANAGEMENT AND ORGANIZATION = PROJECT*

*MANFAAT FAMILY PROJECT*
 

☘Family Project merupakan salah satu sarana pendidikan bagi seluruh anggota keluarga. Saat ini semakin sedikit keluarga yang menerapkan konsep pendidikan di dalam rumahnya, banyak diantara mereka menjadikan rumah sebagai sarana berkumpulnya anggota keluarga saja tanpa adanya aktivitas pendidikan. Sehingga makna berkumpulnya menjadi hambar, sekedar kumpul dan  kadang berlalu begitu saja tanpa arti.

 

☘Family Project juga menjadi salah satu sarana untuk membangun “bonding” di dalam keluarga. Tercipta ikatan batin antar anggota keluarga, sehingga hubungan menjadi semakin indah dan harmonis.

 

☘Family Project bisa juga digunakan sebagai sarana “Check Temperature" keluarga kita. Apakah hubungan antar anggota keluarga dalam kondisi adem ayrm berada di suhu normal atau sedang ada gesekan-gesekan yang selama ini tidak terlihat,  sehingga ada tantangan kecil saja selama menjalankan family project, suhu sudah memanas.

 

☘Family Project sarana menguatkan core values keluarga. Core Values tidak bisa hanya dituliskan besar-besar di kertas dan di tempel di dinding rumah. Core Values harus diujikan untuk mendapatkan sebuah keyakinan bahwa hal tersebut layak diperjuangkan. Ujian itu lewat family project.

 

☘Family Project apabila dijalankan denga sungguh-sungguh maka akan menjadi pijakan kita dan keluarga ke surga Apabila keluarga kita memang sedang berjalan menuju surga, maka tidak perlu menunggu sampai di akherat untuk merasakannya, kita bisa merasakannya sekarang saat di dunia bersama keluarga kita.

 

*BAGAIMANA CARA MEMBESARKAN FAMILY PROJECT ANDA?*

Diperlukan 2 hal penting untuk membesarkan Family Project yaitu KONSISTENSI dan KOMUNIKASI

 

*KONSISTENSI*

Konsistensi itu sangat bergantung pada hal-hal berikut ini:

a. Apakah family project ini membahagiakan seluruh anggota keluarga? ( Fun)

b. Apakah family project sejalan dengan values yang sedang diperjuangkan di dalam keluarga kita? ( values)

c. Seberapa unik family project anda dibandingkan family project yang lain? ( uniqueness)

d. Apa alasan kuat dari salah satu, sebagian atau seluruh anggota keluarga untuk menjalankan family project ini? ( Reason)

 
*KOMUNIKASI*

Komunikasi menjadi hal yang utama dalam rangka memperbesar family project kita, karena akan sangat bermanfaat untuk memantau dan membesarkan perjalanan family project dan membangun portofolio keluarga dalam menjalankan family project. Ada komunikasi internal dan ada komunikasi eksternal. Di dalam kedua komunikasi tersebut diperlukan dua hal yaitu MEDIA dan KONTEN

 
_Komunikasi Internal_

*MEDIA KOMUNIKASI*

*FAMILY FORUM*

Family forum adalah forum-forum ngobrol keluarga yang dibangun untuk mengetahui hobi anak-anak, aktivitas harian mereka, tren pengetahuan dan berita yang ada saat ini, kebutuhan seluruh anggota keluarga dan masalah atau tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi oleh seluruh anggota keluarga.

Family forum ini bentuknya bisa beragam mulai dari ngeteh bersama ( tea time), ngopi bersama ( coffee break), ngegame bersama ( play on), ngemil bersama ( snack time) dll.

*KONTEN KOMUNIKASI*

Kami perlu menekankan sekali lagi tentang konten komunikasi. Satu hal yang sangat perlu kita ingat adalah kalimat ini:

*LAKUKAN APRESIASI, BUKAN EVALUASI*

Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan  membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.

Apabila ada hal-hal yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang  melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.

 

*BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI*

 
Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di Ibu Profesional, forum keluarga seperti ini terkenal dengan nama

*MASTER MIND*

Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:

a. Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?

b. Apa yang sudah baik?

c. Minggu depan hal baik apa yang akan kita lakukan?

Perbanyaklah apresiasi di forum-forum keluarga ini sehingga memunculkan inovasi-inovasi kecil yang dilakukan secara istiqomah di setiap kesempatan.

_Komunikasi Eksternal_

Family Project yang kita lakukan di dalam keluarga sebaiknya kita share kan ke dunia luar bisa via presentasi di depan para ahli yang memang kompeten di bidangnya. Di komunitas-komunitas keluarga yang selalu peduli terhadap perkembangan anak, maupun di media sosial yang kita miliki.

Proses berbagi mimpi dan inspirasi ini sangat bermanfaat untuk membesarkan family project kita dan proses bertemunya anak-anak dengan para sang maestro di bidangnya.

*AMATI ,TERLIBAT, TULIS*

Tantangan 10 hari yang sudah teman-teman lakukan ini sebenarnya membuat kita agar mau mendokumentasikan setiap aktivitas anak-anak, sehingga kita sebagai orangtua bisa mengamati perkembangan anak-anak dengan valid berdasarkan data dan tulisan kita.

 
Kita tidak akan pernah membandingkan anak-anak kita dan keluarga kita, dengan anak-anak orang lain dan keluarga orang lain. Karena diri kita sudah terlalu sibuk untuk mengamati diri sendiri, sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk mengamati rumput tetangga.

Salam Ibu Profesional,

 
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber Bacaan:

https://padepokanmargosari.com/2017/04/02/catatan-perak-2017-1-family-project/

4/6/17

"We love Jelly! How about you?" Tantangan Day 10 My Family My Team

Bismillahirrahmanirrahim,

Tadi pagi di catatan harian ummi, jadual proyek bersama di hari ke 10 adalah membuat jelly yang sebenarnya merupakan proyek pertama, namun qadarullah karena manajemen waktu yang kurang baik dan berujung pada mood anak-anak yang tidak siap untuk beraktivitas. Nah, sampai maghrib sebenarnya ummi belum berhasil membujuk fikriy untuk membuat Jelly, dan dalam benak sempat terlintas mungkin Fikriy sudah jenuh dengan proyek yang melibatkan dapur hihi. Tapi alhamdulillah tak lama sesudah maghrib akhirnya Fikriy sendiri yang mengajak ke dapur untuk membuat Jelly. Wah, senangnya! Langsung deh semangat berbaris ke dapur.. 

Membuat Jelly ini juga cukup simpel, bahannya cuma membutuhkan 1 sachet Nutrijel rasa apa saja, 2 sendok sayur (tidak munjung) gula pasir dan 700ml air matang. Semuanya, kecuali memasak di atas kompor, dilakukan oleh fikriy. Dede yang juga antusias ikut menjinjitkan kakinya dan berusaha menggapai Jelly yang dituang Fikriy ke dalam cetakan aneka hewan dan alat transportasi. 

Alhamdulillah, sekitar 15 menit akhirnya jelly selesai dan 1 papan sendiri habis buat fikriy hihi laper apa doyan ya ini? Sisanya disiapkan untuk Ayah, ummi dan dede. 

4/5/17

"Let's Make Muffins!" Tantangan Day 9 My Family My Team

Bismillahirrahmanirrahim,

Masuk ke Hari 9 Tantangan My Family My Team yang seharusnya kemarin dikerjakan tapi diundur sehari karena mood Fikriy yang belum begitu okay hihi. Maunya masih leyeh-leyeh saja di kasur soalnya. Alhamdulillah kemarin sebelum maghrib, kami mencoba membuat kue Muffin dengan pisang tanduk yang dibeli dua hari lalu. Bahannya juga memakai yang ada di rumah dan karena timbangan ummi masih rusak, walhasil untuk mengukur bahan ummi pakai gelas ukur hihi. Sambil memperbanyak doa mudah-mudahan kue tidak jadi mubazir.

Nah apa saja bahannya untuk membuat kue Muffin pisang ini? Ini yaa bahan-bahannya :

Bahan A
- tepung terigu untuk kue
- DABP

Bahan B
- pisang tanduk, potong kecil
- telur 1 buah yang besar
- gula pasir
- minyak goreng

Topping sesuai selera. Kami pakai keju cheddar potong kecil.

Cara membuat
1. Ayak semua bahan A, sisihkan di 1 wadah
2. Aduk rata bahan B, kalau pisangnya masih agak grindil gapapa, nanti setelah di oven enak kok.
3. Buat lubang di bahan A, tuang bahan B, aduk dengan whisk, pelan saja yang penting tercampur. Sekitar 10-15 adukan searah.
4. Siapkan oven, suhu 200 derajat. Kemudian di loyang Muffin (karena kami tidak pakai kertas cetakan Muffin), oleskan sedikit mentega agar tidak lengket. Isi kira-kira 1/3 atau lebihkan sedikit, kemudian beri topping.
5. Over sekitar 30 menit.

Nah, pada saat mengaduk, mengayak, dede kebetulan udah bangun, jadi deh ikutan action. Sementara Fikriy, mungkin karena baru sekali, bertahan hingga mengayak tepung saja hihi. Selanjutnya menuang ke loyang dibantu ummi. Nanti ayah pulang kantor, dan kalau masih ada sisa, bisa jadi sarapan ayah sambil minum kopi sebelum ke kantor deh!

Selamat mencoba yaaaa :)

4/3/17

"Bikin Kue Muffin, Yuk!" Tantangan Day 7 My Family My Team

Bismillahirrahmanirrahim,

Hari ini adalah hari persiapan untuk proyek keempat keluarga kami. Terinspirasi setelah melihat cookpad, ketika mencari menu kue Muffin, kira-kira ada tidak ya yang no mixer karena kebetulan mixer di rumah sedang dipakai oleh bude-nya Fikriy. Fikriy sendiri ketika ummi tawarkan untuk membantu persiapan trial, terlihat sedikit lemas, karena memang sejak semalam kurang enak badan dan demam. Dia hanya menjawab, "Besok aja ya, ummi"..
Sementara ummi, karena masih ada waktu sekitar sejam setengah sebelum adzan Maghrib, akhirnya memutuskan untuk mencoba salah satu resep dulu, untuk meminimalisir resiko kue bantet Hahaha. Apalagi timbangan digital terakhir yang ummi punya, sudah wafat alias habis batrenya, jadi tadi menakar dengan perkiraan dan doa-doa mudah-mudahan adonan tidak jadi mubazir.

Adapun bahan yang diperlukan adalah :
- Tepung terigu untuk membuat kue (berwarna biru muda)
- DABP
- Baking Powder
- Garam
- Margarine dilelehkan
- Telur
- Gula pasir
- Keju cheddar, potong kecil sebagai topping
- Cokelat tabur sebagai topping

Alhamdulillah semua persiapan bahan cukup lengkap, sambil mengayak adonan tepung, ummi mengeluarkan oven dan cetakan Muffin. Dede sebagai tim hore bolak-balik melihat dari dekat adonan yang sudah masuk cetakan, begitu juga fikriy. Sekitar 40 menit kemudian, alhamdulillah kue Muffin percobaan ummi selesai, dibilang sukses sepertinya masih perlu banyak improvement hihi. Tapi dibilang gagal, menurut ayah yang mencoba ketika kembali dari kantor, cukup pas "yeeay!

Besok, Insyaallah kami akan membuat kue Muffin bersama-sama. Mudah-mudahan hasilnya akan lebih baik yaa!